Home | Looking for something? Sign In | New here? Sign Up | Log out

Kamis, 11 Februari 2010

Imam Syafi’I

Kamis, 11 Februari 2010
0 komentar

Oleh : Ali Margosim Chaniago/berbagai sumber 
Buya HAMKA bertutur : “Tidakkah kau lihat langit biru dengan awan berarak  disulam oleh burung-burung, amatlah indah. Atau engkau saksikan lereng bukit yang teramat indah. Atau taman bunga yang mekar beraneka warna dengan harum semerbak, teramat indah. Atau kau dengar suara jangkrik bersahutan, teramat indah. …Mengapa hati yang satu-satunya ini, kau biarkan merana tanpa gelora cinta kepadaNya?” 

Ikhwah Fillah! Lihatlah lelaki yang satu ini. Sepanjang hari ia berdakwah. Dari pukul enam pagi hingga pukul enam sore. Tak lagi satu daerah yang ia sambangi, telah berkali-kali gurun pasir ia lalui. Sementara ia masih muda. Sejarah mencatat, umurnya belum genap 20 tahun. Bila malam tiba, malampun ia bagi menjadi tiga. Sepertiga untuk ibadah, sepertiga untuk MENULIS, dan sepertiga lagi untuk istirahat. Itulah dia Imam Syafi’I muda.

