Home | Looking for something? Sign In | New here? Sign Up | Log out

Jumat, 23 November 2012

.::|| Misteri Tentara ALLAH Berwujud Malaikat GAZA ||::.

Jumat, 23 November 2012
0 komentar


Kejadian - Kejadian Aneh Dan Misterius Seputar Perang Gaza. Gaza, itulah nama hamparan tanah yang luasny
a tidak lebih dari 360 km persegi. Berada di Palestina Selatan, “potongan” itu “terjepit” di antara tanah yang dikuasai penjajah Zionis Israel, Mesir, dan laut Mediterania, serta dikepung dengan tembok di sepanjang daratannya.

Sudah lama Israel “bernafsu” menguasai wilayah ini. Namun, jangankan menguasai, untuk bisa masuk ke dalamnya saja Israel tidak mampu.

Kejadian - Kejadian Aneh Dan Misterius Seputar Perang Gaza.

Sudah banyak cara yang mereka lakukan untuk menundukkan kota kecil ini. Blokade rapat yang membuat rakyat Gaza kesulitan memperoleh bahan makanan, obat-obatan, dan energi, telah dilakukan sejak 2006 hingga kini. Namun, penduduk Gaza tetap bertahan, bahkan perlawanan Gaza atas penjajahan Zionis semakin menguat.

Akhirnya Israel melakukan serangan “habis-habisan” ke wilayah ini sejak 27 Desember 2008 hingga 18 Januari 2009. Mereka”mengguyurkan” ratusan ton bom dan mengerahkan semua kekuatan hingga pasukan cadangannya.

Namun, sekali lagi, negara yang tergolong memiliki militer terkuat di dunia ini harus mundur dari Gaza.

Di atas kertas, kemampuan senjata AK 47, roket anti tank RPG, ranjau, serta beberapa jenis roket buatan lokal yang biasa dipakai para mujahidin Palestina, tidak akan mampu menghadapi pasukan Israel yang didukung tank Merkava yang dikenal terhebat di dunia. Apalagi menghadapi pesawat tempur canggih F-16, heli tempur Apache, serta ribuan ton “bom canggih” buatan Amerika Serikat.

Akan tetapi di sana ada “kekuatan lain” yang membuat para mujahidin mampu membuat “kaum penjajah” itu hengkang dari Gaza dengan muka tertunduk, walau hanya dengan berbekal senjata-senjata “kuno”.

Itulah pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala yang diberikan kepada para pejuangnya yang taat dan ikhlas. Kisah tentang munculnya “pasukan lain” yang ikut bertempur bersama para mujahidin, semerbak harum jasad para syuhada, serta beberapa peristiwa “aneh” lainnya selama pertempuran, telah beredar di kalangan masyarakat Gaza, ditulis para jurnahs, bahkan disiarkan para khatib Palestina di khutbah-khutbah Jumat mereka.

Wartawan kami, Thoriq, merangkum kisah-kisah “ajaib” tersebut dari berbagai sumber untuk para pembaca yang budiman. Selamat mengikuti. ***

:: Pasukan 'Berseragam Putih' di Gaza

Ada “pasukan lain” membantu para mujahidin Palestina. Pasukan Israel sendiri mengakui adanya pasukan berseragam putih itu.

Suatu hari di penghujung Januari 2009, sebuah rumah milik keluarga Dardunah yang berada di antara Jabal Al Kasyif dan Jabal Ar Rais, tepatnya di jalan Al Qaram, didatangi oleh sekelompok pasukan Israel.

Seluruh anggota keluarga diperintahkan duduk di sebuah ruangan. Salah satu anak laki-laki diinterogasi mengenai ciri-ciri para pejuang al-Qassam.

Saat diinterogasi, sebagaimana ditulis situs Filisthin Al Aan (25/1/2009), mengutip cerita seorang mujahidin al-Qassam, laki-laki itu menjawab dengan jujur bahwa para pejuang al-Qassam mengenakan baju hitam-hitam. Akan tetapi tentara itu malah marah dan memukulnya hingga laki-laki malang itu pingsan.

Selama tiga hari berturut-turut, setiap ditanya, laki-laki itu menjawab bahwa para pejuang al-Qassam memakai seragam hitam. Akhirnya, tentara itu naik pitam dan mengatakan dengan keras, “Wahai pembohong! Mereka itu berseragam putih!”

Cerita lain yang disampaikan penduduk Palestina di situs milik Brigade Izzuddin al-Qassam, Multaqa al-Qasami, juga menyebutkan adanya “pasukan lain” yang tidak dikenal. Awalnya, sebuah ambulan dihentikan oleh sekelompok pasukan Israel. Sopirnya ditanya apakah dia berasal dari kelompok Hamas atau Fatah? Sopir malang itu menjawab, “Saya bukan kelompok mana-mana. Saya cuma sopir ambulan.”

Akan tetapi tentara Israel itu masih bertanya, “Pasukan yang berpakaian putih-putih dibelakangmu tadi, masuk kelompok mana?” Si sopir pun kebingungan, karena ia tidak melihat seorangpun yang berada di belakangnya. “Saya tidak tahu,” jawaban satu-satunya yang ia miliki.

:: Suara Tak Bersumber

Ada lagi kisah karamah mujahidin yang kali ini disebutkan oleh khatib masjid Izzuddin Al Qassam di wilayah Nashirat Gaza yang telah ditayangkan oleh TV channel Al Quds, yang juga ditulis oleh Dr Aburrahman Al Jamal di situs Al Qassam dengan judul Ayaat Ar Rahman fi Jihad Al Furqan (Ayat-ayat Allah dalam Jihad Al Furqan).

Sang khatib bercerita, seorang pejuang telah menanam sebuah ranjau yang telah disiapkan untuk menyambut pasukan Zionis yang melalui jalan tersebut.

“Saya telah menanam sebuah ranjau. Saya kemudian melihat sebuah helikopter menurunkan sejumlah besar pasukan disertai tank-tank yang beriringan menuju jalan tempat saya menanam ranjau,” kata pejuang tadi.

Akhirnya, sang pejuang memutuskan untuk kembali ke markas karena mengira ranjau itu tidak akan bekerja optimal. Maklum, jumlah musuh amat banyak.

Akan tetapi, sebelum beranjak meninggalkan lokasi, pejuang itu mendengar suara “Utsbut, tsabatkallah” yang maknanya kurang lebih, “tetaplah di tempat maka Allah menguatkanmu.” Ucapan itu ia dengar berulang-ulang sebanyak tiga kali.

“Saya mencari sekeliling untuk mengetahui siapa yang mengatakan hal itu kapada saya. Akan tetapi saya malah terkejut, karena tidak ada seorang pun yang bersama saya,” ucap mujahidin itu, sebagaimana ditirukan sang khatib.

Akhirnya sang mujahid memutuskan untuk tetap berada di lokasi. Ketika sebuah tank melewati ranjau yang tertanam, sesualu yang “ajaib” terjadi. Ranjau itu justru meledak amat dahsyat. Tank yang berada di dekatnya langsung hancur. Banyak serdadu Israel meninggal seketika. Sebagian dari mereka harus diangkut oleh helikopter. “Sedangkan saya sendiri dalam keadaan selamat,” kata mujahid itu lagi, melalui lidah khatib.

Cerita yang disampaikan oleh seorang penulis Mesir, Hisyam Hilali, dalam situs alraesryoon.com, ikut mendukung kisah-kisah sebelumnya. Abu Mujahid, salah seorang pejuang yang melakukan ribath (berjaga) mengatakan, “Ketika saya mengamati gerakan tank-tank di perbatasan kota, dan tidak ada seorang pun di sekitar, akan tetapi saya mendengar suara orang yang bertasbih dan beritighfar. Saya berkali-kali mencoba untuk memastikan asal suara itu, akhirnya saya memastikan bahwa suara itu tidak keluar kecuali dari bebatuan dan pasir.”

Cerita mengenai “pasukan tidak dikenal” juga datang dari seorang penduduk rumah susun wilayah Tal Islam yang handak mengungsi bersama keluarganya untuk menyelamatkan diri dari serangan Israel.


Di tangga rumah ia melihat beberapa pejuang menangis. “Kenapa kalian menangis?” tanyanya.

“Kami menangis bukan karena khawatir keadaan diri kami atau takut dari musuh. Kami menangis karena bukan kami yang bertempur. Di sana ada kelompok lain yang bertempur memporak-porandakan musuh, dan kami tidak tahu dari mana mereka datang,” jawabnya

:: Saksi Serdadu Israel

Cerita tentang “serdadu berseragam putih” tak hanya diungkap oleh mujahidin Palestina atau warga Gaza. Beberapa personel pasukan Israel sendiri menyatakan hal serupa.

Situs al-Qassam memberitakan bahwa TV Chan*nel 10 milik Israel telah menyiarkan seorang anggota pasukan yang ikut serta dalam pertempuran Gaza dan kembali dalam keadaan buta.

“Ketika saya berada di Gaza, seorang tentara berpakaian putih mendatangi saya dan menaburkan pasir di mata saya, hingga saat itu juga saya buta,” kata anggota pasukan ini.

Di tempat lain ada serdadu Israel yang mengatakan mereka pernah berhadapan dengan “hantu”. Mereka tidak diketahui dari mana asalnya, kapan munculnya, dan ke mana menghilangnya.

Masih dari Channel 10, seorang Lentara Israel lainnya mengatakan, “Kami berhadapan dengan pasukan berbaju putih-putih dengan jenggot panjang. Kami tembak dengan senjata, akan tetapi mereka tidak mati.”

Cerita ini menggelitik banyak pemirsa. Mereka bertanya kepada Channel 10, siapa sebenarnya pasukan berseragam putih itu? ***

Sudah Meledak, Ranjau Masih Utuh

Di saat para mujahidin terjepit, hewan-hewan dan alam tiba-tiba ikut membantu, bahkan menjelma menjadi sesuatu yang menakutkan.

Sebuah kejadian “aneh” terjadi di Gaza Selatan, tepatnya di daerah AI Maghraqah. Saat itu para mujahidin sedang memasang ranjau. Di saat mengulur kabel, tiba-tiba sebuah pesawat mata-mata Israel memergoki mereka. Bom pun langsung jatuh ke lokasi itu.

Untunglah para mujahidin selamat. Namun, kabel pengubung ranjau dan pemicu yang tadi hendak disambung menjadi terputus. Tidak ada kesempatan lagi untuk menyambungnya, karena pesawat masih berputar-putar di atas.

Tak lama kemudian, beberapa tank Israel mendekati lokasi di mana ranjau-ranjau tersebut ditanam. Tak sekadar lewat, tank-tank itu malah berhenti tepat di atas peledak yang sudah tak berfungsi itu.

Apa daya, kaum Mujahidin tak bisa berbuat apa-apa. Kabel ranjau jelas tak mungkin disambung, sementara tank-tank Israel telah berkumpul persis di atas ranjau.

Mereka merasa amat sedih, bahkan ada yang menangis ketika melihat pemandangan itu. Sebagian yang lain berdoa, “allahumma kama lam tumakkinna minhum, allahumma la tumakkin lahum,” yang maknanya, “Ya Allah, sebagaimana engkau tidak memberikan kesempatan kami menghadapi mereka, jadikanlah mereka juga lidak memiliki kesempatan serupa.”

Tiba-tiba, ketika fajar tiba, terjadilah keajaiban. Terdengar ledakan dahsyat persis di lokasi penanaman ranjau yang tadinya tak berfungsi.

Setelah Tentara Israel pergi dengan membawa kerugian akibat ledakan lersebut, para mujahidin segera melihal lokasi ledakan. Sungguh aneh, ternyata seluruh ranjau yang telah mereka tanam itu masih utuh. Dari mana datangnva ledakan? Wallahu a’lam.

Masih dari wilayah Al Maghraqah. Saat pasukan Israel menembakkan artileri ke salah satu rumah, hingga rumah itu terbakar dan api menjalar ke rumah sebelahnya, para mujahidin dihinggapi rasa khawatir jika api itu semakin tak terkendali.

Seorang dari mujahidin itu lalu berdoa,”Wahai Dzat yang merubah api menjadi dingin dan tidak membahayakan untuk Ibrahim, padamkanlah api itu dengan kekuatan-Mu.”

Maka, tidak lebih dari tiga menit, api pun padam. Para niujahidin menangis terharu karena mereka merasa Allah Subhanuhu wa Ta’ala (SWT) telah memberi pertolongan dengan terkabulnya doa mereka dengan segera.

:: Merpati dan Anjing

Seorang mujahid Palestina menuturkan kisah “aneh” lainnya kepada situs Filithin AlAan (25/1/ 2009). Saat bertugas di wilayah Jabal Ar Rais, sang mujahid melihat seekor merpati terbang dengan suara melengking, yang melintas sebelum rudal-rudal Israel berjatuhan di wilayah itu.

Para mujahidin yang juga melihat merpati itu langsung menangkap adanya isyarat yang ingin disampaikan sang merpati.

