Home | Looking for something? Sign In | New here? Sign Up | Log out

Rabu, 25 Agustus 2010

188. MAKNA KATA "KAMI" DALAM QUR'AN

Rabu, 25 Agustus 2010
0 komentar
Seringkali, orang kufar mencoba mengganggu iman kita dengan bertanya: Mengapa Qur'an sering guna kata KAMI untuk ALLAH? Bukankah kami itu banyak? Apakah itu bermakna Qur'an pun mengakui Tuhan itu lebih dari 1? Bagaimana kita menjelaskannya? Mungkin kita juga pernah bertanya demikian?  Samakah dengan kristen "Tuhan" bapa, "Tuhan" anak & "Tuhan" roh?

MAKNA KATA "KAMI" DALAM QUR'AN

السلام عليكم . بِسْــــمِ ﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم.لا إله إلاَّ الله.محمد رسو ل الله
الحمد لله رب العا لمين. الصلاة و السلام على رسو ل الله.اما بعد

^_^ ... Bagi yang belum tahu, mari kita sama-sama berbagi ilmu:

Jawaban 1: Kata KAMI sebagai penghormatan

Bahasa Arab ialah bahasa paling sukar didunia. Sedang bahasa paling sukar nomor 2 ialah Bahasa China. Hal ini disebabkan kerana dalam 1 kata, bahasa arab memiliki banyak makna.

Contoh: Sebuah gender, dalam suatu daerah boleh bermakna lelaki, tapi dalam daerah lain boleh bermakna perempuan.

Dalam bahasa Arab, dhamir 'NAHNU' ialah dalam bentuk jamak yang berarti kita atau kami. Tapi dalam ilmu 'NAHWU', maknanya tak cuma kami, tapi aku, saya dan lainnya.

Terkadang kita sering terjebak dengan pertanyaan sejenis ini. Pertanyaan diatas muncul karena ketidak tahuan meraka, namun banyak pulak para kufar yg berusaha untuk membodohi umat Islam yang tak faham dengan bahasa arab. Pertanyaan seperti ini sering dijadikan senjata melawan umat Islam yang kurang ilmunya.

Tapi bagi mereka yang faham bahasa Arab sebagai bahasa yang kaya dengan makna dan kandungan seni serta balaghah dan fashohahnya, Pertanyaan ini terlihat lucu dan jenaka.

Bagaimana mungkin aqidah Islam yang sangat logis dan kuat itu mau ditumbangkan cuma dengan bekal logika bahasa yang setengah-setengah?

JIKA MEMANG "KAMI" DALAM QUR'AN DIERTIKAN SEBAGAI LEBIH DARI 1, LALU MENGAPA ORANG ARAB TIDAK MENYEMBAH ALLAH LEBIH DARI 1? MENGAPA TETAP 1 ALLAH SAHAJA? TENTU KARENA MEREKA PAHAM TATA BAHASA MEREKA SENDIRI.

Dalam ilmu bahasa arab, penggunaan banyak istilah dan kata itu tidak selalu bermakna zahir dan apa adanya. Sedangkan Al-Quran adalah kitab yang penuh dengan muatan nilai sastra tingkat tinggi.

Selain kata 'Nahnu", ada juga kata 'antum' yang sering digunakan untuk menyapa lawan bicara meski hanya satu orang. Padahal makna 'antum' adalah kalian (jamak).

Secara rasa bahasa, bila kita menyapa lawan bicara kita dengan panggilan 'antum', maka ada kesan sopan dan ramah serta penghormatan ketimbang menggunakan sapaan 'anta'.
 Kata 'Nahnu' tidak harus bermakna arti banyak, tetapi menunjukkan keagungan Allah SWT. Ini dipelajari dalam ilmu balaghah.