Ada ribuan ulama di muka bumi ini. Tapi, ulama yang satu ini benar-benar beda. Tanpa kenal siang dan malam, jari-jemarinya selalu menari bersama pena untuk mengangungkan TuhanNya, menyelamatkan aqidah umat, dan menjaga kehormatan umat. Bila anda bertanya,”Wahai Syaikh, haruskah kami sepertimu?”Dia akan menjawab,”Cukuplah seperti apa yang kau lihat!” Dan ia akan berpesan kepadamu,”Berlelah-lelahlah dalam kebajikan, karena dalam kelelahan itu ada kenikmatan yang sungguh nikmat.” Ulama yang satu ini ketika terbaring di rumah sakit, tiba-tiba datang seorang dokter dengan suara lantang mencegat beliau,”Wahai Pak Tua…, bukankah saya sudah melarang anda membaca buku. Anda harus tahu diri. Anda itu sakit.” Sang Syaikh ini tersenyum,”Terimaksih. Anda sudah mengingatkan saya bahwa saya sakit. Kalau tidak, saya bisa lupa bahwa saya sedang sakit. Begitulah saya mencintai buku. Buku adalah penghibur hidup saya…” Dengan sedikit angkuh, Si Dokter bertanya,”Emangnya, kau sudah membaca seberapa banyak buku?” ujarnya sembari melangkah keluar. “Alhamdulillah, saya baru membaca 20.000,00 jilid buku!” jawab si Syaikh tenang. Begitulah dia si Syaikh yang satu ini. Dia termasuk ulama termasyur sekaligus produktif dalam catatan sejarah dunia.. Dia bernama Syaikh Ibnul Qayyium Al Jauziyah.
Ikhwah Fillah! Murid beliau bernama Syaikh Muhammad Al Ghozali, yang merupakan guru dari Syaikh Yusuf Qordawi, juga merupakan ulama dan penulis termasyur. Dalam suatu pengajian Syaikh Muhammad Al Ghozali berkata: Dalam hidup ini hanya ada dua pilihan. Pertama, menjadi bagian dalam menciptakan fikroh(Pemikiran). Kedua, dipaksa mengikuti fikroh.
Mari kita kupas satu persatu. Menjadi bagian dalam menciptakan fikroh. Sejarah mencatat, orang-orang yang terlibat dalam bagian ini, dialah yang dikenal sebagai motor sebuah Peradaban. Kenalkah kita dengan Karl Lar March dengan karyanya Das Capital. Buku ini adalah biang keladi munculnya system kapitalisme, dan zionisme oleh Israel di dunia ini. Dimana orang-orang eropa terobsesi untuk menjadi penjajah dengan tujuan utama mereka adalah Gold, Glory , dan Gospel. Dan zionisme Israel bercita-cita menjadi penguasa tunggal dunia dengan menjadikan amerika sebagai kaki tangannya.
Pernahkah kita mendengar kata ‘Samurai’. Ya, lebih tepatnya Novel Samurai. Di Jepang, novel ini menjadi bacaan wajib warga negaranya mulai dari anak-anak SD hingga tingkat Perguruan Tinggi. Dan yang mencengangkan lagi adalah Novel ini dikukuhkan sebagai kitab kedua setelah kitab agama Shinto. Dipaksa mengikuti fikroh. Ya, lebih dan kurang bisa kita amati langsung. Mulai dari media, baik media cetak maupun media elektronik.
Pemikiran-pemikiran mereka(Baca Yahudi dan nasrani) tiap hari menjadi santapan kaum muslimin. Dan , anehnya, kita hanya menjadi konsumer terbesar. Tidak mampu menjadi produser. Majalah Times, majalah forbes lebih diagung-agungkan oleh banyak kaum muslimin ketimbang majalah islam sendiri. Padahal, majalah itu tepatnya buat orang Amerika dan Eropa. Berbagai pemikiran kapitalisme, liberalisme, dan sekulerisme lebih dominan di benak kaum muslimin daripada konsep pemikiran islami dalam dirinya. Saudaraku, kenyataannya memang begitu, kaum muslimin menjadi pengikut setia pemikiran orang lain. Kita menjadi pengikut trend dan mode orang lain. Hal ini perlu menjadi renungan kita semua.
Ikhwah Fillah! Meneropong ke masa lalu. Kejayaan islam dulunya ditandai dengan berkembang pesatnya berbagai keilmuan kaum muslimin. Sehinga kita kenal sangat banyak ilmuwan muslim dengan berbagai disiplin ilmu. Seperti Ibnu Sina, Innaribayan, Ibnu Rusyid, Ibnu khaldun, Ibnu Rayhan, dkk. Satu catatan penting adalah mereka semua adalah MENULIS. Di zaman khalifah Ar rasyid, Khalifah Al makmun dan beberapa periode setelah khalifah Al makmun. Para penulis sangat dihormati. Berat sebuah buku apa saja dihargai dengan berat emas. Sekarang??? He hehe, Fee untuk penulis professional 15 persen dari harga buku. Sudah lumayan!
Ikhwah Fillah! Mari kita menulis seperti Syaikh Ibnul Qoyyum Al Jauziyah menulis. Menulis untuk mengangungkan Allah SWT, menyelamatkan aqidah umat, dan menjaga kehormatan umat. Bila kita yakin dan istiqomah dengan prinsip diatas, tidaklah perlu kita khawatir dengan penghidupan dunia kita. Sejarah mencatat, belum ada penulis yang miskin di dunia ini. Mereka hidup serba berkecukupan, karena Allah menjamin rezki orang-orang yang beriman dan beramal shalih. Mereka adalah orang terkaya, Orang yang kaya ilmu, yang selalu menyumbangkan ilmu tanpa habis-habisnya.
{Tiga orang yang selalu mendapatkan pertolongan Allah tiada henti-hentinya adalah mujahid yang membela agama Allah, PENULIS yang mencerahkan, dan pemuda yang menyegerakan menikah untuk menjaga kehormatan diri.} (HR Ahmad)
Wahai para penerus Syaikh Ibnul Qoyyum Al Jauziyah, Syaikh Ibnu Taimiyah, Syaikh Muhammad Al Ghozali, Syaikh Yusuf Qardawi, Syaikh Hasan Al Banna, Said Quthb, Buya HAMKA, M Natsir…,teruslah melangkah dalam barisan dakwah hingga titik darah penghabisanmu. Mari kita bersama MERENGKUH CINTA DALAM BUAIAN PENA AL HUB FILLAH WA LILLAH


