Home | Looking for something? Sign In | New here? Sign Up | Log out

Sabtu, 03 Maret 2012

Sabtu, 03 Maret 2012
My brothers & sisters,

Film 2012 memiliki simbol subliminal yang sangat tinggi, film ini lebih banyak berbicara mengenai dampak Pemanasan Global dibandingkan apa yg mereka sebut dng 'Hari Kiamat'. Haa, kenapa bisa begitu?
Pertama, bila Anda memperhatikan simbol Codex Magica yang ditunjukkan oleh Presiden Amerika (yg tentu tidak kebetulan juga berkulit hitam spt Obama) maka sign symbol berbentuk kepakan tangan itu artinya adalah kebebasan atau kemenangan. Artinya, apa yang direncanakan oleh elit zionis dalam film itu harus dijalankan seperti itu dan harus berhasil. Bukan dengan menciptakan mega disaster yang merupakan kopi-paste dr azab yg ditujukan pd umat Nabi Nuh, tapi dengan menciptakan mind-control disaster, yaitu
membuat manusia percaya pada kebangkitan sosialisme.

Kedua, kapal besar yang dibuat di China yang menyelamatkan umat manusia dari kehancuran adalah simbol kebangkitan sistem sosialis yang akan mengantarkan umat manusia ke 'benua baru' yang dalam
film digambarkan sebagai Afrika. Pertanyaannya mengapa Afrika? Karena bila program REDD dan Cap & Trade bisa terealisasi maka Afrika akan menjadi benua yang mendapatkan bantuan keuangan terbesar. IPCC Jerman dalam sebuah wawancara dng Harian Sunday menyatakan "Afrika akan memenangkan permainan Global Warming ini,
ke sanalah uang besar akan mengalir." Ini jawaban dalam film 2012 mengapa kapal besar sosialis membawa umat manusia ke benua Afrika.

Ketiga, bila kita perhatikan salah satu script (sebenarnya ada banyak dialog yg memperkuat landasan film 2012 ini sbg film tentang sosialisme tapi sy menjelaskan yg terpenting saja), dialognya spt ini :

YELLOWSTONE PARK

The activity on the coast...
...is not caused by tecto...
By regular earthquakes.

And these surface cracks have
nothing to do with shifting fault lines.

You suggesting this could be the
beginning of the Cho Ming operation?

Apakah mereka bicara tentang gempa bumi biasa? Tidak, mereka bicara tentang HAARP dan salah satu patahan terbesar di dunia yang berada di Tibet. Lobsang Rampa dalam buku Mata Ketiga, mengatakan
di Tibet terdapat sebuah dataran setinggi 3000 meter namun ditumbuhi oleh tetumbuhan yang mestinya hidup di dataran rendah hingga di dasar laut. Ini membuktikan sejarah bangsa Tibet yg juga menulis tentang Banjir Besar yang ternyata sezaman dng banjir Nabi Nuh, yang membuat dataran rendah terangkat naik ke atas
bukit dan membentuk kehidupan organik tetumbuhan di sana. Di Tibet inilah (dalam film tsb) proyek bendungan didirikan. Inilah yg dimaksud Cho Ming Operation. Saya jadi ingat gempa bumi di Sichuan, Mei 2008 yang juga ditengarai akibat aktifitas HAARP. Berdasarkan riset ini kemudian film 2012 mengkopi-paste salah satu peristiwa banjir terbesar dalam sejarah tiga agama besar, Islam, Kristen dan Yahudi.

Lalu kita lompat pada script selanjutnya,

An unprecedented international
endeavor is underway.

At this point,
46 nations are invested in this thing.

Laura's a smart girl.
She'll understand.

That thing in Paris, we're not involved
in any of that, are we?

Sebuah rencana besar yg mendukung isu lingkungan digelar di Paris, di mana Amerika tidak terlibat. (we're not involved)
Ada 46 negara memberikan dukungan terhadap rencana tersebut. Apa itu? Sebuah persekutuan politik 46 negara (tdk termasuk AS, China dan Rusia) utk mencari solusi melawan Pemanasan Global yang mengancam kehidupan umat manusia. Ya.. lagi-lagi mereka bicara tentang Pemanasan Global.

Akhirul kalam, sy belum membaca semua skrip film 2012 ini, namun dari 11 scene pertama saja saya menemukan banyak sekali dialog 'simbol' yang membawa kita sbg penonton pada isu Pemanasan Global.
Sekali lagi, film ini tidak bercerita ttg ramalan bangsa Maya, namun tentang upaya terselubung zionisme mengembalikan kejayaan sosialisme setelah kejatuhan kapitalisme saat ini. Be aware...

source: fb

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 

Follow me in the Fb

Followers

Page Range

Mutiara Kata

“Kita asyik dengan pertarungan militer, sukses menempa hati ikhlas, berhasil menciptakan cinta mati syahid. Tetapi, kita lalai memikirkan kekuasaan (politik). Kita tak sepenuh hati menggelutinya. Kita masih memandang bahwa politik adalah barang najis. Akhirnya, kita sukses mengubah arah angin; kemenangan dengan pengorbanan yang mahal bisa kita raih. Tetapi, menjelang babak akhir, saat kemenangan siap dipetik, musuh-musuh melepaskan tembakan ‘rahmat’ untuk menjinakkan kita.” (Tokoh Jihad Afghan-Arab)