Contoh: Dalam bahasa kita ada juga penggunaan kata "Kami" tapi bermakna tunggal. Misalnya seorang berpidato sambutan berkata,"Kami merasa berterimakasih sekali . . . "

Padahal orang yang berpidato Cuma sendiri dan tidak beramai-ramai, tapi dia bilang "Kami". Lalu apakah kalimat itu bermakna jika orang yang berpidato sebenarnya ada banyak atau hanya satu ?

Kata kami dalam hal ini digunakan sebagai sebuah rasa bahasa dengan tujuan nilai kesopanan. Tapi rasa bahasa ini mungkin tidak bisa dicerap oleh orang asing yang tidak mengerti rasa bahasa. Atau mungkin juga karena di barat tidak lazim digunakan kata-kata seperti itu.

Kalau kawan diskusi kita yang christian itu tak paham rasa bahasa ini, harap maklum saja, karena alkitab bible mereka memang telah kehilangan rasa bahasa. Bahkan bukan hanya kehilangan rasa bahasa, tapi pun kehilangan kesucian sebuah kitab suci.

Sebagai contoh dari rasa bahasa Alkitab Kristen yang sudah "Hancur Lebur" dapat dilihat dalam postingan ini: http://www.facebook.com/note.php?note_id=144868932209673&comments

Seperti yg sudah diketahui banyak orang, alkitab christian merupakan terjemahan dari terjemahan yang telah diterjemahkan dari terjemahan sebelumnya.

Ada sekian ribu versi bible yang antara satu dan lainnya bukan sekedar tidak sama tapi juga bertolak belakang. Jadi wajar bila alkitab christian mereka itu tidak punya balaghoh, logika, rasa dan gaya bahasa. Dia adalah tulisan karya manusia yang kering dari nilai sakral.
Di dalam Al-Quran ada penggunaan yang kalau kita pahami secara harfiyah akan berbeda dengan kenyataannya. Misalnya penggunaan kata 'ummat'.

Biasanya kita memahami bahwa makna ummat adalah kumpulan dari orang-orang. Minimal menunjukkan sesuatu yang banyak. Namun Al-Quran ketika menyebut Nabi Ibrahim yang saat itu hanya sendiri saja, tetap disebut dengan ummat.

QS.16 An-Nahl :120 Sesungguhnya Ibrahim adalah "UMMATAN" yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan.

Dalam tata bahasa Arab, ada kata ganti pertama singular [anâ], dan ada kata ganti pertama plural [nahnu]. Sama dengan tata bahasa lainnya. Akan tetapi, dalam bahasa Arab, kata ganti pertama plural dapat, dan sering, difungsikan sebagai singular.

Dalam gramer Arab [nahwu-sharaf], hal demikian ini disebut "al-Mutakallim al-Mu'adzdzim li Nafsih-i", kata ganti pertama yang mengagungkan dirinya sendiri.

Permasalahan menjadi membingungkan setelah al-Quran yang berbahasa Arab, dengan kekhasan gramernya, diterjemahkan ke dalam bahasa lain, termasuk Indonesia, yang tak mengenal "al-Mutakallim al-Mu'adzdzim li Nafsih-i" tersebut.
Klik pada gambar agar gambar lebih besar untuk disebarkan ... ^_^
Jawaban ke 2: Ada peran makhluk lain atas kehendak ALLAH
Contoh penggunaan kata KAMI dalam Qur'an:Qs. 15 Hijr: 66. Dan telah Kami wahyukan kepadanya perkara itu, yaitu bahwa mereka akan ditumpas habis di waktu subuh.

"Kami wahyukan..." Maka disini berarti ada peran makhluk lain yaitu Malaikat Jibril sebagai pembawa atas perintah Allah.