Begitu merpali itu melintas, para mujahidin langsung berlindung di tempat persembunyian mereka. Ternyata dugaan mereka benar. Selang beberapa saat kemudian bom-bom Israel datang menghujan. Para mujahidin itu pun selamat.

Adalagi cerita “keajaiban” mengenai seekor anjing, sebagaimana diberitakan situs Filithin Al Aan. Suatu hari, tatkala sekumpulan mujahidin Al Qassam melakukan ribath di front pada tengah malam, tiba-tiba muncul seekor anjing militer Israel jenis doberman. Anjing itu kelihatannya memang dilatih khusus untuk membantu pasukan Israel menemukan tempat penyimpanan senjata dan persembunyian para mujahidin.

Anjing besar ini mendekat dengan menampakkan sikap tidak bersahabat. Salah seorang mujahidin kemudian mendekati anjing itu dan berkata kepadanya, “Kami adalah para mujahidin di jalan Allah dan kami diperintahkan untuk tetap berada di tempat ini. Karena itu, menjauhlah dari kami, dan jangan menimbulkan masalah untuk kami.”


Setelah itu, si anjing duduk dengan dua tangannya dijulurkan ke depan dan diam. Akhirnya, seorang mujahidin yang lain mendekatinya dan memberinya beberapa korma. Dengan tenang anjing itu memakan korma itu, lalu beranjak pergi.

:: Kabut pun Ikut Membantu

Ada pula kisah menarik yang disampaikan oleh komandan lapangan Al Qassam di kamp pengungsian Nashirat, langsung setelah usai shalat dhuhur di masjid Al Qassam (17/1/2009).

Saat itu sekelompok mujahidin yang melakukan ribath di Tal Ajul terkepung oleh tank-tank Israel dan pasukan khusus mereka. Dari atas, pesawat mata-mata terus mengawasi.

Di saat posisi para mujahidin terjepit, kabut tebal tiba-tiba turun di malam itu. Kabut itu lelah menutupi pandangan mata tentara Israel dan membantu pasukan mujahidin keluar dari kepungan.

Kasus serupa diceritakan oleh Abu Ubaidah. salah satu pemimpin lapangan Al Qassam, sebagaimana ditulis situs almesryoon.com. la bercerita bagaimana kabut tebal tiba-tiba turun dan membatu para mujahidin untuk melakukan serangan.

Awalnya, pasukan mujahiddin tengah menunggu waktu yang tepat untuk mendekati tank-tank tentara Israel guna meledakkannya. “Tak lupa kami berdoa kepada Allah agar dimudahkan untuk melakukan serangan ini,” kata Abu Ubaidah.


Tiba-tiba turunlah kabut tebal di tempat tersebut. Pasukan mujahidin segera bergerak menyelinap di antara tank-tank, menanam ranjau-ranjau di dekatnya, dan segera meninggalkan lokasi tanpa diketahui pesawat mata-mata yang memenuhi langit Gaza, atau oleh pasukan infantri Israel yang berada di sekitar kendaraan militer itu. Lima tentara Israel tewas di tempat dan puluhan lainnya luka-luka setelah ranjau-ranjau itu meledak.

:: Selamat dengan al-Qur’an

Cerita ini bermula ketika salah seorang pejuang yang menderita luka memasuki rumah sakit As Syifa’. Seorang dokter yang memeriksanya kaget ketika mengelahui ada sepotong proyektil peluru bersarang di saku pejuang tersebut.

Yang membuat ia sangat kaget adalah timah panas itu gagal menembus jantung sang pejuang karena terhalang oleh sebuah buku doa dan mushaf al-Qur’an yang selalu berada di saku sang pejuang.

Buku kumpulun doa itu berlobang, namun hanya sampul muka mushaf itu saja yang rusak, sedangkan proyektil sendiri bentuknya sudah “berantakan”.

Kisah ini disaksikan sendiri oleh Dr Hisam Az Zaghah, dan diceritakannya saat Festival Ikatan Dokter Yordan sebagaimana ditulis situs partai Al Ikhwan Al Muslimun (23/1/2009).


Dr Hisam juga memperlihatkan bukti berupa sebuah proyektil peluru, mushaf Al Qur’an, serta buku kumpulan doa-doa berjudul Hishnul Muslim yang menahan peluru tersebut.

Abu Ahid, imam Masjid AnNur di Hay As Syeikh Ridzwan, juga punya kisah menarik. Sebelumnya, Israel telah menembakkan 3 rudalnya ke masjid itu hingga tidak tersisa kecuali hanya puing-puing bangunan. “Akan tetapi mushaf-mushaf Al Quran tetap berada di tampatnya dan tidak tersentuh apa-apa,” ucapnya seraya tak henti bertasbih.

“Kami temui beberapa mushaf yang terbuka tepat di ayat-ayat yang mengabarkan tentang kemenangan dan kesabaran, seperti firman Allah, ‘Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka berkata, sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali,”(Al-Baqarah [2]: 155-156),” jelas Abu Ahid sebagaimana dikutip Islam Online (15/1/2009).

:: Harum Jasad Para Syuhada

Abdullah As Shani adalah anggota kesatuan sniper (penembak jitu) al-Qassam yang menjadi sasaran rudal pesawat F-16 Israel ketika sedang berada di pos keamanan di Nashirat, Gaza.

Jasad komandan lapangan al-Qassam dan pengawal khusus para tokoh Hamas ini “hilang” setelah terkena rudal. Selama dua hari jasad tersebut dicari, ternyata sudah hancur tak tersisa kecuali serpihan kepala dan dagunya. Serpihan-serpihan tubuh itu kemudian dikumpulkan dan dibawa pulang ke rumah oleh keluarganya untuk dimakamkan.

Sebelum dikebumikan, sebagaimana dirilis situs syiria-aleppo. com (24/1/2009), serpihan jasad tersebut sempat disemayamkan di sebuah ruangan di rumah keluarganya. Beberapa lama kemudian, mendadak muncul bau harum misk dari ruangan penyimpanan serpihan tubuh tadi.

Keluarga Abdullah As Shani’ terkejut lalu memberitahukan kepada orang-orang yang mengenal sang pejuang yang memiliki kuniyah (julukan) Abu Hamzah ini.

Lalu, puluhan orang ramai-ramai mendatangi rumah tersebut untuk mencium bau harum yang berasal dari serpihan-serpihan tubuh yang diletakkan dalam sebuah kantong plastik.

Bahkan, menurut pihak keluarga, 20 hari setelah wafatnya pria yang tak suka menampakkan amalan-amalannya ini, bau harum itu kembali semerbak memenuhi rungan yang sama.

Cerita yang sama terjadi juga pada jenazah Musa Hasan Abu Nar, mujahid Al Qassam yang juga syahid karena serangan udara Israel di Nashiriyah. Dr Abdurrahman Al Jamal, penulis yang bermukim di Gaza, ikut mencium bau harum dari sepotong kain yang terkena darah Musa Hasan Abu Nar. Walau kain itu telah dicuci berkali-kali, bau itu tetap semerbak.

Ketua Partai Amal Mesir, Majdi Ahmad Husain, menyaksikan sendiri harumnya jenazah para syuhada. Sebagaunana dilansir situs Al Quds Al Arabi (19/1/2009), saat masih berada di Gaza, ia menyampaikan, “Saya telah mengunjungi sebagian besar kota dan desa-desa. Saya ingin melihat bangunan-bangunan yang hancur karena serangan Israel. Percayalah, bahwa saya mencium bau harumnya para syuhada.”

:: Dua Pekan Wafat, Darah Tetap Mengalir

Yasir Ali Ukasyah sengaja pergi ke Gaza dalam rangka bergabung dengan sayap milisi pejuang Hamas, Brigade Izzuddin al-Qassam. Ia meninggalkan Mesir setelah gerbang Rafah, yang menghubungkan Mesir-Gaza, terbuka beberapa bulan lalu.

Sebelumnya, pemuda yang gemar menghafal al-Qur’an ini sempat mengikuti wisuda huffadz (para penghafal) al-Qur’an di Gaza dan bergabung dengan para mujahidin untuk memperoleh pelatihan militer. Sebelum masuk Gaza, di pertemuan akhir dengan salah satu sahabatnya di Rafah, ia meminta didoakan agar memperoleh kesyahidan.

Untung tak dapat ditolak, malang tak dapat diraih, di bumi jihad Gaza, ia telah memperoleh apa yang ia cita-citakan. Yasir syahid dalam sebuah pertempuran dengan pasukan Israel di kamp pengungsian Jabaliya.

Karena kondisi medan, jasadnya baru bisa dievakuasi setelah dua pekan wafatnya di medan pertempuran tersebut.

Walau sudah dua pekan meninggal, para pejuang yang ikut serta melakukan evakuasi menyaksikan bahwa darah segar pemuda berumur 21 tahun itu masih mengalir dan fisiknya tidak rusak. Kondisinya mirip seperti orang yang sedang tertidur.

Sebelum syahid, para pejuang pernah menawarkan kepadanya untuk menikah dengan salah satu gadis Palestina, namun ia menolak. “Saya meninggalkan keluarga dan tanah air dikarenakan hal yang lebih besar dari itu,” jawabnya.

Kabar tentang kondisi jenazah pemuda yang memiliki kuniyah Abu Hamzah beredar di kalangan penduduk Gaza. Para khatib juga menjadikannya sebagai bahan khutbah Jumat mereka atas tanda-tanda keajaiban perang Gaza. Cerita ini juga dimuat oleh Arab Times (7/2/ 2009)

:: Terbunuh 1.000, Lahir 3.000

Hilang seribu, tumbuh tiga ribu. Sepertinya, ungkapan ini cocok disematkan kepada penduduk Gaza. Kesedihan rakyat Gaza atas hilangnya nyawa 1.412 putra putrinya, terobati dengan lahirnya 3.700 bayi selama 22 hari gempuran Israel terhadap kota kecil ini.

Hamam Nisman, Direktur Dinas Hubungan Sosial dalam Kementerian Kesehatan pemerintahan Gaza menyatakan bahwa dalam 22 hari 3.700 bayi lahir di Gaza. “Mereka lahir antara tanggal 27 Desember 2008 hingga 17 Januari 2009, ketika Israel melakukan serangan yang menyebabkan meninggalnya 1.412 rakyat Gaza, yang mayoritas wanita dan anak-anak,” katanya.

Bulan Januari tercatat sebagai angka kelahiran tertinggi dibanding bulan-bulan sebelumnya. “Setiap tahun 50 ribu kasus kelahiran tercatat di Gaza. Dan, dalam satu bulan tercatat 3.000 hingga 4.000 kelahiran. Akan tetapi di masa serangan Israel 22 hari, kami mencatat 3.700 kelahiran dan pada sisa bulan Januari tercatat 1.300 kelahiran. Berarti dalam bulan Januari terjadi peningkatan kelahiran hingga 1.000 kasus,” katanya kepada islamonline.net (2/2/ 2009).

Rasio antara kematian dan kelahiran di Gaza memang tidak sama. Angka kelahiran, jelasnya lagi, mencapai 50 ribu tiap tahun, sedang kematian mencapai 5 ribu.

“Israel sengaja membunuh para wanita dan anak-anak untuk menghapus masa depan Gaza. Sebanyak 440 anak-anak dan 110 wanita telah dibunuh dan 2.000 anak serta 1.000 wanita mengalami luka-luka,” ungkapnya.

Subhanallah , Allahu Akbar ..

Wallahu a'lam bishawab.
#Semoga Bermanfaat ..

Sumber Page FB : BERANDA KITA

Bagikan tausiyah ini kepada teman-temanmu dengan meng-klik 'bagikan'/'share' dan undang temen2mu gabung dg klik ‘Invite Your Friends

read more

Selasa, 07 Agustus 2012

Selasa, 07 Agustus 2012
0 komentar

.. "AZIZAH SEKARANG DITEMANI ALLAH, MAMA .." ...

Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ... Namaku Azizah, aku murid kelas 3 SD. Mamaku.. dia seorang yang sangat baik dan penyayang. Walaupun jarang bertemu aku karena harus bekerja, tapi mama adalah satu satunya yang aku punya, selain si mbok yang selalu menemaniku setiap hari di rumah.

Hari ini aku ditanya temanku, "Mana papa kamu? kok nggak pernah jemput ke sekolah?". Aku bingung, apa itu "papa" ?. Dia bilang papa adalah seorang cowok sama seperti dia. Kok aku nggak pernah lihat dirumahku ada orang seperti cowok.

Aku pulang ke rumah, aku bertanya pada mama, apa itu cowok dan apa itu "papa". Tapi entah kenapa mama menangis. Apa aku jahat? aku belum pernah melihat mama menangis. Dan sekarang aku membuat mama menangis.

Mama hanya memelukku. Dan bilang "Papa kamu jahat, dia tidak menginginkanmu, sayang. Dia suka memukul mama". Mama terus memelukku erat.