sumber

read more

Jumat, 05 Februari 2010

Mengembangkan Entre-Q

Jumat, 05 Februari 2010
0 komentar
Banyak orang berpendapat bahwa, sudah seharusnya sistem pendidikan kita direvisi kembali. Sebab, selama ini sistem tersebut cenderung mengajarkan kita untuk takut berbuat sesuatu. Kita jadi takut berbuat salah. Sebagai contoh, ketika kita sekolah dulu, selalu kita diharuskan oleh guru kita untuk mengerjakan segala sesuatu tidak boleh salah. Padahal, semakin banyak kita membuat kesalahan, maka kita akan banyak belajar dari kesalahan itu.
Begitu juga saat sekolah dulu kita selalu diharuskan menghafal pelajaran dan menghitung angka, dan bukan bagaimana berkomunikasi dengan baik, bagaimana praktik memimpin, dan bagaimana praktik bekerjasama. Sehingga ada yang berpendapat bahwa sistem pendidikan kita di sekolah selama ini sebetulnya ‘memiskinkan kecerdasan entrepreneur’ kita sendiri.
Apalagi bagi kita yang ingin menggeluti dunia bisnis, maka akan selalu dihantui perasaan takut untuk berbuat sesuatu dalam bisnis. Padahal di dalam kita menjalankan bisnis, tak ada slahnya kita belajar dari kesalahan-kesalahan yang pernah kita perbuat. Artinya, kita harus berani berbuat sesuatu. Kita jangan takut memulai atau mengembangkan bisnis kita. Itulah sebenarnya manfaat kalau kita benar-benar memiliki kecerdasan entrepreneur, saya singkat Entre-Q.
Jika kita memiliki Entre-Q biasanya cenderung memiliki prilaku atau kepribadian yang aneh-aneh. Itu menurut ukuran orang pada umumnya. Sebab yang membedakan seseorang entrepreneur atau bukan antara lain terletak pada Entre-Q. Misalnya dia akan menjadi seorang entrepreneur yang cenderung memiliki keberanian, dan itu sangat ‘menonjol’ dibandingkan orang pada umumnya.
Saya juga melihat, bahwa sebagian besar entrepreneur yang memiliki Entre-Q mempunyai perinsip bahwa, setiap menghadapi tantangan bisnis dan kehidupan selalu dengan mengedepankan semangat dan spiritualnya. Ituisi biasanya dia bangun sendiri dari pemikiran-pemikirannya, yang itu bisa dia pelajari dari orang lain, atau dia temukan sendiri. Entrepreneur yang memiliki Entre-Q biasanya juga selalu komit atau konsisten dengan apa yang dia lakukan. Dan, dia akan selalu punya keinginan untuk terus belajar dari pengalaman bisnisnya baik pahit maupun manis.
Sehingga tak mengherankan, kalau sosok pengusaha seperti ini biasanya punya kelebihan berfikir yang linear atau tidak teratur. Dia juga cenderung tak hanya cerdas dalam emosi atau keberaniannya, tetapi dia juga cerdas dalam kreativitasnya, intuisinya dan spiritualnya.
Apakah Entre-Q itu bisa kita kembangkan? Saya kira bisa saja. Caranya, dengan memperbanyak pengalaman secara langsung. Maksud saya, kita harus banyak praktik, banyak mencoba. Begitu juga halnya dalam bisnis. Kalau Robert Kiyosaki dalam bukunya “Rich Dad’s Guide to Investing”, lebih suka menyebut bahwa kita tidak hanya cukup memiliki School Smart, tetapi kita juga harus memiliki Street Smart. Menurut saya, “School Smart itu penting, Academic Smart juga penting. Tapi untuk mengembangkan jiwa entrepreneur, Street Smart dan Entre-Q lebih penting.”
sumber