Contoh penggunaan kata AKU dalam Qur'an:

11. Maka ketika ia datang ke tempat api itu ia dipanggil: "Hai Musa.
12. Sesungguhnya Aku inilah Tuhanmu, maka tanggalkanlah kedua terompahmu; sesungguhnya kamu berada dilembah yang suci, Thuwa.
13. Dan Aku telah memilih kamu, maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan.
14. Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.
15. Segungguhnya hari kiamat itu akan datang Aku merahasiakan agar supaya tiap-tiap diri itu dibalas dengan apa yang ia usahakan.
16. Maka sekali-kali janganlah kamu dipalingkan daripadanya oleh orang yang tidak beriman kepadanya dan oleh orang yang mengikuti hawa nafsunya, yang menyebabkan kamu jadi binasa".Qs.20 Thaaha:11-16

Pada ayat-ayat di atas, kata AKU digunakan karena Allah sendiri berfirman langsung kepada Nabi Musa AS tanpa perantara Malaikat Jibril.... ^_^

Contoh penggunaan kata KAMI dan AKU yang bersamaan dalam Qur'an:
Qs.21 Anbiyaa: 25. Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku".

Kata KAMI digunakan saat Allah mewahyukan dengan perantara Malaikat Jibril, & kata AKU digunakan sebagai perintah menyembah Allah saja.

Qs.23 Mu'minuun: 27. Lalu Kami wahyukan kepadanya: "Buatlah bahtera di bawah penilikan dan petunjuk Kami, maka apabila perintah Kami telah datang dan tanur telah memancarkan air, maka masukkanlah ke dalam bahtera itu sepasang dari setiapnya, dan keluargamu, kecuali orang yang telah lebih dahulu ditetapkan di antara mereka. Dan janganlah kamu bicarakan dengan Aku tentang orang-orang yang zalim, karena sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan.

Kata KAMI digunakan saat mewahyukan kepada Nabi Nuh AS dengan perantara Malaikat Jibril, & kata AKU digunakan saat tidak ada malaikat.
Contoh peran makhluk lain dalam kata KAMI ialah peran sepasang suami istri dalam peran penciptaan manusia.

Jawaban ke 3: Kata KAMI pun digunakan dalam kitab terdahulu

Bahasa Arab sedikit banyak memiliki persamaan dengan saudara 1 rumpunnya yaitu Bani Israil. Ini saya maksudkan dalam kitab "Taurat" masa sekarang pun, dalam bahasa aslina kata yang digunakan ialah KAMI, tapi orang yahudi tidak pernah menganggap Tuhan itu lebih dari 1.

Sebagai Contoh ialah dalam Alkitab Kristen:
Kejadian 1:1 Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. (BAHASA SEKARANG)Padahal dalam bahasa ibrani aslinya ialah menggunakan kata KAMI.... Tapi yahudi tidak ada yang menyembah Tuhan 2 tapi 1 atau Tuhan 3 tapi 1 atau Tuhan 4 tapi 1....
  
Klik pada gambar agar gambar lebih besar untuk disebarkan ... ^_^
Semoga ini menjadi renungan bagi semua terutama bagi mereka yang murtad hanya karena dunia.

25 Juta Muslim menjadi Murtad Kafir antara tahun 1950-2004 berdasar 3 sumber resmi: Pemerintah Demokrasi, Pihak Islam & Pihak Kristen dengan sedikit perbedaan jumlah...

Ini baru yang tercatat, bagaimana dengan yang tidak tercatat?
Berapa jumlah murtadin antara 2005-2010?
Berapa jumlah murtadin sebelum tahun 1950?
Berapa jumlah murtadin di negara lain? Afrika, Malaysia, lainnya?
Belum termasuk yang terpengaruh Liberal berkata semua agama sama?
Berapa jumlah Islam yg setengah hati terpengaruh media massa?
Berapa jumlah muslim yang tak yakin dengan Islam?
Berapa Jumlah "Islam Keturunan"?
Sampai kapan kita harus toleransi?
Hak kita untuk membela diri & keturunan kita!
Hidupkan KEWAJIBAN dakwah setiap individu muslim...
Sampaikan dengan hikmah & cara yang baik....