Aku menyeka air matanya. Mama terheran melihatku tersenyum.
" Kenapa kamu tersenyum? "

" Apa papa itu cowok seperti Haris teman sekelasku ma?"
" Iya"

" Ma, jangan sedih. Yuk kita maafin papa"
" Maksud adek apa?"

" Papa kan cowok sama seperti Haris. Haris setiap hari menggangguku dikelas. Jajanku suka diambil sama dia, ma. Dia juga nggak suka kalau aku dekat dekat dia, dan aku juga suka dipukulnya."

" Kamu nggak balas, sayang ? "

" Tapi bu guru bilang, kata Allah kita harus memaafkan. Allah suka sama orang yang memaafkan" Jawabku sambil tersenyum

Ya Allah, kenapa mama tambah menangis... aku salah ya?

Hari ini aku tidak melihat mama ada di rumah. Akupun asik main boneka dan kelereng di depan rumah sendirian.

Tiba- tiba mama menghampiri aku

" Mama pulaaaang" Aku menyambutnya dengan gembira.
" Lagi main apa sayang" Tanya mama

" Main kelereng, ma"
" Anak cewek kok main kelereng ?"

" Katanya bu guru aku bisa sambil belajar berhitung. Senin, selasa, rabu, kamis..."

" Berhitung hari?"

" Iya. Mama aku kasih 20 kelereng ya. kita masukkan dalam botol ini. Hari ini sama besok berarti kelerengnya udah berkurang dua ya ma? tinggal 18 lagi."

" Pinter anak mama" Kata mama sambil tersenyum

Aku senang sekali melihat mama tersenyum

" Ma, kalau nanti kelerengnya tinggal satu. Berarti harinya tinggal satu ya ma"

" Maksudnya adek?"
" Berarti kalau kelerengnya habis kan harinya juga habis"

" Lalu", Mama masih bertanya
"Berarti nggak bisa hidup lagi ya ma. Terus bisa ketemu sama Allah. asiiik"

" Azizah kok bilangnya gitu"
"Yah biar nanti tiap pagi Azizah ditemani sama Allah. Kan mama sibuk kerja. Azizah seneng kalau ada yang menemani gitu ma."

Ya Allah mama memeluk aku dan menangis (lagi)...

" Mama jangan menangis. Azizah di critain sama bu guru, kalau surganya Allah itu indah. Azizah bisa setiap hari main disana. Jadi mama nggak perlu sedih, Azizah nggak sendirian kok."

Kali ini aku semakin nggak ngerti mama mencium dan memelukku eraaat sekali.

Ahhh....senangnya hari ini bisa sarapan sama mama.

" Ma, kok nggak kerja?"

Mama hanya tersenyum

" Mama jadi ngajak aku jalan- jalan hari ini?
" Iya sayang" Jawabnya singkat

Aku segera membereskan mainanku, namun ketika aku melewati kamar, aku dengar mama marah- marah dengan seseorang di telepon. Mama bilang sekarang sudah tidak kerja. Dan mama protes karena uang yang diberi orang itu kurang. Aku bertanya didalam hati, siapa orang itu?

Aku pergi ke kamar dan memecahkan celenganku. Wah uang koinku banyak sekali, ini pasti cukup untuk bantu mama, pikirku.

" Ma, ini uang tabunganku." kataku

Aku menaruhnya di dalam sarung bantal karena jumlahnya yang banyak.

" Ini apa sayang?"

" Ini uang tabunganku ma, biar mama nggak bingung lagi, katanya uang mama kurang"

" Sayang kamu dengar dari siapa?"

" Tadi kan mama telepon. maap tadi adek nggak sengaja dengar. Mama, kalau bisa jangan marah sama orang yang sudah beri kita uang. Azizah juga nggak pernah protes diberi uang saku berapapun sama mama. Azizah udah seneng kok ma" kataku sambil memeluknya ..

Mama memandangku lama, dan mengangguk sambil senyum. Cantik sekali..

Hari selanjutnya mama mengajakku jalan jalan. Katanya mau ketemu bu dokter di rumah sakit. Aku diminta mama, untuk menunggu di luar bersama si mbok. Ramai sekali disini. Aku coba membuka pintu, dan aku mendengar bu dokter bilang " saya rasa tidak lebih dari sebulan..."

Ya Allah, apa dokter itu orang jahat? kok dia buat mamaku menangis lagi. Aku buru buru menutup pintu itu.

Setelah di mobil aku bertanya,
" mama, kok mama menangis terus.? "
" nggak, mama nggak apa- apa sayang"

" ma, li..likimia itu apa?

Mama tiba tiba menghentikan mobil dan memandangku. Agak lama mama memandangku, sebelum akhirnya tersenyum.

" Itu nama Musuh kita sayang"
" Dia jahat ya ma? Kita ajak kerumah saja ma, biar nanti aku ajak main, aku bagi mainan deh. Pasti dia nggak jahat lagi"

Mama tidak menjawab apapun dan melanjutkan perjalanan pulang

Sudah 3 hari ini aku tidak masuk sekolah. Dan suatu malam, tiba tiba badanku menggigil, dan cairan putih keluar dari hidungku. Mama memelukku erat. Tapi entah kenapa makin lama aku makin susah bernafas.

" Mama, kelereng di botolku kok sudah habis?.."

Mama tidak menjawab apa- apa dan masih saja terus menangis. Si mbok juga disebelahku. Dia memijit kakiku.

" Sudah Adek istirahat saja ya sayang"
" Mama saja dulu. Jangan kawatir, besok ada Allah yang menemaniku di surga ma."

Aku merasa pandanganku tambah kabur dan gelap.

" Ma, apa mama masih marah sama papa?"

Aku tak mendengar mama menjawab apapun

" Jangan marah ya ma, Papa pasti orang baik. Karena mama juga baik. mungkin Azizah yang tidak baik. Gara- gara Azizah papa jadi pergi. Nanti kalau ketemu papa, tolong sampaikan kalau Azizah kangen ya ma"

" Iya sayang" Jawab mama sambil terisak

"Nanti Azizah akan bilang sama Allah biar kita semua, mbok juga, bisa berkumpul di surganya Allah yang indah. Azizah juga mau bilang sama Allah biar mama nggak diminta kerja lagi di surga, jadi mama bisa temani Azizah tiap hari. ya ma? "

" Iya sayang"

"Mama,.... semua gelap, Azizah tidur dulu................."

(syahidah)

Wallahua’lam bish Shawwab ....
Barakallahufikum ....

... Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati kita yang telah lama terkunci ...

~ o ~

Salam santun dan keep istiqomah ...

--- Jika terjadi kesalahan dan kekurangan disana-sini dalam catatan ini ... Itu hanyalah dari kami ... dan kepada Allah SWT., kami mohon ampunan ... ----

Semoga bermanfaat dan Dapat Diambil Hikmah-Nya ...
Silahkan DICOPAS atau DI SHARE jika menurut sahabat note ini bermanfaat ....

#BERSIHKAN HATI MENUJU RIDHA ILAHI#
------------------------------------------------
.... Subhanallah wabihamdihi Subhanakallahumma Wabihamdika Asyhadu Allailaaha Illa Anta Astaghfiruka Wa'atuubu Ilaik ....

____________
** Sumber :http://m,voa islam,com/news/article/2010/12/06/12138/putri-kecilkuguruku-terbaikku/

— b

read more

Rabu, 18 Juli 2012

Garis Edar Alam Semesta

Rabu, 18 Juli 2012
0 komentar

Tatkala merujuk kepada matahari dan bulan di dalam Al Qur'an, ditegaskan bahwa masing-masing bergerak dalam orbit atau garis edar tertentu.

"Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya." (Al Qur'an, 21:33)
Disebutkan pula dalam ayat yang lain bahwa matahari tidaklah diam, tetapi bergerak dalam garis edar tertentu:

"Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui." (Al Qur'an, 36:38)

Fakta-fakta yang disampaikan dalam Al Qur'an ini telah ditemukan melalui pengamatan astronomis di zaman kita. Menurut perhitungan para ahli astronomi, matahari bergerak dengan kecepatan luar biasa yang mencapai 720 ribu km per jam ke arah bintang Vega dalam sebuah garis edar yang disebut Solar Apex. Ini berarti matahari bergerak sejauh kurang lebih 17.280.000 kilometer dalam sehari. Bersama matahari, semua planet dan satelit dalam sistem gravitasi matahari juga berjalan menempuh jarak ini. Selanjutnya, semua bintang di alam semesta berada dalam suatu gerakan serupa yang terencana.

Keseluruhan alam semesta yang dipenuhi oleh lintasan dan garis edar seperti ini, dinyatakan dalam Al Qur'an sebagai berikut:

"Demi langit yang mempunyai jalan-jalan." (Al Qur'an, 51:7)
Terdapat sekitar 200 milyar galaksi di alam semesta yang masing-masing terdiri dari hampir 200 bintang. Sebagian besar bintang-bintang ini mempunyai planet, dan sebagian besar planet-planet ini mempunyai bulan. Semua benda langit tersebut bergerak dalam garis peredaran yang diperhitungkan dengan sangat teliti. Selama jutaan tahun, masing-masing seolah "berenang" sepanjang garis edarnya dalam keserasian dan keteraturan yang sempurna bersama dengan yang lain. Selain itu, sejumlah komet juga bergerak bersama sepanjang garis edar yang ditetapkan baginya.

Garis edar di alam semesta tidak hanya dimiliki oleh benda-benda angkasa. Galaksi-galaksi pun berjalan pada kecepatan luar biasa dalam suatu garis peredaran yang terhitung dan terencana. Selama pergerakan ini, tak satupun dari benda-benda angkasa ini memotong lintasan yang lain, atau bertabrakan dengan lainnya. Bahkan, telah teramati bahwa sejumlah galaksi berpapasan satu sama lain tanpa satu pun dari bagian-bagiannya saling bersentuhan.

Dapat dipastikan bahwa pada saat Al Qur'an diturunkan, manusia tidak memiliki teleskop masa kini ataupun teknologi canggih untuk mengamati ruang angkasa berjarak jutaan kilometer, tidak pula pengetahuan fisika ataupun astronomi modern. Karenanya, saat itu tidaklah mungkin untuk mengatakan secara ilmiah bahwa ruang angkasa "dipenuhi lintasan dan garis edar" sebagaimana dinyatakan dalam ayat tersebut. Akan tetapi, hal ini dinyatakan secara terbuka kepada kita dalam Al Qur'an yang diturunkan pada saat itu: karena Al Qur'an adalah firman Allah.

dikutp dari: http://www.keajaibanalquran.com/astronomy_orbits.html

read more

Ahli Farmakologi Thailand Masuk Islam Karena Keajaiban al-Qur'an

0 komentar
Terbukanya tabir hati ahli farmakologi Thailand Profesor Tajaten Tahasen, Dekan Fakultas Farmasi Universitas Chiang Mai Thailand, baru-baru ini menyatakan diri masuk Islam saat membaca makalah Profesor Keith Moore dari Amerika. Keith Moore adalah ahli Embriologi terkemuka dari Kanada yang mengutip surat An-Nisa ayat 56 yang menjelaskan bahwa luka bakar yang cukup dalam tidak menimbulkan sakit karena ujung-ujung syaraf sensorik sudah hilang. Setelah pulang ke Thailand Tajaten menjelaskan penemuannya kepada mahasiswanya, akhirnya mahasiswanya sebanyak 5 orang menyatakan diri masuk Islam.

Bunyi dari surat An-Nisa’ tersebut antara lain sebagai berkut;"Sesungguhnya orang-orang kafir terhadap ayat-ayat kami, kelak akan kami masukkan mereka ke dalam neraka, setiap kali kulit mereka terbakar hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain agar mereka merasakan pedihnya azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagiMaha Bijaksana."


Ditinjau secara anatomi lapisan kulit kita terdiri atas 3 lapisan global yaitu; Epidermis, Dermis, dan Sub Cutis. Pada lapisan Sub Cutis banyak mengandung ujung-ujung pembuluh darah dan syaraf. Pada saat terjadi Combustio grade III (luka bakar yang telah menembus sub cutis) salah satu tandanya yaitu hilangnya rasa nyeri dari pasien. Hal ini disebabkan karena sudah tidak berfungsinya ujung-ujung serabut syaraf afferentdan efferent yang mengatur sensasi persefsi. Itulah sebabnya Allah menumbuhkan kembali kulit yang rusak pada saat ia menyiksa hambaNya yang kafir supaya hambaNya tersebut dapat merasakan pedihnya azab Allah tersebut.
Mahabesar Allah yang telah menyisipkan firman-firman-Nya dan informasi sebagian kebesaran-Nya lewat sel tubuh, kromosom, pembuluh darah, pembuluh syaraf dsb. Rabbana makhalqta hada batila, Ya…Allah tidak ada sedikit pun yang engkau ciptakan itu sia-sia. (http://ilmu-ilmu-islam.blogspot.com/2010/03/bukti-kebenaran-al-quran-kulit-sebagai.html)


ON THE SENSORY CHARACTERISTIC OF THE SKIN
Karakteristik Kulit secara Sensorik

Catatan penerjemah: 
Dokumen asli [dalam Bahasa Inggris] dicetak dengan huruf biasa.
Dokumen terjemahan dicetak dengan huruf seperti ini.
lapisan kulit
Dr. Tagata Tejasen: Laa Ilaaha IllAllah Muhammad Rasool Allah ! 