read more

Kaya Ide, Miskin Keberanian…

0 komentar
Ada sebuah pertanyaan menarik dari seorang peserta “Entrepreneur University” angkatan ketiga saat mengikuti kuliah perdana. “Saya begitu banyak ide bisnis, tapi nyatanya tak ada satu pun ide bisnis terealisir. Akibatnya, saya hanya sekedar kaya ide, tapi bisnis tak ada?” tanya peserta yang kebetulan ibu rumah tangga itu.
Saya kira, pertanyaan atau kejadian sepert itu tak hanya dialami oleh ibu tadi, tapi juga cukup banyak dialami oleh kita semua, bahkan yang namanya ide bisnis itu ada saja. Tapi, yah hanya sekadar ide bisnis, sementara bisnisnya nol atau tidak terwujud sama sekali. Terkadang ide yang tidak kita realisir justru sudah dicoba lebih dulu oleh orang lain. Dalam konteks ini, saya berpendapat, sebenarnya untuk membuat bisnis memang dibutuhkan ide. Hanya saja, karena kita hanya kaya ide, namun miskin keberanian untuk mencobanya, maka yang berkembang adalah idenya, sedang bisnisnya nol.
Menurut saya, miskinnya keberanian itu bermula ketika kita mendapat pendidikan di sekolah atau di bangku kuliah, yang kita dapat hanyalah teori semata. Jadi, kita terlalu banyak berteori, tapi miskin praktik. Akibatnya, ketika kita kaya ide, miskin keberanian. Artinya, kalau kita  hanya menguasai teori, namun kalau tidak bisa dipraktekkan, maka ide bisnis sehebat apa pun akan sulit menjadi kenyataan. Yah, seperti halnya kita belajar setir mobil. Kalau kita hanya teorinya, tapi tak pernah mencoba atau mempraktikkannya, tentu tetap tidak bisa setir mobil.
Jadi, saya kira, persoalannya terletak pada, bagaimana kita yang semula hanya kaya teori atau hanya sekadar bermain logika atau istilah lainnya hanya mengandalkan otak kiri, kemudian bisa berpikir atau bertindak dengan otak kanan. Saya yakin, jika kita mampu juga menggunakan otak kanan, maka seperti pada saat setir mobil. Serba otomatis, tidak lagi harus berpikir, semua sudah di bawah sadar kita.
Kalaupun, di saat kita praktik setir mobil atau mempraktikkan teori kita itu, terjadi berbagai kendala, seperti di saat kita memasukkan mobil ke garasi, mobil kita sedikit rusak karena nyenggol pagar misalnya, saya kira ngaak masalah. Begitu juga, ketika kita kecil belajar bersepeda, mengalami jatuh beberapa kali, itu sudah biasa. Tapi akhirnya, bisa juga kita naik sepeda. Artinya, kita baru bisa naik sepeda setelah pernah mengalami jatuh beberapa kali.
Di bisnis, saya kira itu juga sama. Kita harus ada keberanian untuk jatuh dan bangun. Sebaliknya, kalau kita tidak ada  keberanian seperti itu, bisnis sekecil apa pun tak akan ada. Dan, kalau kita biarkan ide bisnis itu, akibatnya kita hanya kaya ide bisnis, tapi miskin duitnya. Saya yakin, dengan keberanian itulah akan mendatangkan duit. Oleh karena itulah, menurut hemat saya, lebih baik kita berani mencoba dan gagal dari pada gagal mencoba. Anda berani mencoba?
sumber

read more

Ta'aruf lewat internet

0 komentar

Ta'aruf lewat internet

Selasa, 12/01/2010 12:54 WIB
 Assalamu'alaikum wr.wb.
Ustadz sebelum saya bertanya, saya akan bercerita tentang masalah saya. Saya mencari jodoh saya lewat internet, dan sudah ketemu seorang wanita yang sesuai dengan kriteria saya, saya juga menghubungi dia dan kita bercerita tentang diri masing2, kita juga kirim-kiriman foto masing2, akhirnya kita merasa cocok. Tapi ketika aku bilang mau taaruf sama keluarganya dia, dia mengatakan kalo ibunya tidak boleh dekat dengan orang yang baru dikenal, apalagi lewat dunia maya, jadi dia takut kalo aku datang ke rumahnya malah jadi nggak sesuai yang diharapkan. Yang saya mau tanyakan, bagaimana caranya meyakinkan orang tuanya agar bisa menyambut niat baik saya untuk berta'aruf denga dia?
Terima kasih atas jawaban Ustadz.
Hamba Allah
Erik Bungawan

Jawaban

Wa’alaikum salam wr. wb.