Tidak benar semua agama sama, hanya 1 agama benar! Qur'an menulis:Siapa cari agama selain Islam,maka sekali-kali tidak diterima dari-nya, & dia di akhirat termasuk orang2 rugi (QS.3 Ali 'Imran:85).

Tidak sempurna iman seorang muslim sampai dia menyayangi muslim lain seperti dirinya sendiri. Dan salah satu wujud sayang itu ialah amar ma'ruf nahi munkar. Kemunkaran yang meraja lela saat ini ialah "Semua Agama Sama". Mari kita buktikan semua agama tidak sama, hanya Islam saja satu-satunya agama yang TERBUKTI benar!

Mukjizat Qur'an mencakup dari yang sangat sederhana, sampai yang penuh dengan kerumitan dari segala bidang matematika, astronomi, biologi, geografi, sastra, oceanografi dan segalanya. Karena Qur'an diturunkan kepada semua manusia sepanjang zaman. Bahasanya mencakup dari yang sangat sederhana, sampai pada tingkat tertinggi dari ilmu bahasa & kesusasteraan yang baik.

Dengan demikian pesan yang dibawa bisa dicapai oleh setiap orang tanpa melihat tingkat pendidikannya. Sama halnya dengan mukjizat Qur'an, fenonema yang sungguh teramat sangat luar biasa ini dapat dibagi menjadi 2, yaitu: BUKTI SEDERHANA dan BUKTI RUMIT

Bagi orang awam saja, keindahan bahasa & hikmah serta nasihat jiwa didalamnya sudah mampu membuktikan kemuliaan Qur'an bagi orang yang mau jujur menggunakan hati kecilnya. Diceritakan dalam sebuah kisah jika Abu Jahal pun menangis mendengar Rasulullah Muhammad SAW membaca Qur'an, namun sayang, Abu Jahal tidak mau mengakui Mukjizat Qur'an yang diturunkan pada Rasulullah Muhammad SAW.


Subhanallah...1 lagi bukti...
Dari ilmiah.... Islam TERBUKTI Benar...
Dari nalar.... Islam TERBUKTI Benar...
Dari Sejarah.... Islam TERBUKTI Benar...
Dari bahkan Kitab agama lain pun.... Islam TERBUKTI Benar...

====================
APA BUKTI ISLAM BENAR???
Sangat penting untuk ribuan new member yang join tiap hari,tolong klik:
====================
Untuk Posting hari lalui:

Klik pada gambar agar gambar lebih besar untuk disebarkan ... ^_^
Klik share,bagikan,kongsi, jempol,like,suka,tag,tandai agar dakwah menyebar ke seluruh pelosok. More like/jempol & More comment = membantu dakwah karena posting ini akan sering muncul di wall member sebagai most recent update.

Allah berfirman: Menyampaikan=Wajib (bukan kata orang)
Qs.3:20 Kewajiban kamu hanyalah menyampaikan ❤♡ ❥ ♥
Qs.5:92 Kewajiban Rasul Kami, hanyalah menyampaikan dengan terang
Qs.16:82 Kewajiban yang dibebankan atasmu hanyalah menyampaikan
Qs.16:125 Serulah pada jalan Tuhan-mu dengan hikmah & pelajaran baik
Qs.42:48 Kewajibanmu tidak lain hanyalah menyampaikan ❤♡ ❥ ♥
Qs.64:12 Kewajiban Rasul Kami hanyalah menyampaikan dengan terang
 