This man is uttering the Islamic creed (Shahaadah) thus declaring that he is becoming a Muslim. This occurred during the Eighth Saudi Medical Conference which was convened in Riyadh. He is Professor Tejatat Tejasen, Chairman of the Department of Anatomy at Chiang Mai University in Thailand. He was previously the Dean of the Faculty of Medicine at the same university.
Dr. Tagata Tejasen: Laa Ilaaha Illa-Allaah Muhammad-arRasuul-Allaah.

Dia menyatakan kesaksiannya (syahadah) dan menyatakan bahwa dia menjadi seorang Muslim. Hal ini terjadi pada waktu Konferensi Kedokteran Saudi Ke-8 yang diselenggarakan di Riyadh. Dia adalah Profesor Tejatat Tejasen, Ketua Departemen Anatomi di Universitas Chiang Mai, Thailand. Sebelumnya, dia adalah Dekan Fakultas Obat pada universitas yang sama.
We presented to Professor Tejasen some Qur’anic verses and Prophetic Ahadeeth which deal with his specialization in the field of anatomy. He commented that they also had in their Buddhist books very accurate descriptions of embryonic developmental stages. We told him that we were very anxious and interested to see those descriptions and learn about these books. A year later, Professor Tejasen came to King Abdul Aziz University as an outside examiner. We reminded him of the statement he made one year before, but he apologized and said that he in fact had made that statement without ascertaining the matter. However, when he checked the Buddhist books he found that they contained nothing of relevance to the subject.
Kami tunjukkan kepada Profesor Tejasen beberapa ayat Al-Quran dan Hadits yang berhubungan dengan kekhususannya dalam bidang anatomi. Dia berkomentar bahwa mereka juga mempunyai (yang serupa) dalam kitab Budha mereka penjelasan yang sangat akurat tentang tahap-tahap perkembangan embrio. Kami memberitahu dia bahwa kami sangat tertarik sekali dan ingin melihat deskripsi-deskripsi (dalam kitab Budha, pent.) tersebut dan mempelajari kitab-kitab itu. Setahun kemudian, Profesor Tejasen datang ke Universitas King Abdul Aziz sebagai pemeriksa luar. Kami mengingatkan dia tentang pernyataan yang dibuatnya setahun yang lalu, akan tetapi dia minta maaf dan mengatakan bahwa sebenarnya dia mengatakan pernyataan tersebut tanpa mempelajari terlebih dahulu permasalahan yang sebenarnya. Akan tetapi, ketika dia memeriksa Kitab-Kitab Budha, tidak juga ditemukan referensi yang berhubungan dengan masalah yang dijadikan bahan penelitian.
Upon this, we presented to him a lecture written by Professor Keith Moore about the compatibility of modern embryology with what is contained in the Qur’an and the Sunnah and we asked Professor Tejasen if he knew of Professor Keith Moore. He replied that he knew him of course, adding that Professor Moore was one of the most world-renowned scientists in that field.
Kemudian, kami menunjukkan kepadanya sebuah ceramah yang ditulis oleh Profesor Keith Moore tentang kecocokan antara embriologi modern dengan apa yang ada di dalam Al-Quran dan Sunnah dan kami menanyakan Profesor Tejasen apakah dia mengenal Profesor Keith Moore. Dia menjawab bahwa tentu saja dia mengenalnya, dengan menambahkan bahwa Profesor Moore adalah salah seorang saintis yang terkemuka di bidangnya.
When Professor Tejasen studied this article he also was greatly astonished. We asked him several questions in his field of specialization. One of the questions pertained to modern discoveries in dermatology about the sensory characteristics of the skin.Dr. Tejasen responded: Yes if the burn is deep.
Ketika Profesor Tejasen menmpelajari artikel ini, dia juga sangat tercengang. Kami menanyakan kepadanya beberapa pertanyaan di bidang spesialisasinya. Salah satu pertanyaan yang berkenaan dengan penemuan modern dalam ilmu tentang kulit (dermatology) tentang karakteristik (sifat-sifat) kulit dalam menerima sensor. Dr. Tejasen merespon: Ya, jika terbakarnya dalam.
It was stated to Dr. Tejasen: You will be interested to know that in this book, the Holy Book - the Qur’an, there was a reference 1400 years ago which pertains to the moment of punishment of the unbelievers by the fire of Hell and it states that when their skin is destroyed, Allah makes another skin for them so that they perceive the punishment by a fire, indicating knowledge about the nerve endings in the skin, and the verse is as follows:
Telah dinyatakan kepada Dr. Tejasen, Anda akan tertarik untuk mengetahui apa yang ada dalam buku ini, Buku yang Suci - Al-Quran, telah ada referensinya 1400 tahun yang lalu berkenaan dengan saat penghukuman kepada orang-orang yang tidak percaya dengan api neraka dan dinyatakan bahwa ketika kulit mereka dihancurkan, Allah membuat kulit yang lain lagi untuk mereka agar mereka merasakan hukuman dari api neraka itu lagi, mengindikasikan pengetahuan tentang '??akhir urat syaraf??' (nerve ending) di dalam kulit, dan ayat tersebut adalah sebagai berikut:
Those who reject our signs, We shall soon cast into the fire. As often as their skins are roasted through, We shall change them for fresh skins, that they may taste the chastisement. Truly Allah is Exalted in Power, Wise. (Qur’an 4:56).

Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
(QS 4:56).
We asked: So do you agree that this is a reference to the importance of the nerve endings in the skin in sensation, 1400 years ago? Dr. Tejasen responded: Yes I agree.
Kami bertanya: Apakah Anda setuju bahwa ini adalah salah satu referensi akan pentingnya ??'akhir urat saraf' (nerve endings)?? pada sensasi kulit, 1440 tahun yang lalu? Dr. Tejasen merespon: Ya, saya setuju.
This knowledge about sensation had been known long before, because it says that if somebody does something wrong, then he will be punished by burning his skin and then Allah puts a new skin on him, covers him, to make him know that the test is painful again. That means they knew many years ago that the receptor of pain sensation must be on the skin, so they put a new skin on.
Pengetahuan tentang sensasi kulit ini telah diketahui jauh hari sebelumnya (dalam Al-Quran, pent.), karena dikatakan bahwa jika seseorang melakukan suatu kesalahan, maka dia akan dihukum dengan cara membakar kulitnya dan kemudian Allah akan menggantikan kulit yang baru lagi, dan menutupinya, untuk membuat dia mengetahui lagi bahwa siksaan itu sangat pedih. Hal ini berarti bahwa mereka telah mengetahui beberapa tahun yang lalu bahwa penerima sensasi sakit pasti ada di kulit, maka mereka meletakkan sebuah kulit bari lagi di atasnya.
The skin (see Fig. 1) is the center of sensitivity to burns. Thus, if the skin is completely burnt by fire, it looses its sensitivity. It is for this reason that Allah will punish the unbelievers on the Day of Judgement by returning to them their skins time after time, as He, the Exalted and Glorified, said in the Qur’an:
Kulit (Lihat Gambar 1) adalah pusat kepekaan rasa panas. Maka, jika kulit telah terbakar api seluruhnya, maka akan lenyaplah kepekaannya. Karena itulah maka Allah akan menghukum orang-orang yang tidak percaya akan Hari Pembalasan dengan mengembalikan kulit mereka waktu demi waktu, sebagaimana Dia, Yang Maha Mulia lagi Maha Agung, berfirman dalam Al-Quran:
Those who reject our signs, We shall soon cast into the fire. As often as their skins are roasted through, We shall change them for fresh skins, that they may taste the chastisement. Truly Allah is Exalted in Power, Wise. (Qur’an 4:56).

Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
(Quran 4:56)
We asked him the following question: ‘Is it possible that these verses came to the Prophet Muhammad, (sallallahu ‘alaihi wa sallam), from a human source?’ Professor Tejasen conceded that they could have never come from any human source. But he still asked about the source of that knowledge and from where could Muhammad have possibly received it?
Kami menanyakan dia pertanyaan berikut: 'Mungkinkah ayat ini datang kepada Nabi Muhammad SAW dari sumber manusia?' Profesor Tejasen memberikan pengakuan bahwa hal ini tidak mungkin datang dari sumber manusia. Akan tetapi dia masih menanyakan tentang sumber pengetahuan tersebut dan kemungkinan tentang dari mana Muhammad SAW menerimanya.
We said, ‘From Allah, the Most Glorified and Most Exalted.’ Then he asked: ‘But who is Allah ?’
Kami mengatakan, 'Dari Allah, Yang Maha Agung lagi Maha Mulia.' Kemudian dia menanyakan: 'Akan tetapi siapakah Allah ?'
We replied: He is the Creator of all that is in existence.’ If you find wisdom then it is because it comes only from the one Who is Most Wise. If you find knowledge in the making of this universe, it is because the universe is the creation of the One Who has all the knowledge. If you find perfection in the composition of these creations, then it is proof to you that it is the creation of the One Who Knows Best, and if you find mercy, then this bears witness to the fact that it is the creation of the One Who is Most Merciful. In the same way, if you perceive creation as belonging to one unified order and tied together firmly, then this is proof that it is the creation of the Only Creator, May He be Glorified and Exalted.
Kami menjawab: 'Dialah Sang Pencipta semua yang ada.' Jika Anda menemukan kebijaksanaan, maka hal itu karena dia datang dari Yang Maha Bijaksana. Jika Anda menemukan pengetahuan dalam pembuatan alam semesta ini, hal itu karena alam semesta ini adalah ciptaan dari Dia yang memiliki segala pengetahuan. Jika Anda menemukan kesempurnaan dalam susunan dari ciptaan-ciptaan ini, maka itulah bukti bahwa itu adalah ciptaan dari Dia yang mengetahui segala kebaikan, dan Jika Anda menemukan kemurahan hati, maka hal ini memperlihatkan bukti pada fakta bahwa ini adalah ciptaan dari Dia Yang Maha Pemurah. Sama halnya jika Anda memahami ciptaan sebagai sesuatu yang tersusun secara utuh dan terkait satu sama lain dengan kuat, maka itulah bukti bahwa itu adalah ciptaan dari Sang Pencipta, Yang Maha Agung dan Maha Mulia.

Professor Tejasen agreed with what we said to him. He returned to his country where he delivered several lectures about his new knowledge and discoveries. We were informed that five of his students converted to Islam as a result of these lectures. Then at the Eighth Saudi Medical Conference held in Riyadh, Professor Tejasen attended a series of lectures on Medical signs in the Qur’an and Sunnah.
Profesor Tejasen menyetujui apa yang kami katakan padanya. Dia kembali ke negaranya di mana dia membawakan beberapa kuliah tentang pengetahuan dan penemuan barunya. Kami diberitahu bahwa lima dari murid dia berpindah ke Islam sebagai hasil dari kuliahnya. Kemudian, pada Konferensi Kedokteran Saudi ke-8 yang diselenggarakan di Riyadh, Profesor Tejasen mengikuti serangkaian ceramah pada tanda-tanda yang ada dalam Al-Quran dan Sunnah yang berhubungan dengan pengetahuan Medikal.
Professor Tejasen spent four days with several scholars, Muslims and non-Muslims, talking about this phenomenon in the Qur’an and the Sunnah. At the end of those sessions Professor Tejasen stood up and said:
Profesor Tejasen menghabiskan empat hari dengan beberapa sarjana, Muslim dan non-Muslim, membicarakan tentang fenomena yang ada dalam Al-Quran dan Sunnah ini. Pada akhir acara, Profesor Tejasen berdiri dan mengatakan:
In the last three years I became interested in the Qur’an, which Shaykh Abdul-Majeed Az-Zindani gave me. Last year, I got Professor Keith Moore’s latest script from the shaykh. He asked me to translate it into the Thai language and to give a few lectures to the Muslims in Thailand. I have fulfilled his request. You can see that in the video tape that I have given to the shaykh as a gift. From my studies and from what I have learned throughout this conference, I believe that everything that has been recorded in the Qur’an 1400 years ago must be the truth, that can be proven by scientific means. Since the Prophet Muhammad could neither read nor write, Muhammad must be a messenger who relayed this truth which was revealed to him as an enlightenment by the One Who is an eligible Creator. This Creator must be Allah, or God. Therefore, I think this is the time to say ‘Laa ilaaha illAllah ’, that there is no god to worship except Allah, ‘Muhammad Rasool Allah ’, Muhammad is the messenger of Allah...