Saudara Erik yang dimuliakan Allah SWT, banyak cara untuk mencari jodoh tetapi jika melalui internet maka kehati-hatian amat perlu ditingkatkan. Dunia internet adalah dunia maya dimana orang dengan mudah merahasiakan identitas dirinya. Sudah banyak cerita tentang orang yang tertipu karena berkenalan dengan orang lain melalui internet (chating, email, situs pertemanan, dan lain-lain). Ada laki-laki yang mengaku bujangan, padahal sudah menikah. Perempuan yang memberikan foto orang lain bukan dirinya sendiri. Status sosial yang miskin diubah menjadi kaya, dan lain-lain.

Oleh sebab itu, saran yang dapat saya berikan adalah idealnya seseorang itu jangan mencari jodoh melalui internet. Kalau untuk mencari teman boleh melalui internet, tapi kalau mencari jodoh sebaiknya melalui dunia nyata. Artinya, kita harus mengenal jodoh kita dalam kehidupannya sehari-hari. Kita perlu mencari informasi sebanyak-banyaknya siapa dia sesungguhnya. Sebaiknya pencarian informasi ini juga melalui orang lain yang bisa kita percaya (orang tua, guru, sahabat dekatnya). Jangan hanya mengandalkan informasi yang kita cari sendiri agar tidak bersikap subyektif (yang jelek dianggap bagus atau sebaliknya karena sudah cinta). Setelah mendapatkan informasi yang cukup tentang dia, barulah kita bisa merencanakan untuk menikahinya atau tidak.

Jadi sebaiknya Anda jangan menyatakan niat untuk menikahinya hanya karena mengenal dia melalui internet. Apalagi langsung ingin bertemu dengan kedua orang tuanya. Nanti saja. Jadikan ia sebagai teman Anda dahulu. Lalu lakukan langkah-langkah yang saya sarankan di atas (bertemu secara fisik, libatkan orang lain untuk mengenal dia, tanya kepada teman-temannya siapa dia), sampai Anda tahu betul siapa dia sesungguhnya dalam dunia nyata, bukan dalam dunia maya.

Demikian saran yang dapat saya sampaikan. Semoga Anda mendapatkan jodoh yang baik dengan cara yang baiik pula.

Salam Berkah !
(Satria Hadi Lubis)

read more

Bingung Modal

0 komentar
saat ini saya sedang menjalankan usaha kecil-kecilan di bidang semi agent klontong. dan saya melihat bahwa usaha ini mampu berkembang. usaha saya sudah berjalan hampir satu tahun (akhir tahun 2009,sewa tempat habis). saya bingung antara harus melanjutkan atau berhenti dari usaha ini, karena saya sudah tidak memiliki modal lagi. terutama untuk sewa tempat (usaha selama masih belum mencukupi biaya operasional)
pertanyaan saya :
1. apakah usaha saya layak untuk dilanjutkan?
2. kalo seandainya dilanjutkan saya bingung mencari modal tambahan (ada referensi pinjaman modal yang mudah? yang dapat membantu usaha yang sedang ingin dikembangkan?)
sebelum dan sesudahnya saya ucapkan terima kasih atas jawabannya
wass
hanif 

Jawaban

Wassalamu'alaikum Wr.Wb.
Saudara Hanif yang dirahmati Allah....
Coba perhatikan pertanyaan Anda diatas........."......dan saya melihat bahwa usaha ini mampu berkembang..."
Keyakinan itulah sesungguhnya modal yang sangat penting bagi calon pengusaha yang akan sukses dan besar. Tanpa keyakinan hidup tidak ada artinya. Keyakinan itu letaknya di dalam dada dan itu yang kita semua sebut dengan IMAN. ..
Tidak ada kata lain dari saya LANJUTKAN....Apakah untuk usaha perlu tempat? Tidak harus! Coba lihat para pedagang kelontong yang mengasong dengan sepeda, dan motor dari rumah ke rumah dari arisan ke arisan ?
MODAL ? Coba silahkan saudara cari di arsip Spiritual Entrepreneur pertanyaan sekitar MODAL. Sudah panjang lebar saya bahas bagaimana 8 CARA BISNIS TANPA UANG TUNAI (Modal). Orang2 yang menjadi konglomerat dikolong jagad ini semuanya mulai bisnis tanpa modal (silahkan baca buku Your Life Your Legacy karangan Roger Hamilton). Saudara juga bisa baca buku ke 8 saya JANGAN MAU SEUMUR HIDUP JADI ORANG GAJIAN jilid 2 pada bagian 3 tentang topik 8 CARA BISNIS TANPA UANG TUNAI (MODAL) semuanya saya batahas tuntas disana !
Semoga Bermanfaat.
Belajar Lagi Lebih banyak tentang bisnis dengan mengklik disini
Valentino Dinsi
(Spiritual Entrepreneur beralamat di www.valentinodinsi.com dan www.bisnis2121.com )

