Home | Looking for something? Sign In | New here? Sign Up | Log out

Rabu, 15 September 2010

Puisiku Untuk Mu

Rabu, 15 September 2010
pinter nya para pemimpin kita 
mengacu hukum ke negri belanda
pinternya para pemimpin kapitalis 
menimba ilmu hukum ke negri inggris
gak ada yang lebih logis?
semua hanya utopis...

jauh-jauh mencari KUTIL
sudah mahal tak ada hasil
berharap adil ternyata bathil 
para pemimpin bakhil
sukanya jahil
duit rakyat dibuat usil

seberapa pinterkah para pemimpin kita?
tidaklah sepintar yang kita duga
pemimpin atau kah pembebek?
masa kita ga melek?
pemimpin modal ketek 
maunya tak sobek-sobek

mengikuti penjajah lebih mudah
hukum Allah dianggap sampah
oh, tidak itu kah yg disebut pemimpin amanah?
menebar janji sampai mulut berbusah
yang ada hanya tipuan sampah

sampai kapan kah negri ini terpuruk?
sampai para cecunguk itu pada busuk..

negri pengekor 
para pemimpinnya tukang molor
tidak lebih mulya dari penjual kolor
maunya sih sohor
yang ada malah tekor
wah dasar pengekor..

gak sadarkah kita telah tertipu
inilah kerjaan pemimpin dungu
banyak bergaya banyak belagu

saatnya kita hijrah
dari negri sampah ke negri gemah ripah
hanya lewat syariah kita bisa berubah
ya.. hanya dengan al quran dan assunah
kita bisa berubah dan terarah
terapkan syariah
tinggalkan hukum-hukum jahiliah
tegakkan kembali khilafah alaminhajjin nubuah
sesuai al quran dan assunah
insya Allah berkah
dunia akhirat pasti bungah ...

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 

Follow me in the Fb

Followers

Page Range

Mutiara Kata

“Kita asyik dengan pertarungan militer, sukses menempa hati ikhlas, berhasil menciptakan cinta mati syahid. Tetapi, kita lalai memikirkan kekuasaan (politik). Kita tak sepenuh hati menggelutinya. Kita masih memandang bahwa politik adalah barang najis. Akhirnya, kita sukses mengubah arah angin; kemenangan dengan pengorbanan yang mahal bisa kita raih. Tetapi, menjelang babak akhir, saat kemenangan siap dipetik, musuh-musuh melepaskan tembakan ‘rahmat’ untuk menjinakkan kita.” (Tokoh Jihad Afghan-Arab)