Pada tiga tahun terakhir saya sangat tertarik dengan Al-Quran, yang dihadiahkan oleh Syaikh Abdul-Majiid Az-Zindani. Tahun lalu, saya mendapatkan skripsi terakhir dari Profesor Keith Moore dari Syaikh. Dia meminta saya untuk menerjemahkannya ke dalam bahasa Thailan dan mengadakan beberapa ceramah kepada ummat Muslim di Thailand. Saya telah memenuhi permintaan dia. Anda bisa melihatnya pada video tape yang diberikan Syaikh sebagai hadiah. Dari penyelidikan saya dan dari apa yang telah saya pelajari selama konferensi ini, saya yakin bahwa segala yang terekam dalam Al-Quran 1400 tahun yang lalu pastilah suatu kebenaran, hal ini bisa dibuktikan dengan ilmu sains. Karena Nabi Muhammad SAW tidak bisa membaca dan menulis, Muhammad SAW pastilah seorang utusan yang telah menyampaikan kebenaran ini yang telah diwahyukan kepadanya sebagai cahaya dari Dia Yang Maha Pencipta. Pencipta ini pastilah Allah, atau Tuhan. Oleh karena itu, saya fikir inilah saat yang tepat untuk mengucapkan 'Laa ilaaha ilaallaah', bahwa tidak ada Tuhan yang patut disembah selain Allah, 'Muhammadar rasuulullaah', bahwa Muhammad adalah utusan Allah...
I have not only learned from the scientific knowledge in the conference, but also the great chance of meeting many new scientists and making many new friends among the participants. The most precious thing that I have gained by coming to this conference is ‘La ilaaha illAllah, Muhammad Rasool Allah ’, and to have become a Muslim.
Saya tidak hanya telah mempelajari dari pengetahuan sains di konferensi ini, akan tetapi juga memperoleh kesempatan besar untuk menemui banyak ilmuwan baru dan membuat persahabatan baru dari semua pengikut konferensi. Hal paling berharga yang saya peroleh dengan mendatangi konferensi ini adalah kalimat 'Laa ilaaha illallaah, Muhammadar rasuulullaah', dan menjadi seorang Muslim.
The truth verily comes from Allah who said in the Qur’an: And those to whom knowledge has come see that the (revelation) sent down to thee from thy Lord - that is the truth, and that it guides to the path of the Exalted (in Might), worthy of all praise. (Qur’an 34:6).

Kebenaran sungguh datang dari Allah yang telah mengatakan dalam Al-Quran:

Dan orang-orang yang diberi ilmu (Ahli Kitab) berpendapat bahwa wahyu yang diturunkan kepadamu dari Tuhan-mu itulah yang benar dan menunjuki (manusia) kepada jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji. 
(Quran 34:6)


BERIKUT INI PERNYATAAN PROFESSOR KEITH L. MOORE :

http://youtu.be/J_Dllu42eEA



Dr. Moore was a former President of the Canadian Association of Anatomists, and of the American Association of Clinical Anatomists. He was honoured by the Canadian Association of Anatomists with the prestigious J.C.B. Grant Award and in 1994 he received the Honoured Member Award of the American Association of Clinical Anatomists "for outstanding contributions to the field of clinical anatomy."

"For the past three years, I have worked with the Embryology Committee of KingcAbdulaziz University in Jeddah, Saudi Arabia, helping them to interpret the many statements in the Qur'an and Sunnah referring to human reproduction and prenatal development. At first I was astonished by the accuracy of the statements that were recorded in the 7th century AD, before the science of embryology was established. Although I was aware of the glorious history of Muslim scientists in the 10th century AD, and some of their contributions to Medicine, I knew nothing about the religious facts and beliefs contained in the Qur'an and Sunnah."

At a conference in Cairo he presented a research paper and stated:

"It has been a great pleasure for me to help clarify statements in the Qur'an about human development. It is clear to me that these statements must have come to Muhammad from God, or Allah, because most of this knowledge was not discovered until many centuries later. This proves to me that Muhammad must have been a messenger of God, or Allah."

Professor Moore also stated that: adith in the last four years have revealed a system of classifying human embryos that is amazing since it was recorded in the seventh century A.D... the descriptions in the Qur'an cannot be based on scientific knowledge in the seventh century..." "The intensive studies of the Qur'an and "...Because the staging of human embryos is complex, owing to the continuous process of change during development, it is proposed that a new system of classification could be developed using the terms mentioned in the Qur'an and Sunnah. The proposed system is simple, comprehensive, and conforms with present embryological knowledge.
 
SEE MORE WHAT Scientists' Comments On The Qur'an:
E. Marshall Johnson (Professor and Chairman of the Department of Anatomy and Developmental Biology, and Director of the Daniel Baugh Institute, Thomas Jefferson University, Philadelphia, Pennsylvania, USA.),
Joe Leigh Simpson (Professor and Chairman of the Department of Obstetrics and Gynaecology, Baylor College of Medicine, Houston, Texas, USA.),
William Hay (Professor of Oceanogprahy, University of Colorado, Boulder, Colorado, USA),
DAN MASIH BNYK LAGI DI: http://www.islamic-awareness.org/Quran/Science/scientists.html
 

Dari Bahtera Menuju Islam
SELAIN daripada para profesor yg telah diceritakan di atas,msh bnyk lagi para pakar ilmu pengetahuan yg masuk Islam KARENA KEBENARAN AL QURAN TENTANG MODERN SCIENCE. krn itu sering kita temui ayat2 Al Quran yg berbunyi "BAGI ORG-ORG YG BERPIKIR..."
Seorang pakar kelautan menyatakan betapa terpesonanya ia kepada Al-Quran yang telah memberikan jawaban dari pencariannya selama ini. Prof. Jackues Yves Costeau seorang oceanografer, yang sering muncul di televisi pada acara Discovey, ketika sedang menyelam menemukan beberapa mata air tawar di tengah kedalaman lautan. Mata air tersebut berbeda kadar kimia, warna dan rasanya serta tidak bercampur dengan air laut yang Lainnya. Bertahun-tahun ia berusaha mengadakan penelitian dan mencari jawaban misteri tersebut. Sampai suatu hari bertemu dengan seorang profesor muslim, kemudian ia menjelaskan tentang ayat Al-Quran Surat Ar-Rahman ayat 19-20 dan surat Al-Furqon ayat 53. Awalnya ayat itu ditafsirkan muara sungai tetapi pada muara sungai ternyata tidak ditemukan mutiara.
Terpesonalah Mr. Costeau sampai ia masuk Islam. Kutipan ayat tersebut antara lain sebagai berikut: “Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan, yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antar-keduanya dinding dan batas yang menghalang.” (QS Al-Furqon: 53).

Berdasarkan contoh kasus di atas, dapat memberikan gambaran pada kita bahwa ayat suci Al-Quran mampu menjelaskan fenomena Cromosome, Anatomi, Oceanografi, Keperawatan dan antariksa (baca "Jurnal Keperawatan Unpad" edisi 4, hal 64-70).
Sebenarnya masih banyak ayat- ayat Al-Quran yang menerangkan fenomena evolution and genetic seperti QS. As-Sajdah: 4, QS. al-A’raf: 53, QS. Yusuf: 3, QS. Hud: 7, tetapi karena keterbatasan ruangan pada kolom ini, serta dengan segala keterbatasan ilmu dan pengetahuan yang dimiliki penulis, maka kepada Allah jualah hendaknya kita berharap dan hanya Allah-lah yang Mahaluas dan Mahatinggi ilmunya. Wallahu a’lam.

read more

Alam semesta berbentuk seperti terompet ?

0 komentar

Setelah penulis ajak pembaca berjalan-berjalan di ruang angkasa dari satu planet ke planet yang lain dan dari satu benda angkasa ke benda angkasa yang lain dan juga telah ditunjukkan betapa besarnya alam semesta ciptaan Allah ini, 
selanjutnya penulis ajak untuk merenungkan seberapa besar terompet yang akan ditiup oleh Malaikat Israfil. Sebelum mengkaji seberapa besar terompet yang akan ditiup Malaikat Israfil, terlebih dahulu marilah kita bahas apa makna terompet yang disebutkan pada beberapa ayat Al Qur’an? 

Dalam sejarah manusia khususnya jaman kerajaan, terompet sering digunakan sebagai alat untuk pengumuman tentang sesuatu hal dari Sang Raja atau juga untuk memberikan tanda bahwa para pengawal kerajaan untuk berkumpul. Demikian juga Kerajaan Allah yang meliputi seluruh alam semesta dan ciptaannya. Ketika Hari Akhir saatnya tiba, maka terompet akan ditiup oleh Malaikat Israfil untuk pertama kalinya. Kemudian ketika Allah akan mengumpulkan dan menghidupkan kembali seluruh manusia untuk menghadapi pengadilan Allah, terompet juga ditiup untuk kedua kalinya. 
 
Para ilmuan tidak ada habis-habisnya meneliti dan memikirkan keberadaan alam semesta ini, dari mengamati bumi beserta isinya termasuk diri manusia itu sendiri, sampai benda-benda di luar angkasa bahkan sampai memprediksi bentuk alam semesta ciptaan Allah ini. Gambar-gambar yang dapat dilihat pada www.rense.com/general72/size.htm hanyalah merupakan bagian kecil dari benda-benda yang ada di alam semesta ini yang berhasil diamati manusia. Semua benda-benda tersebut tentunya berada dalam suatu ruang yang disebut alam semesta yang diasumsikan oleh para ilmuan ada batasnya. Berkaitan dengan hal ini, para ilmuan mencoba memprediksi bentuk alam semesta melalui pengamatan atau data-data yang dikumpulkan dengan peralatan canggih yang ada. 

Pada awalnya para ilmuan memprediksi bahwa bentuk alam semesta ini adalah datar atau “flat”.  Kemudian ilmuan dari Inggris memprediksi lagi bahwa bentuk alam semesta adalah seperti bola sepak. Prediksi bentuk alam semesta seperti bola sepak sebenarnya sebuah perkiraan yang bagus sebagai bagian dari teori alam semesta yang terbatas (finite universe theory). Akan tetapi berdasarkan data-data terbaru khususnya tentang “background radiation” yang dikumpulkan para ilmuan tidak mendukung prediksi tersebut teori tersebut. Dengan data-data terbaru yang dikumpulkan oleh sebuah alat milik NASA bernama “Wilkinson Microwave Anisotropy Prob (WMAP)” Profesor Frank Steiner dari Universitas Ulm, Jerman, yang memimpin sekelompok ilmuan mengajukan bentuk alam semesta yang sungguh mengejutkan. Profesor Steiner dan kelompoknya mengklaim bahwa alam semesta berbentuk seperti terompet. Bentuk ini cocok dengan hasil observasi (data yang dikumpulkan). Pada ujung depan terompet merupakan bagian alam semesta yang dapat diobservasi manusia (observable) dan semakin ke ujung belakang dari terompet tersebut adalah bagian alam semesta yang tidak bisa diamati (unobservable). (Lihat Gambar). 

Sekarang marilah kita tengok salah satu ayat Al-Qur’an yang menyebutkan tentang terompet, misalnya QS An-Naml ayat 87: “Dan pada hari (ketika) TEROMPET ditiup, maka terkejutlah segala yang di langit dan segala yang di bumi, kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Dan semua mereka datang menghadap-Nya dengan merendahkan diri” (QS 27:87). 

Apa yang bisa kita tafsirkan dari ayat tersebut? Jika hasil temuan para ilmuan tersebut kita gunakan sebagai dasar untuk menafsirkan ayat tersebut, maka yang dimaksud terompet adalah alam semesta ini yang bentuknya menyerupai terompet. Jadi ketika terompet (baca alam semesta dan seluruh isinya) ditiup oleh Malaikat Israfil untuk pertama kalinya maka saat itulah “timing” dari berakhirnya kehidupan manusia dan hancurnya alam yang fana ini atau yang disebut sebagai Hari Akhir. 
Dalam beberapa ayat lain, terompet ini akan ditiup untuk yang kedua kalinya yang menandai dibangkitkannya manusia dari kematian untuk menghadapi pengadilan Allah, dan inilah yang dinamakan sebagai Hari Kiamat (Hari Kebangkitan). 

Sebagai catatan, sebenarnya menurut Al Qur’an ada urutan kejadian berkenaan dengan hari akhir yang diawali dengan hancurnya alam semesta dan berakhirnya kehidupan dunia ini (dalam Al Qur’an salah satunya merujuk pada kata “as-saa’ah” atau Waktu dimulainya kehidupan akhirat yang ditandai dengan ditiupnya terompet untuk yang pertama kalinya) yang diikuti dengan dibangkitkannya dan dikumpulkannya manusia dari kematian (dalam Al Qur’an dikatakan dengan istilah “al-qiyaamah” atau hari Kiamat yang ditandai dengan ditiupnya terompet untuk yang kedua kalinya)  untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya selama di dunia (salah satu istilah yang dipakai di Al Qur’an “yaumul fashl” atau hari penentuan).  Wallaahu a’lam bish shawab.