read more

Gaza Penduduk Paling Sehat di Dunia

0 komentar
Seorang wartawan yang baru beberapa bulan bekerja di salah satu majalah terkenal di negera Arab menjelaskan bahwa Gaza adalah pusat kesehatan terbesar (The Biggest Health Center) di dunia. Ceritanya bermula ketika sekretaris pimpinan redaksi (Pemred) majalah itu memberitahukan bahwa wartawan bernama Sa’id itu harus segera menghadap sang Pemred. Dengan hati gembira, wartawan yang masih muda dan enerjik tersebut segera menghadap pimpinannya.

Sa’id diterima dengan sangat hangat oleh pimpinannya sambil berkata : Selamat datang wartawan muda…. Terbukti keberadaan Anda yang tidak begitu lama di Gaza telah membuktikan pada kami bahwa Anda adalah wartawan yang tangguh dan serius. Saya mewakili pimpinan media ini mengucapkan banyak terima kasih..

Sebagai imbalannya, saya memutuskan Anda menulis laporan utama untuk terbitan pekan depan terkait dengan blokade terhadap Gaza yang dilakukan oleh Yahudi dan pemerintah Mesir. Sa’idpun menjawab dengan penuh semangat : Terima kasih pak atas kepercayaan yang diberikan kepada saya. Semoga saya bisa melaksanakan tugas mulia ini dengan baik dan maksimal. Tema Gaza ini memang menjadi konsentrasi saya sejak saya diterima bekerja di majalah ini.

Sa’id melanjutkan ungkapan kegembiraannya : Saya akan tulis semua hal terkait dengan Gaza secara detail karana saat ini hati kaum Muslimin sedunia memang sedang terluka dan bersedih melihat blokade terhadap Gaza.

Sambil menganggukkan kepala, sang Pemred berucap; Anda benar, Anda benar… lalu Sa’id berkata : Saya akan mulai segera dan akan buat tulisan-tulisan yang akan menggema ke seluruh penjuru dunia, insya Allah…Barakallahu fika ya akhi… (semoga Allah memberkahimu saudaraku), ucap sang Pemred tadi. Namun, sebelum Anda mulai menulis, ada beberapa catatan kecil yang perlu Anda perhatikan. Sai’id segera beratanya : Apakah catatan kecil itu pak?
Lalu sang Pemred meneruskan: Andakan tahu bahwa majalah kita ini tidak didukung oleh tokoh-tokoh besar di negeri ini. Maksudnya? Kata Sai’d, sambil menyela perkataan pimpinannya itu. Maksudnya, tulisan Anda jangan sampai menyinggung pemerintahan Arab yang terlibat memblokade Gaza dengan penuh semangat dan begitu aktif.. Semoga Allah meridhai Anda..Kita tidak mau bermasalah dengan para inteligen negera-negara Arab yang ikut memblokade Gaza… Bisa-bisa kita dituduh merusak hubungan persaudaraan antar negara-negara Arab, kata Pemred itu..