Ayo mari menyampaikan.... SAMPAIKANLAH MESKI CUMA 1 AYAT

Alhamdulillah... Thanx 2 ALL 4 Support ^_^
TOLONG SAMPAIKAN dengan undang teman pada group ini supaya lebih banyak lagi orang tahu kalau cuma Islam saja satu-satunya agama yg TERBUKTI BENAR ❤♡ ❥ ♥ Semoga Allah membalas amal kita semua

read more

Sabtu, 21 Agustus 2010

Ikatan Islam Bakal Terurai Demi Simpul Simpul

Sabtu, 21 Agustus 2010
0 komentar

Mengapa kekacauan di dunia dewasa ini begitu merebak? Coba perhatikan berbagai berita di media. Hampir semua mengabarkan kekacauan, perselisihan dan kezaliman. Sedemikian merebaknya kekacauan sampai-sampai di kalangan insan mediadi dunia barat berkembang suatu motto yaituBad News Is Good News(berita buruk adalah berita baik). Artinya berita yang mengandung kekacauan diyakini bakal mendatangkan profit bisnis. Bila suatu berita mengandung kebaikan, maka ia dianggap ”tidak menjual” Astaghfirullah..!!



Namun pertanyaan di atas belum terjawab... Mengapa hal ini terjadi di masa kita sekarang? Saudaraku, tidak perlu kita susah-susah mencari jawabnya. Silahkan simak pesan Nabi Muhammad saw berikut: عَنْ أَبِي أُمَامَةَ الْبَاهِلِيِّ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَيُنْقَضَنَّ عُرَى الْإِسْلَامِ عُرْوَةً عُرْوَةً فَكُلَّمَا انْتَقَضَتْ عُرْوَةٌ تَشَبَّثَ النَّاسُ بِالَّتِي تَلِيهَا وَأَوَّلُهُنَّ نَقْضًا Ø§Ù„Ù’Ø ÙÙƒÙ’Ù…Ù وَآخِرُهُنَّ الصَّلَاةُ

(AHMAD - 21139) : Dari Abu Umamah Al Bahili dari Rasulullah Shallallahu'alaihiWasallam bersabda: “Sungguh ikatan Islam akan terurai simpul demi simpul.Setiap satu simpul terurai maka manusia akan bergantunganpada simpul berikutnya.Yang pertama kali terurai adalah masalah hukum dan yang paling akhir adalah sholat."

Sebagaimana ditulis oleh Ahmad Thomson dalam bukunya Sistem Dajjal bahwa semenjak hampir satu abad yang lalu dunia memasuki suatu keadaan dimana nilai-nilaiRabbanidanNabawyditinggalkan dan nilai-nilai kekafiran alias Sistem Dajjal ditegakkan. Penulis muslim berkebangsaanInggris ini dengan tegas berpandangan bahwa peradaban modern yang disetir oleh Dunia Barat Yahudi-Nasrani telah menyebabkan seluruh masyarakat dunia terjebak ke dalam suatu kehidupan yang mengingkari eksistensi Allah dan meyakini bahwa hidup ini hanyalah di dunia belaka. Sebagaimana Allah gambarkan mengenai kaumsekularis(orang-orang yangdunia-minded) di dalam Al-Qur’an: وَقَالُوا مَا هِيَ إِلا حَيَاتُنَا الدُّنْيَا نَمُوتُ ÙˆÙŽÙ†ÙŽØ Ù’ÙŠÙŽØ§ وَمَا يُهْلِكُنَا إِلا الدَّهْرُ وَمَا لَهُمْ بِذَلِكَ مِنْ عِلْمٍ إِنْ هُمْ إِلا يَظُنُّونَ

Dan mereka berkata: "Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang akan membinasakan kita selain masa", dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja.” (QS Al-Jatsiyah ayat 24)