Sumber: http://alisaid.wordpress.com/2007/10/04/seberapa-besar-torompet-yang-akan-ditiup-malaikat-israfil/


read more

Sabtu, 07 Juli 2012

Kisah di balik terhapusnya piagam Jakarta

Sabtu, 07 Juli 2012
0 komentar

Kisah di balik terhapusnya piagam Jakarta

(Arrahmah.com) - Ada khianat dan dusta, di balik terhapusnya kalimat, “dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” dalam Piagam Jakarta yang juga Pembukaan UUD 1945. Sikap toleran tokoh-tokoh Islam, dibalas dengan tipu-tipu politik!
Sebagaimana ditulis sebelumnya, sehari pasca pembacaan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945, tujuh kata dalam Piagam Jakarta dihapuskan. Di antara tokoh yang sangat gigih menolak penghapusan itu adalah tokoh Muhammadiyah, Ki Bagus Hadikusumo. Saking gigihnya, sampai-sampai Soekarno dan Hatta tak berani bicara langsung dengan Ki Bagus. Soekarno terkesan menghindar dan canggung, karena bagi Ki Bagus, penegakan syariat Islam adalah harga mati yang tak bisa ditawar lagi.
Untuk meluluhkan pendirian Ki Bagus, Soekarno kemudian mengirim utusan bernama Teuku Muhammad Hassan dan KH Wahid Hasyim agar bisa melobi Ki Bagus. Namun, keduanya tak mampu meluluhkan pendirian tokoh senior di Muhammadiyah ketika itu. Akhirnya, dipilihlah Kasman Singodimedjo yang juga orang Muhammadiyah, untuk melakukan pendekatan secara personal, sesama anggota Muhammadiyah, untuk melunakkan sikap dan pendirian Ki Bagus Hadikusumo.
Dalam memoirnya yang berjudul ”Hidup Itu Berjuang“, Kasman menceritakan bahwa ia mendatangi Ki Bagus dan berkomunikasi dengan bahasa Jawa halus (kromo inggil). Kepada Ki Bagus, Kasman membujuk dengan mengatakan,
“Kiai, kemarin proklamasi kemerdekaan Indonesia telah terjadi. Hari ini harus cepat-cepat ditetapkan Undang-Undang Dasar sebagai dasar kita bernegara, dan masih harus ditetapkan siapa presiden dan lain sebagainya untuk melancarkan perputaran roda pemerintahan. Kalau bangsa Indonesia, terutama pemimpin-pemimpinnya cekcok, lantas bagaimana?!
Kiai, sekarang ini bangsa Indonesia kejepit di antara yang tongol-tongol dan yang tingil-tingil. Yang tongol-tongol  ialah balatentara Dai Nippon yang masih berada di bumi Indonesia dengan persenjataan modern. Adapun yang tingil-tingil (yang mau masuk kembali ke Indonesia, pen) adalah sekutu termasuk di dalamnya Belanda, yaitu dengan persenjataan yang modern juga. Jika kita cekcok, kita pasti akan konyol.
Kiai, di dalam rancangan Undang-Undang Dasar yang sedang kita musyawarahkan hari ini tercantum satu pasal yang menyatakan bahwa 6 bulan lagi nanti kita dapat adakan Majelis Permusyawaratan Rakyat, justru untuk membuat Undang-Undang Dasar yang sempurna. Rancangan yang sekarang ini adalah  rancangan Undang-Undang Dasar darurat. Belum ada waktu untuk membikin yang sempurna atau memuaskan semua pihak, apalagi di dalam kondisi kejepit!
Kiai, tidakkah bijaksana jikalau kita sekarang sebagai umat Islam yang mayoritas ini sementara mengalah, yakni menghapus tujuh kata termaksud demi kemenangan cita-cita kita bersama, yakni tercapainya Indonesia Merdeka sebagai negara yang berdaulat, adil, makmur, tenang tenteram, diridhai Allah SWT.”
Kasman juga menjelaskan perubahan yang diusulkan oleh Mohammad Hatta, bahwa kata ”Ketuhanan” ditambah dengan ”Ketuhanan Yang Maha Esa”.  KH A Wahid Hasyim dan Teuku Muhammad Hassan yang ikut dalam lobi itu menganggap Ketuhanan Yang Maha Esa adalah AllahSubhanahu wa Ta’ala, bukan yang lainnya. Kasman menjelaskan, Ketuhanan Yang Maha Esa menentukan arti Ketuhanan dalam Pancasila. ”Sekali lagi bukan Ketuhanan sembarang Ketuhanan, tetapi yang dikenal Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa,” kata Kasman meyakinkan Ki Bagus.
Kasman juga menjelaskan kepada Ki Bagus soal janji Soekarno yang mengatakan bahwa enam bulan lagi akan ada sidang Majelis Permusyawaratan Rakyat untuk membuat undang-undang yang sempurna. Di sanalah nanti kelompok Islam bisa kembali mengajukan gagasan-gagasan Islam. Karena Soekarno ketika itu mengatakan, bahwa perubahan ini adalah Undang-Undang Dasar sementara, Undang-undang Dasar kilat. “Nanti kalau kita telah bernegara di dalam suasana yang lebih tenteram, kita tentu akan mengumpulkan kembali Majelis Permusyawaratan Rakyat yang dapat membuat Undang-Undang yang lebih lengkap dan sempurna,” kata Soekarno.
Para tokoh Islam saat itu menganggap ucapan Soekarno sebagai “janji” yang harus ditagih. Apalagi, ucapan Soekarno itulah setidaknya yang membuat Ki Bagus merasa masih ada harapan untuk memasukkan ajaran-ajaran Islam dalam undang-undang yang lengkap dan tetap nantinya.
”Hanya dengan kepastian dan jaminan enam bulan lagi sesudah Agustus 1945 itu akan dibentuk sebuah Majelis Permusyawaratan Rakyat dan Majelis pembuat Undang-Undang Dasar Negara guna memasukkan materi Islam itu ke dalam undang-undang dasar yang tetap, maka bersabarlah Ki Bagus Hadikusumo itu untuk menanti,” kenang Kasman dalam memoirnya.
Selain soal jaminan di atas, tokoh-tokoh Islam juga dihadapkan pada suatu situasi terjepit dan sulit, dimana kalangan sekular selalu mengatakan bahwa kemerdekaan yang sudah diproklamasikan membutuhkan persatuan yang kokoh. Inilah yang disebut Kasman dalam memoirnya bahwa kalangan sekular pintar memanfaatkan momen psikologis, dimana bangsa ini butuh persatuan, sehingga segala yang berpotensi memicu perpecahan harus diminimalisir. Dan yang perlu dicatat, tokoh-tokoh Islam yang dari awal menginginkan negeri ini merdeka dan bersatu, saat itu begitu legowo untuk tidak memaksakan kehendaknya mempertahankan tujuh kata tersebut, meskipun begitu pahit rasanya hingga saat ini. Sementara kalangan sekular-Kristen yang minoritas selalu membuat move politik yang memaksakan kehendak mereka.
Namun sikap toleran dan legowo tokoh-tokoh Islam ternyata dikhianati. Kasman sendiri akhirnya menyesal telah membujuk dan melobi Ki Bagus hingga akhirnya tokoh Muhammadiyah itu menerima penghapusan tujuh kata dalam Piagam Jakarta. Setelah berhasil melobi Ki Bagus, sebagaimana diceritakan Kasman dalam Memoirnya, ia gelisah dan tidak bisa tidur. Kepada keluarganya ia tidak bicara, diam membisu. Ia menceritakan dalam memoirnya,
”Alangkah terkejut saya waktu mendapat laporan dari Cudhanco Latief Hendraningrat, bahwa balatentara Dai Nippon (Jepang, pen) telah mengepung Daidan, dan kemudian merampas semua senjata dan mesiu yang ada di Daidan. Selesai laporan, maka Latief Hendraningrat hanya dapat menangis seperti anak kecil, dan menyerahkan diri kepada saya untuk dihukum atau diampuni. Nota bene, Latief sebelum itu, bahkan sebelum memberi laporannya telah meminta maaf terlebih dahulu.
Ya apa mau dibuat! Saya pun tak dapat berbuat apa-apa. Saya mencari kesalahan pada diri saya sendiri sebelum menunjuk orang lain bersalah. Ini adalah pelajaran Islam. Memang saya ada bersalah, mengapa saya sebagai militer kok ikut-ikutan berpolitik dengan memenuhi panggilan Bung Karno!?
….Malamnya tanggal (18 Agustus malam menjelang 19 Agustus 1945) itu sengaja saya membisu. Kepada keluargapun saya tidak banyak bicara, saya pun lelah, letih sekali hari itu, lagi pula kesal di hati. Siapa yang harus saya marahi?”
Kasman mengatakan, ada dua kehilangan besar dalam sejarah bangsa ini ketika itu. Pertama, penghapusan tujuh kata dalam Piagam Jakarta yang menjadi Pembukaan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia. Kedua, hilangnya sejumlah senjata milik tentara Indonesia dan lain-lainnya yang sangat vital pada waktu itu.
Kasman menyadari dirinya terlalu praktis dan tidak berpikir jauh dalam memandang Piagam Jakarta. Ia hanya terbuai dengan janji Soekarno yang mengatakan bahwa enam bulan lagi akan ada sidang Majelis Permusyawaratan Rakyat yang akan dapat memperbaiki kembali semua itu. Padahal dalam waktu enam bulan, mustahil untuk melakukan sidang perubahan di tengah kondisi yang masih bergolak. Meski Kasman telah mengambil langkah keliru, namun niat di hatinya sesungguhnya sangat baik, ingin bangsa ini bersatu.
“Sayalah yang bertanggung jawab dalam masalalah ini, dan semoga Allah mengampuni dosa saya,” kata Kasman sambil meneteskan air mata, seperti diceritakan tokoh Muhammadiyah Lukman Harun, saat Kasman mengulang cerita peristiwa tanggal 18 Agustus itu.
Seolah ingin mengobati rasa bersalah atas penyesalannya pada peristiwa 18 Agustus 1945, pada sidang di Majelis Konstituante 2 Desember 1957, Kasman tak lagi sekadar menjadi “Singodimejo” tetapi berubah menjadi “Singa di Podium” yang menuntut kembalinya tujuh kata dalam Piagam Jakarta dan menolak Pancasila sebagai dasar negara. Dadanya seperti meledak, ingin menyuarakan aspirasi umat Islam yang telah dikhianati.
Dengan lantang dan berapi-api ia berpidato, “Saudara ketua, satu-satunya tempat yang tepat untuk menetapkan Undang-Undang Dasar yang tetap dan untuk menentukan dasar negara yang tentu-tentu itu ialah Dewan Konstituante ini! Justru itulah yang menjadi way out daripada pertempuran sengit di dalam Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia yang telah pula saya singgung dalam pidato saya dalam pandangan umum babak pertama.
Saudara ketua, saya masih ingat, bagaimana ngototnya almarhum Ki Bagus Hadikusumo Ketua Umum Pusat Pimpinan Muhammadiyah yang pada waktu itu sebagai anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia mempertahankan Islam untuk dimasukkan dalam muqoddimah dan Undang-Undang Dasar 1945. Begitu ngotot saudara ketua, sehingga Bung Karno dan Bung Hatta menyuruh Mr T.M Hassan sebagai putra Aceh menyantuni Ki Bagus Hadikusumo guna menentramkannya. Hanya dengan kepastian dan jaminan bahwa 6 bulan lagi sesudah Agustus 1945 kita akan bentuk sebuah Majelis Permusyawaratan Rakyat dan Majelis Pembuat Undang-Undang Dasar yang tetap, maka bersabarlah Ki Bagus Hadikusumo untuk menanti.
Saudara ketua, kini juru bicara Islam Ki Bagus Hadikusumo itu telah meninggalkan kita untuk selama-lamannya, karena telah berpulang ke rahmatullah. Beliau telah menanti dengan sabarnya, bukan menanti 6 bulan seperti yang telah dijanjikan kepadanya. Beliau menanti, ya menanti sampai dengan wafatnya…
Gentlement agreement itu sama sekali tidak bisa dipisahkan daripada “janji” yang telah diikrarkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia kepada kami golongan Islam yang berada dalam panitia tersebut. Di dalam hal ini Dewan Konstituante yang terhormat dapat memanggil Mr. T.M Hassan, Bung Karno dan Bung Hatta sebagai saksi mutlak yang masih  hidup guna mempersaksikan kebenaran uraian saya ini…
Saudara ketua, di mana lagi jika tidak di Dewan Konstituante yang terhormat ini, saudara ketua, di manakah kami golongan Islam menuntut penunaian “janji” tadi itu? Di mana lagi tempatnya? Apakah Prof Mr Soehardi mau memaksa kita mengadakan revolusi? Saya persilakan saudara Prof Mr Soehardi menjawab pertanyaan saya ini secara tegas! Silakan!
Saudara ketua, jikalau dulu pada tanggal 18 Agustus 1945 kami golongan Islam telah difait-a complikan dengan suatu janji dan/atau harapan dengan  menantikan waktu 6 bulan, menantikan suatu Majelis Permusyawaratan Rakyat untuk membuat Undang-Undang Dasar yang baru dan yang permanen, saudara ketua, janganlah kami golongan Islam  di Dewan Konstituante  sekarang ini difait-a complikan lagi dengan anggapan-anggapan semacam: Undang-Undang Dasar Sementara dan Dasar Negara tidak boleh dirubah, tidak boleh diganti, tidak boleh diganggu gugat! Sebab fait-a compli semacam itu sekali ini, saudara ketua, hanya akan memaksa dada meledak!”
Pidato Kasman di Sidang Konstituante yang sangat menyengat dan mengusulkan Islam sebagai dasar negara sungguh sebuah penebusan kesalahan yang sangat luar biasa.Dalam pidato tersebut, Kasman secara detil mengemukakan alasan-alasannya mengapa Islam layak dijadikan dasar negara, dan mempersilakan golongan lain untuk mengemukakan alasan-alasannya terhadap Pancasila.
Bagi Kasman, Islam adalah sumber mata air yang tak pernah kering dan tak akan ada habisnya  untuk digunakan sebagai dasar dari NKRI ini, jika negara ini dilandaskan pada Islam. Sedangkan Pancasila yang dijadikan dasar negara tak lebih seperti “air dalam tempayan”, yang diambil diangsur, digali dari “mata air” atau sumber yang universal itu, yaitu Islam.
Kasman mengatakan, “Ada yang mengira, si penemu—katakan kalau mau, ‘si penggali’ air dalam tempayan itu adalah sakti mandra guna, dianggapnya hampir-hampir seperti Nabi atau lebih daripada itu, dan tidak dapat diganggu gugat. Sedang air dalam tempayan itu, lama kelamaan, secara tidak terasa mungkin, dianggapnya sebagai air yang keramat, ya sebagai supergeloof (ideologi yang luar biasa, pen) yang tidak dapat dibahas dengan akal manusia, dan yang tidak boleh didiskusikan lagi di Konstituante sini. Masya Allah!”
Begitulah sekelumit kisah di balik penghapusan syariat Islam dalam naskah Piagam Jakarta. Ada dusta dan khianat dari mereka yang memberi janji-janji muluk kepada tokoh-tokoh Islam saat itu. Ada upaya-upaya yang jelas dan tegas untuk memarjinalkan Islam. Menggunting dalam lipatan, menelikung di tengah jalan, adalah politik yang dilakukan kelompok-kelompok yang tidak ingin negara ini berlandaskan pada syariat Islam.
Inilah pelajaran berharga bagi umat Islam, dimana sikap toleran kita terhadap kelompok minoritas justru dihadiahi janji-janji palsu dan dusta. Umat Islam harus menagih janji itu, bahwa Piagam Jakarta harus kembali diberlakukan!
Oleh: Artawijaya - salam-online.com 
-------------------------------
Keterangan foto dari atas ke bawah: Mr Kasman Singodimedjo, Ki Bagus Hadikusumo, KH A Wahid Hasyim, Teuku Mohammad Hassan, Mohammad Hatta,  Soekarno saat pemilu 1955, Sidang Pembahasan Piagam Jakarta dan Rapat BPUPKI 
(saif al battar/arrahmah.com)

