Home | Looking for something? Sign In | New here? Sign Up | Log out

Kamis, 10 November 2011

GERAKAN TOLAK OBAMA TOLAK KAPITALISME TEGAKKAN SYARIAH DAN KHILAFAH

Kamis, 10 November 2011

GERAKAN
TOLAK OBAMA
TOLAK KAPITALISME
TEGAKKAN SYARIAH DAN KHILAFAH



DASAR PEMIKIRAN
Obama datang ke Bali pada tanggal 17-19/11/11 untuk menghadiri pertemuan: (1) ASEAN dengan Amerika; (2) ASEAN-ASIA Timur. Agenda: Deklarasi Kode Etik Laut China Selatan. Pertemuan tersebut dihadiri kepala negara: ASEAN, Australia, Korsel, China, Jepang, Rusia, India, dan Amerika.
Kunjungan ini merupkan kelanjutan dari keikutsertaan Secretary of State Amerika Serikat Hillary Clinton  pada konferensi tingkat menteri ASEAN yang diselenggarakan di Bali 22 Juli dan pertemuan dengan para menteri luar negeri dari Pertemuan Puncak Asia Timur (East Asia Summit). Pada beberapa kali pertemuan tersebut Hillary Clinton mengklaim AS berperan besar bagi keamanan Asia. Sementara itu Menlu Republik Indonesia Marty M. Natalegawa, pada pertemuan tingkat menlu ASEAN di Bali 22 Juli mengatakan bahwa KTT ini untuk menyiapkan KTT ASEAN ke-19 dan KTT ke-6 Asia Timur di Bali, November nanti.
Di balik semua rangkaian KTT di atas dan tentunya KTT yang akan dilakukan November mendatang, tentu ada kepentingan dan grand strategy Amerika Serikat di dunia, khususnya di Asia Tenggara dan Asia Timur. Karena itu, rakyat Indonesia semestinya tidak gampang berbesar hati seolah dikunjungi oleh pejabat penting sebuah negara besar. Rakyat Indonesia juga mesti waspada, apa hidden agenda dari kunjungan tersebut.
AS memiliki kepentingan regional yang sangat penting di Asia Timur-Pasifik dan Asia Tenggara.  Asia Timur – Pasifik merupakan wilayah yang sangat luas dan beragam. Amerika Serikat sebagai negara Pasifik berhadapan langsung dengan Uni Soviet (kini Rusia). Selain itu kini ada Jepang dan Cina yang walaupun kekuatannya belum sampai ke level dunia, secara historis dan potensial kedua negara ini pernah dan akan menjadi ancaman serius pada masa mendatang.
Sedangkan untuk kawasan Asia Tenggara dari beberapa aspek mungkin kehilangan signifikansi nilai strategisnya dibandingkan dengan kawasan lainnya. Meskipun demikian, Amerika Serikat tetap memiliki kepentingan yang sangat luas di bidang ekonomi, politik serta keamanan di kawasan ini.  Letak Asia Tenggara yang sangat strategis tentu saja menempatkan Asia Tenggara sebagai kawasan yang sangat penting baik dari sisi ekonomi maupun keamanan. Oleh karena itu, Amerika Serikat memiliki sejumlah kepentingan untuk akses bebas dan terbuka di jalur di Asia Tenggara, baik untuk kepentingan ekonomi (prosperity) maupun militier (national security).
Secara garis besar ada dua kepentingan Amerika Serikat di Asia Tenggara. Pertama: Asia Tenggara membuka garis laut, karena sebagian besar perdagangan dunia melewati selat Malaka. Kedua: Asia Tenggara penting sebagai pos untuk pergerakan kehadiran militer Amerika Serikat di Pasifik Barat dan Samudera Hindia.
Asia Tenggara secara geopolitik sangat krusial tidak hanya untuk kepentingan nasional Amerika Serikat, tetapi juga secara global. Jalur laut yang melintasi kawasan Asia Tenggara mempunyai fungsi yang vital bagi ekonomi Jepang dan Republik Korea, Cina dan Amerika Serikat sendiri.
Perhatian Amerika Serikat di kawasan Asia Tenggara juga lebih diarahkan untuk menghadapi semakin besarnya kekuatan Cina di berbagai bidang, karena Amerika Serikat memprediksikan Cina dapat menjadi negara yang paling berpengaruh setelah AS dalam 20 tahun ke depan. Sekarang ini, Amerika Serikat berupaya keluar dari ketergantungannya pada minyak dan gas bumi. Amerika Serikat mendorong kerjasama di bidang energi melalui berdirinya Global Energy Forum. Upaya ini terkait dengan upaya pemulihan ekonomi dalam negeri yang diterpa krisis ekonomi global. Dalam konteks ini, seperti Australia, Amerika Serikat berulang-ulang menegaskan dukungannya terhadap pemberlakuan otonomi khusus bagi provinsi Papua dan Papua Barat. Menurut Doktrin Mac Arthur, wilayah Papua merupakan wilayah yang kaya sumberdaya alam dan sangat cocok untuk dijadikan Sub base Marine (pangkalan militer) Amerika Serikat dan sekutunya. Telah berkali-kali Amerika Serikat dan negara-negara Commonwealth mengintervensi masalah Papua melalui IPWP dan AWPA yang berkedok HAM.
Jelaslah bahwa kedatangan Obama ke Bali November mendatang memiliki agenda jahat menguatkan hegemoni kapitalisme dan imperialisme AS di kawasan Asia Tenggara dan Asia Timur. Sangat tidak masuk akal pemerintah negeri ini duduk bersama AS dan menjamunya bak tamu agung, padahal tamu itu adalah penjajah. Sungguh sangat tidak logis dan tidak berpikir.

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 

Follow me in the Fb

Followers

Page Range

Mutiara Kata

“Kita asyik dengan pertarungan militer, sukses menempa hati ikhlas, berhasil menciptakan cinta mati syahid. Tetapi, kita lalai memikirkan kekuasaan (politik). Kita tak sepenuh hati menggelutinya. Kita masih memandang bahwa politik adalah barang najis. Akhirnya, kita sukses mengubah arah angin; kemenangan dengan pengorbanan yang mahal bisa kita raih. Tetapi, menjelang babak akhir, saat kemenangan siap dipetik, musuh-musuh melepaskan tembakan ‘rahmat’ untuk menjinakkan kita.” (Tokoh Jihad Afghan-Arab)