Dari sejarah, kita dapati bahwa sebenarnya selama hampir empat-belas abad dunia berada dalam kebaikan karena dipimpin oleh orang-orang beriman yang senantiasa mengembalikan segenap urusan –baik pribadi maupun publik- kepada hukum Allah dan RasulNya. Para pemimpin tersebut berusaha keras untuk memimbing masyarakat menuju keridhaan Allah dan mengikuti sunnah NabiNya. Memang harus diakui bahwa selama masa itu terkadang ada saja khalifah-khalifah pemimpin ummat yang memiliki karakter bermasalah (baca:fajir), tapi secara formal otoritas kemasyarkatan pada masa itu masih menjunjung tinggi sumber utama rujukan ummat Islam, yi Al-Qur’an Al-Karim dan As-Sunnah An-Nabawiyyah. Sehingga secara garis besar ummat masih merasakan rahmat dan nikmatnya hidup di bawah naungan hukum Allah. Sehingga selama rentang waktu yang begitu panjang ummat masih menyerahkan ketaatan dan loyalitasnya kepadaUlil Amriminkum(pemegang urusan dari kalangan orang-orang beriman) sebagaimana diperintahkan Allah: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الأمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلا

”Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (QS An-Nisa ayat 59)

Namun semenjak dunia menyaksikan berdirinya berbagai negara berdasarkan konsep kebangsaan dan bukan lagi berlandaskan aqidah tauhid dan ibadah kepada Allah semata, maka mulailah dalam bidang hukum masing-masingnation-statestersebutmeninggalkan hukum Allah dan RasulNya lalu berkreatifitas menyusun sendiri hukumnya masing-masing. Ada yang kurang kreatif sehingga begitu saja mengadopsi sistem hukum mantan penjajahnya, seperti Indonesia mengambil perangkat hukum Belanda sebagai hukum nasionalnya. Namun ada juga yang sedikit lebih kreatif dengan mengkombinasikan hukum mantan penjajahnya dengan hukum adat-setempat plus campuran hukum dari Al-Qur’an. Tetapi tidak ada yang secara murni dan konsekuen menjadikan hanyaAl-Qur’an Al-Karim dan As-Sunnah An-Nabawiyyah sebagai rujukan tunggal hukum nasionalnya, apalagi dalam tataran aplikasinya.

Inilah salah satu tanda akhir zaman yang di-nubuwwah-kan (diprediksi) oleh Rasulullah saw di dalam hadits riwayat Imam Ahmad di atas.“Sungguh ikatan Islam akan terurai simpul demi simpul. Setiap satu simpul terurai maka manusia akan bergantunganpada simpul berikutnya.Yang pertama kali terurai adalah masalah hukum dan yang paling akhir adalah sholat."

Jelas sekali Nabi saw mengisyaratkan bahwa dekadensi penerapan ajaran Islam diawali dengan lepasnya simpul dalam masalah hukum. Dewasa ini kita menyaksikan bahwa tidak ada lagi tatanan masyarakat yang masih menerapkan hukum Islam secara murni dan konsekuen. Semua berlomba meninggalkan hukum Allah dan membanggakan hukum produk kelompok manusia masing-masing bangsa. Tanpa kecuali hal ini juga terjadi di negara-negara berpenduduk mayoritas muslim. Jika masyarakat diajak untuk kembali kepada penerapan syariat Islam atau kembali kepada hukum Allah dan RasulNya, maka kebanyakan orang menolaknya. Padahal sikap penolakan seperti yang mereka tunjukkan hanya pantas dilakukan oleh kaum munafik sebagaimana Allah jelaskan berikut: وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ تَعَالَوْا إِلَى مَا أَنْزَلَ اللَّهُ وَإِلَى الرَّسُولِ رَأَيْتَ الْمُنَافِقِينَ يَصُدُّونَ عَنْكَ صُدُودًا

“Apabila dikatakan kepada mereka: "Marilah kamu (tunduk) kepada hukum yang Allah telah turunkan dan kepada hukum Rasul", niscaya kamu lihat orang-orang munafik menghalangi (manusia) dengan sekuat-kuatnya dari (mendekati) kamu.” (QS An-Nisa ayat 61)