read more

Senin, 11 Juni 2012

Manfaat Memelihara JENGGOT

Senin, 11 Juni 2012
0 komentar

manfaat memelihara JENGGOT

Siapa yang tahu kalau jenggot memiliki manfaat?
simak nih gan cekidot...

Dalam Riset yang sedang dikaji para ilmuwan Amerika n Eropa, Mereka mencoba meneliti islam lebih dalam, termasuk jenggot yang dimiliki para ulama muslim, hasil yang menakjubkan adalah :

1.Jenggot secara alamiah mengontrol kandungan minyak di wajah
2.Jika tumbuh 1 helai jenggot, maka disekitarnya akan tumbuh jenggot halus disekitarnya.
3.Dalam 1 Helai Jenggot menyerap lebih dari satu unsur yang menyebabkan wajah terlihat kusam.
4.Jika jenggot tersebut dicukur, maka membutuhkan waktu yang lama untuk menumbuhkannya secara alami.
5.Hal terakhir yang masih diteliti, Sifat orang yang memiliki jenggot lebih bijaksana dalam mengambil keputusan.



Yusuf al Qorodhowi membagi hukum mencukur jenggot ini menjadi tiga pendapat :
1. Haram, sebagaimana dikemukan oleh Ibnu Taimiyah dan lainnya.
2. Makruh, sebagaimana diriwayatkan dalam Fathul Bari dari pendapat Iyadh, sedang dari selain Iyadh tidak disebutkan.
3. Mubah, sebagaimana dikemukakan oleh sebagian ulama modern.

Barangkali pendapat yang lebih moderat, lebih mendekati kebenaran, dan lebih adil ialah pendapat yang memakruhkannya, karena suatu perintah tidak selamanya menunjukkan hukum wajib sekalipun ditegaskan alasannya (illat) untuk berbeda dengan orang-orang kafir. Contoh yang terdekat adalah perintah untuk menyemir rambut agar berbeda dengan kaum Yahudi dan Nasrani, tetapi sebagian sahabat tidak menyemir rambutnya. Hal itu menunjukkan bahwa perintah tersebut hukumnya mustahab (sunnat).

Diantaranya hadits Rasulullah saw dalam hal ini adalah,”Cukurlah kumis dan peliharalah jenggot.” (HR. Muslim) serta hadits yang diriwayatkan dari Zakaria bin Abi Zaidah dari Mus’ab bin Syaibah dari Tholq bin Habib dari Ibnu az Zubeir dari Aisyah ra bahwasanya Rasulullah saw bersabda,”Sepuluh perkara fitrah : Mencukur kumis, memanjangkan jenggot, bersiwak, memasukkan air ke hidung (saat wudhu), memotong kuku, mencuci sendi-sendi jari tanggan, mencabut bulu ketiak, mecukur rambut di sekitar kelamin, mencuci dengan air setelah buang air kecil—kemudian Zakaria berkata,’Mus’ab mengatakan,’aku lupa yang kesepuluh kecuali berkumur-kumur.” (HR. Ahmad, Muslim, Nasai dan Tirmidzi)

Diantara hikmah lain dari larangan mencukur jenggot adalah agar kaum muslimin memiliki ciri khas sendiri dalam penampilan zhohirnya yang membedakannya dari orang-orang musyrik ataupun majusi, sebagaimana hadits Rasulullah saw,”Berbedalah dengan kaum musyrikin, peliharalah jenggot dan cukurlah kumis.” (HR. Tirmidzi)

read more

Izzudin Al-Qassam, Brigade Martir Para Pemuda Masjid

0 komentar

Izzudin Al-Qassam, Brigade Martir Para Pemuda Masjid

Dalam perjuangan menegakkan diinullah, tak hanya diperlukan kekuatan fisik yang tangguh, tetapi juga sikap mental, akhlak dan akidah yang lurus, yang bersih dari segala kepentingan duniawi. Perjuangan menegakkan kebenaran harus dimulai dengan perjuangan melawan hawa nafsu dari belenggu syahwat dunia. Itulah yang diterapkan oleh Brigade Izzuddin al-Qassam, sayap militer Hamas dalam merekrut para anggota yang siap menjemput syahid kapan saja. Mereka tak hanya mempunyai mental baja, tapi juga keimanan yang kokoh dan kepribadian yang mulia.
Seperti halnya Hamas dan gerakan intifadhahnya yang lahir dari “revolusi masjid” (tsauratul masjid), Brigade Al-Qassam juga lahir dan terbentuk dari tempat yang sama. Para anggota brigade ini adalah orang-orang pilihan, yang direkrut dari para pemuda masjid yang bertebaran di Jalur Gaza dan Tepi Barat. Bagi Brigade al-Qassam, para pemuda masjid yang rajin melaksanakan shalat subuh berjamaah, jauh dari perbuatan tercela, dan siap dibentuk menjadi syuhada, adalah amunisi paling dahsyat dalam melawan penjajah Zionis.