Hukum Allah wajib ditegakkan karena hanya dengan menerapkan hukum Al-Qur’an sajalahkebenarandankeadilandapat diwujudkan. Banyak orang mengaku membela kebenaran dan keadilan, namun jika ditanya apa yang dia maksud dengan kebenaran dan keadilan, maka ia pasti akan menjawab selain Al-Qur-an. Padahal kebenaran dan keadilan hanya dapat wujud jika kita menegakkan hukum berlandaskan Kitab Allah, yakni Al-Qur’an. وَتَمَّتْ كَلِمَةُ رَبِّكَ صِدْقًا وَعَدْلا لا مُبَدِّلَ لِكَلِمَاتِهِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

”Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu (Al Qur'an), sebagai kalimat yang benar dan adil. Tidak ada yang dapat merubah-rubah kalimat-kalimat-Nya dan Dia-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS Al-An’aam ayat 115)

Wajarlah bila hukum Al-Qur’an merupakan hukum satu-satunya yang benar dan adil, sebab seluruhnya bersumber dari Allah Yang Maha Benar lagi Maha Adil. Sedangkan hukum manusia merupakan hukum yang pati mengandung cacat dan ketidak-sempurnaan, sebab Allah sendiri menggambarkan manusia sebagai makhluk yangamat zalimlagiamat bodoh. Bagaimana mungkin manusia dengan karakter seperti itu akan sanggup memproduk hukum yang benar apalagi adil? Tidak mengherankan kalau di zaman ini kita temukan bahwa berbagai kezaliman dan perilaku bodoh merebak di tengah kehidupan masyarakat modern. إِنَّا عَرَضْنَا الأمَانَةَ عَلَى السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَنْ ÙŠÙŽØ Ù’Ù…ÙÙ„Ù’Ù†ÙŽÙ‡ÙŽØ§ وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا ÙˆÙŽØ ÙŽÙ…ÙŽÙ„ÙŽÙ‡ÙŽØ§ الإنْسَانُ إِنَّهُ كَانَ ظَلُومًا جَهُولا

“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh.” (QS Al-Ahzab ayat 72)

Saudaraku, dari terurainya simpul Islam yang paling pertama ini, maka kitapun menyaksikan terurainya berbagai simpul Islam lainnya. Sehingga dewasa ini tidak lagi mengagetkan bila kita mendapati seorang yang mengaku muslim dengan ringannya meninggalkan kewajiban paling asasi, yaitu sholat. Dan jika ini benar, berarti dewasa ini kita sedang menyaksikan realisasi hadits Nabi saw di atas di mana dari ikatan Islam paling awal –yi masalah hukum- hingga ikatan Islam paling akhir –yi sholat- semua telah terurai.

Saudaraku, marilah kita menjadikan ini sebagai ibrah agar kita memainkan peranan seoptimal mungkin untuk merajut kembali ikatan Islam simpul demi simpul. Dimulai dengan kita menghidupkan sholat wajib berjamaah dan di masjid hingga mengadvokasi wajibnya ummat kembali hanya tunduk kepada hukum Allah dan RasulNya dan meninggalkan hukum zalim lagi tidak cerdas bikinan manusia yang hanya menimbulkan kekacauan, melestarikan kemungkaran dan berfihak kepada kezaliman. Insya Allah.-





Sumber : SASAK.NET

read more
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 

Follow me in the Fb

Followers

Page Range

Mutiara Kata

“Kita asyik dengan pertarungan militer, sukses menempa hati ikhlas, berhasil menciptakan cinta mati syahid. Tetapi, kita lalai memikirkan kekuasaan (politik). Kita tak sepenuh hati menggelutinya. Kita masih memandang bahwa politik adalah barang najis. Akhirnya, kita sukses mengubah arah angin; kemenangan dengan pengorbanan yang mahal bisa kita raih. Tetapi, menjelang babak akhir, saat kemenangan siap dipetik, musuh-musuh melepaskan tembakan ‘rahmat’ untuk menjinakkan kita.” (Tokoh Jihad Afghan-Arab)