Karena itu, para anggota al-Qassam menerapkan disiplin organisasi yang ketat, terutama dalam amalan ibadah harian mereka, termasuk amalan-amalan sunnah yang dianjurkan oleh Rasulullah saw. Kebanyakan anggota dari brigade ini adalah para hafidz (penghapal al-Qur’an) dan orang-orang terdidik. Mereka juga dituntut untuk menghapal minimal hadits-hadits dalam Arba’in an-Nawawi, kitab yang memuat hadits-hadits pilihan. Mereka tak hanya siap secara fisik, tapi juga matang secara ruhani. Mereka menerapkan pola hidup quwwatul jasad, wa quwwatul aqidah, kuat secara fisik, dan kuat secara akidah.
Sebagai organisasi yang lahir dari para aktivis al-Ikhwan al-Muslimu—sebuah organisasi yang didirikan di Mesir oleh Syekh Hassan al-Banna pada 1928, brigade ini juga menerapkan pola serupa dalam mengadakan pelatihan dan pengkaderan. Lima prinsip yang dipegang oleh al-Ikhwan al-Muslimun, yaitu: Allah tujuan kami, Rasulullah teladan kami, al-Qur’an undang-undang kami, jihad jalan kami, dan mati syahid adalah cita-cita tertinggi kami,  juga menjadi prinsip perjuangan brigade ini.
Dalam perang Arab-Yahudi, Januari 1948, beberapa bulan setelah Majelis Umum PBB, di bawah campur tangan kuat lobi-lobi Zionis di Amerika, pada 29 November 1947 membagi wilayah Palestina berdasarkan kesatuan ekonomi. Dalam pembagian wilayah ini, bangsa Yahudi menempati beberapa wilayah tanah Palestina, yaitu: Yaffa, Galilea Timur sampai Lembag Esdraelon, daerah pantai dari Haifa hingga Selatan Yaffa, dan sebagian besar Negeb. Dengan pembagian ini, bangsa Yahudi menguasai 2/3 wilayah Palestina. Sedangkan sisanya, di bagian tengah dan timur Palestina diserahkan ke bangsa Arab. Sementara Yerusalem dan Betlehem di bawah pengawasan pemerintah yang bertanggungjawab langsung kepada PBB.
Pembagian wilayah ini membuat bangsa Arab marah, sehingga mereka mengirimkan tentaranya untuk menolak pembagian wilayah yang dilakukan oleh Majelis Umum PBB. Apalagi, pembagian wilayah itu jelas-jelas, tak lebih dari upaya pencaplokan Zionis terhadap tanah Palestina. Dalam perang yang dimulai pada bulan Januari 1948 itu, tentara Arab berhasil membumihanguskan perkampungan-perkampungan Yahudi. Selama satu bulan perang berlangsung, 2.500 orang Yahudi tewas.
Kemarahan bangsa Arab semakin menjadi-jadi ketika British Mandate yang menguasai wilayah Palestina, mengakhiri penguasaannya pada 14 Mei 1948. Di saat yang sama, Dewan Nasional Yahudi di Tel Aviv, mendeklarasikan berdirinya negara Yahudi. Negara-negara Arab, seperti Suriah, Libanon, Trans-Jordania, Iran, dan Mesir, memasuki wilayah-wilayah Palestina. Sementara itu, pasukan Yahudi juga dibeking oleh sukarelawan dari Amerika dan Eropa Barat. Karena kekuatan tak seimbang, Yahudi berhasil memenangkan peperangan.
Pada perang 1948 itu, Syekh Hassan al-Banna pimpinan tertinggi al-Ikhwan al-Muslimun mengirimkan sukarelawan non-militer untuk membantu tentara pasukan khusus Arab. Pengaruh al-Ikhwan al-Muslimun inilah yang kemudian menjadi cikal bakal berdirinya Hamas. Pola-pola pengaderan, manhaj pergerakan, dan sistem berorganisasi Hamas juga banyak mengambil dari pola perjuangan dan sistem yang dibangun oleh kelompok Ikhwan di Mesir.
Di antaranya adalah pembentukan Nizham al-Khas (Biro Khusus) yang dibentuk untuk mengader para anggota dalam brigade ini. Biro ini bertugas memberikan pelatihan yang bersifat rahasia, sistem sel, dan antara sesama anggota tidak saling mengenal, kecuali oleh mereka yang satu liqa’ (group) dengannya, yang terdiri dari masing-masing sepuluh orang. Sel tertutup inilah yang menyulitkan tentara Zionis untuk memburu brigade al-Qassam.
Selain integritas moral yang tangguh, para anggota dalam brigade ini juga dilatih secara fisik untuk bisa memegang senjata, menjadi sniper, mahir dalam strategi dan taktik perang gerilya, dan membuat bahan peledak. Untuk operasi intelijen, mereka juga belajar soal telik sandi, infiltrasi, desepsi, dan pemetaan. Sebagian besar anggota brigade ini adalah para pemuda terpelajar, al-muhandisuun (para insinyur), sehingga tidak terlalu sulit untuk mempelajari pembuatan bom dan ilmu-ilmu perang modern. Dan kekuatan terbesar brigade ini adalah keyakinannya akan kemenangan!
Sebutan Brigade Izzuddin al-Qassam diambil dari nama seorang pionir mujahid, Izzuddin al-Qassam, yang syahid sebagai martir di Jenin, Palestina, pada 20 November 1935. Nama lengkapnya Izzuddin ibn Abdul Qadar ibn Mustafa ibn Yusuf ibn Muhammad al-Qassam. Ia dilahirkan di Kota Jablah, Syiria, pada 20 November 1882. Al-Qassam adalah seorang dai dan guru. Ia menamatkan pendidikan sarjananya di Universitas Al-Azhar, Mesir. Selain sebagaiseorang dai, al-Qassam adalah seorang ulama mujahid. Saat erancis datang menjajah Syiria dan Libanon pada era tahun 1920-an, ia tampil sebagai mujahid yang menggerakkan semangat jihad untuk membebaskan dua negeri Muslim tersebut. Kemudian, saat Inggris menjanjikan kepada bangsa Yahudi sebuah tanah di Palestina untuk dijadikan negara tempat mereka tinggal, al-Qassam turun berjihad melawan penjajahan tersebut. Sebagai wadah perjuangan, al-Qassam mendirikan sebuah organisasi yang disebut oleh negara penjajah dengan nama organisasi Black Hand. Organisasi yang mengampanyekan perlawanan terhadap British dan Zionis.
Secara bahasa, Izzu berarti harga diri, kebanggan. Sedangkan ad-dien adalah al-Islam. Dan al-Qassam adalah orang yang mengikat sumpah. Izzuddin al-Qassam bisa diartikan sebagai orang yang bersumpah untuk menjaga kemulian Islam. Izzuddin al-Qassam ini  oleh Syekh Ahmad Yassin, Dr Ibrahim al-Muqadama, Syekh Shalah Syahadah, dan para pionir Hamas lainnya dipilih sebagai nama sayap militer mereka, dengan harapan brigade ini bisa terus bertekad untuk membela Islam dan kaum Muslimin di tanah Palestina.
Sebelumnya, pada tahun 1986, Syekh Shalah Syahadah, membentuk sebuah organisasi  perlawanan bernama Al-Mujahiduun al-Filistiniun (Mujahidin Palestina). Organisisasi ini dibentuk oleh Syekh Syahadah setelah ia bertemu dengan Syekh Ahmad Yassin pada 1986, usai keluar dari penjara. Saat itu, ia berbincang dengan Syekh Yassin untuk membentuk sebuah organisasi perlawanan dengan tujuan membebaskan tanah Palestina dari cengkeraman Zionis. Kemudian disepakatilah sebuah Al-Mujaahidun al-Filistiniun sebagai nama dari organisasi itu.
Syekh Syahadah dilahirkan di Kota Gaza pada 24 Februari 1935, tahun dimana Syekh Izzuddin al-Qassam wafat dibunuh Zionis. Dengan sistem jaringan dan sel tertutup, kelompok Mujahidin Palestina yang dibentuk Syekh Syahadah menargetkan para serdadu penjajah Zionis di setiap jengkal tanah Palestina. Jaringan ini beroperasi hingga tahun 1989, dan sukses melakukan operasi rahasia dengan menculik dua serdadu Zionis, Ilan Sadoon dan Avi Sasbortas. Selain Mujahidin Palestina, saat itu dibentuk juga Brigade Abdullah Azzam dan Brigade Majd, yang beroperasi dengan tujuan yang sama.
Syekh Shalah Syahadah sendiri gugur sebagai syuhada pada 22 Juli 2002. Pasukan Israel Defense Forces (IDF) menghujani tempat tinggalnya di Gaza City dengan satu ton bom yang dimuntahkan dari pesawat temput F-16 milik Israel. Syekh Syahadah wafat bersama anak-anak dan istrinya. Kematian Syekh Syahadah disebut oleh Perdana Menteri Israel saat itu, Ariel Sharon, sebagai, ”satu dari sebuah kesuksesan besar yang diraih oleh Zionis.” Maklum, sebelumnya Israel menuduh Syekh Syahadah termasuk di antara tokoh yang terlibat dalam memproduksi roket al-Qassam dan persenjataan Hamas lainnya.
Nama Mujahidin Palestina yang digagas Syekh Syahadah inilah yang kemudian menjadi cikal bakal terbentuknya  Brigade Izzuddin al-Qassam pada tahun 1991, dua tahun sebelum Kesepakatan Oslo, 1993, meskipun brigade ini secara tidak resmi sudah turut andil di tengah-tengah intifadhah pertama pada kurun waktu 1987-1994. Secara resmi, Al-Qassam diperkenalkan sebagai sayap militer Hamas. Secara resmi pula brigade ini mendeklarasikan tujuannya sebagai organisasi yang memperjuangkan kemerdekaan dan hak-hak bangsa Palestina di bawah naungan Islam, sesuai dengan al-Qur’an dan sunnah, serta tradisi para ulama salaf dengan segala dedikasinya bagi tegaknya Islam.
Untuk mewujudkan tujuan itu, Brigade al-Qassam merumuskan setidaknya tiga langkah perjuangan, yaitu menumbuhkan semangat jihad kepada kaum Muslimin di Palestina dan dunia Arab, mempertahankan setiap jengkal tanah kaum Muslimin Palestina dari pendudukan dan agresi Zionis, dan membebaskan tanah Palestina. Brigade ini, kerap melakukan aksinya dengan penutup wajah berwarna hitam dan ikat kepala hijau bertuliskan Kataaib al-Qassam  (Brigade al-Qassam) dan kalimat tauhid. Topeng wajah ini digunakan semata-mata untuk menghindari incaran intelijen Zionis dan Tentara Pertahanan Israel (IDF).
Tak ada data yang pasti tentang berapa jumlah anggota brigade ini, meskipun intelijen Israel menduga ada sekitar 40.000 orang yang tergabung dalam sayap militer Hamas ini. Yang jelas, hampir setiap perempuan yang ada di Palestina berharap lahir dari rahim mereka para al-Qassam, para generasi yang bertekad untuk bersumpah setia melakukan perlawanan demi tegaknya dinullah dan membebaskan setiap inchi tanah al-Quds dari cengkeraman Zionis Yahudi.  Para orangtua di Palestina berharap anak-anaknya kelak bisa menjemput syahid, menjadi pejuang dalam barisan brigade ini.
Sebagai organisasi perlawanan yang lahir dan terbentuk dari bawah, Brigade al-Qassam tak memiliki persenjataan yang canggih. Mereka bergerak melakukan perlawanan dengan mengggunakan senjata-senjata dan roket rakitan, yang dengan izin Allah SWT mampu menebarkan teror terhadap kaum Zionis. Sejak didirikan, para insinyur dalam brigade ini mampu membuat roket yang bisa menempuh jarak 840 km. Mereka membuat roket dengan nama-nama pemimpin mereka, seperti Roket al-Banna, Roket Yassin, Roket Batar, dan Roket al-Qassam. Intelijen Israel menyebut dalam kurun waktu terakhir, brigade ini dilatih menggunakan peralatan canggih, seperi senjata anti-tank, misil anti pesawat tempur, dan lain-lain.
Roket-roket yang kerap ditembakkan ke selatan wilayah Israel inilah yang dijadikan alasan Israel untuk melakukan agresi biadabnya ke jantung pertahanan dan otoritas Palestina di Jalur Gaza. Dibanding jet-jet tempur super canggih, tank-tank lapis baja, dan bom yang mengandung zat kimia white phosphorous (pospor putih), yang digunakan Israel, roket-roket rakitan  Brigade al-Qassam tak mampu membuat kota-kota di tanah jajahan itu hancur lebur. Roket-roket brigade ini setidaknya ingin mengabarkan, bahwa dengan senjata seadanya, mereka mampu membuat Israel kalang kabut dicekam kematian.
Sejak Brigade al-Qassam secara terbuka memainkan perannya sebagai organisasi bersenjata, ribuan anggotanya sudah banyak yang menjadi syuhada dan dipenjara. Puncaknya, saat intifadhah kedua meletus pada 2000, banyak anggota al-Qassam yang gugur, di antaranya Syekh Shalah Syahadah (syahid pada 2002) dan Adnan Al-Ghoul.
Pada September 2005, brigade merilis nama-nama komandan dan fungsionaris organisasi ini, yaitu Mohammad Deif (Komandan Umum), Ahmad Jabari dan Marwan Isa (Asisten Mohammad Deif), Raid Said (Komandan di Gaza City), Ahmad al-Ghandur (Komandan di Utara Gaza dan Kamp Pengungsi Jabaliya), Muhammad abu Shamala (Komandan di Selatan Gaza), dan  Muhammad al-Sanwar (Komandan di Khan Yunis).
Sebagai kelompok perjuangan Islam yang sangat militan dan fundamental, Brigade al-Qassam dimasukkan dalam daftar organisasi teroris oleh negara-negara kafir seperti Amerika Serikat, Israel, Inggris, Australia, dan Uni Eropa. Posisi inilah yang kerap menyudutkan Hamas, sebagai organisasi yang mengedepankan aksi kekerasan dan menjadikan warga sipil sebagai tameng perjuangan. Suatu propaganda dusta yang kerap dihembuskan media-media yang berada di bawah kontrol Zionis Yahudi.
Selain bertempur dalam perang terbuka, Brigade al-Qassam juga melakukan taktik perjuangan dengan melakukan bom syahid (isytishadiah) ke jantung-jantung pusat pemerintahan Israel. Mereka yang siap melakukan bom syahid adalah anak-anak muda yang mendambakan syahid sebagai cita-cita tertinggi dalam hidupnya. Untuk sebuah operasi isytishadiah, calon martir harus meluruskan niat dan membersihkan hati dari segala kepentingan duniawi. Mereka juga harus menargetkan sasaran setepat mungkin, terutama tempat-tempat yang menjadi basis Zionis. Untuk sebuah operasi bom syahid, seperti dituturkan oleh Syekh Shalah Syahadah, setidaknya membutuhkan dana 3500 US dollar sampai dengan 50.000 US dollar. (Wawancara Syekh Shalah Syahadah, www.al-qassam.ps).
Apa yang menjadi terget al-Qassam? Benarkah mereka menargetkan rakyat sipil Israel? ”Kami tidak pernah menargetkan sekolah dan memerintahkan untuk membunuh anak-anak. Kami tidak pernah menargetkan rumah sakit, meskipun itu sangat mudah bagi kami. Kami tidak memerangi Yahudi karena semata-mata mereka Yahudi. Kami memerangi mereka karena mereka menjajah kami. Kami tidak memerangi mereka semata-mata karena keyakinan mereka. Kami memerangi mereka karena mereka merampas tanah kami,” tegas Syekh Shalah Syahadah.
Al-Arabi Center for Research and Studies, sebuah lembaga survei yang pernah melakuan penelitian tentang target penyerangan terhadap obyek sasaran yang sudah diraih oleh Brigade al-Qassam dan faksi jihad lainnya di Palestina menyebutkan, 47 persen dari musuh (zionis) yang menjadi target sasaran tewas, sedangkan 44,5 persen dari mereka yang menjadi target mampu dilumpuhkan atau terluka. Sedangkan faksi perlawanan lain yang juga mempunyai visi pembebasan Palestina hanya mampu meraih 20,1 persen target yang tewas dan 21,8 persen yang terluka. Angka ini menunjukan bahwa perlawanan al-Qassam lebih sengit ketimbang faksi jihad lainnya.
Hamas dan Brigade al-Qassammnya, tak hanya mengandalkan kekuatan senjata, tetapi juga keyakinanan akan sebuah kemenangan. Karenanya, bagi al-Qassam, statistik soal kekuatan pasukan Zionis bagi mereka sama sekali tak berarti. Di medan tempur, al-Qassam percaya, keyakinan dan mental juang mereka akan mengalahkan kekuatan sehebat apapun yang dimiliki serdadu Zionis penjajah! Brigade ini bertekad menghancurkan seluruh pasukan Zionis di tanah jajahan, seperti halnya Jaysu Muhammad, tentara Muhammad saw, meluluhlantakkan dan menghinakan kekuatan Yahudi di Khaibar. Khaibar, Khaibar ya Yahud! Jaysu Muhammad saufa ya’ud!

SUMBER

read more
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 

Follow me in the Fb

Followers

Page Range

Mutiara Kata

“Kita asyik dengan pertarungan militer, sukses menempa hati ikhlas, berhasil menciptakan cinta mati syahid. Tetapi, kita lalai memikirkan kekuasaan (politik). Kita tak sepenuh hati menggelutinya. Kita masih memandang bahwa politik adalah barang najis. Akhirnya, kita sukses mengubah arah angin; kemenangan dengan pengorbanan yang mahal bisa kita raih. Tetapi, menjelang babak akhir, saat kemenangan siap dipetik, musuh-musuh melepaskan tembakan ‘rahmat’ untuk menjinakkan kita.” (Tokoh Jihad Afghan-Arab)