Sambil melepaskan nafas panjangnya, Sai’d menjawab : Yaach… Oke pak. Saya akan jaga catatan itu, kendati saya melihat hubungan persaudaraan negara-negara Arab tidak akan bisa dirusak oleh siapapun…Lalu sang Pemred meneruskan arahannya :
Barakallhu fik… Tapi, ada catatan kecil lagi yang tak kalah pentingnya yang perlu Anda ingat. Apa itu? Jawab Sa’id… Andakan tahu bahwa distribusi majalah kita bukan hanya di negera-negara Arab, akan tetapi juga di negara-negara Eropa dan Amerika. Kita tidak mau dituduh mendukung terorisme sehingga majalah kita dilarang beredar di sana. Sebab itu, dalam tulisan nanti, Anda jangan sama sekali menyinggung perlawanan bangsa Palestina terhadap Israel dan hak mereka untuk memerangi penjajah Yahudi… Kita tidak mau menghadapi banyak masalah…Nanti kita dituduh mendukung teroris. Oke? Semoga Allah meridhai Anda. Kata Pemred majalah tersebut.

Mendengar keterangan pimpinannya, Sa’id menjawab : Baik pak! Padahal dalam hatinya berkata : Sadis amat Pemred ini, mau membela Gaza, tapi tidak boleh ini dan tidak boleh itu? Dalam hatinya ia berkata : Aku tidak mengerti bagaimana cara membela masyarakat Gaza yang tak punya senjata menghadapi pasukan teroris Israel yang dilengkapi dengan berbagai senjata canggih itu?
Sa’id mengira ceramah Pemrednya selesai. Tiba-tiba ia dikagetkan lagi dengan ungkapannya : Kita tidak boleh menyinggung oarng-rang kaya Arab dan bagaimana mereka menghabiskan uang mereka jutaan dolar AS untuk pesta kembang api, pesta artis, penyanyi di saat penduduk Gaza mati kelaparan. Andakan tahu sumber pendapatan majalah kita dari iklan. Bila orang-orang kaya itu tersinggung dan marah pada majalah kita, kita tidak akan mendapatkan iklan mereka.. Anda mengerti kan? Kita belum siap kelaparan seperti penduduk Gaza. Oke?

Mendengar ungkapan terakhir itu, Said tidak bisa lagi menyembunyikan marahnya, lalu ia berkata. Oke Bos… Masih ada perintah lain? Tanya Sa’id. Sebenarnya tidak ada lagi. Saya sebenarnya tidak mau banyak menasehati Anda… Ingat ya! Jangan bicara soal anak-anak Gaza yang sedang berjuang menghadapi kematian karena kelaparan dan serangan berbagai penyakit. Anda tahukan bahwa media Arab sibuk mengurusi kontes kecantikan hewan ternak. Sedangkan media Barat sibuk pula meliput anjing yang ditemukan pasukan Amerika di Irak, bahkan mereka meminta agar pemerintah Barack Obama meberikan suaka poltik agar anjing tersebut bisa masuk dan menjadi warga negara Amerika.. Masalah ini juga jangan Anda singgung. Nanti organisasi penyayang hewan dunia bisa marah kepada kita. Mengerti? Kata Pemred itu kepada Sa’id.
Di muka Said memancar warna kemerahan pertanda marahnya sudah memuncak. Namun, karena Sai’id seorang yang taat ibadah, ia bisa menahan marahnya. Lalu ia memuji Allah sambil berkata : Subhanallah… Apalagi perintahnya Bos? Bosnya dengan tenang menjawab : Tidak ada lagi, hanya itu saja, bagi saya sudah cukup. Lalu Sa’id menimpali perkataan bosnya : bapak yakin tidak ada lagi perintah lain? Kitakan tidak ingin orang lain marah karena tulisan kita kan?

Mendengar pertanyaan itu, sang Pemred ingat lagi masalah lain yang tak boleh disinggung sambil berkata : Oh ya, karena Anda ingatkan saya, saya masih punya larangan lain yakni, terkait dengan dialog antar agama yang akan diadakan di Negara kita bebrapa hari lagi. Kita tidak mau dituduh oleh para promotornya sebagai penghalang acara tersebut. Sebab itu, Anda jangan sama sekali menyinggung kaum Yahudi dan penindasan mereka terhadap bangsa Palestina serta penghinaan mereka terhadap tempat suci kaum Muslimin. Nanti para penggagas dan pendukung dialog antar agama bisa marah pada majalah kita loh!. Dengan suara keras, Sa’id menjawab : OKE BOOOSS?
Akhirnyanya Sa’id keluar dari ruangan pimpinannya dalam keadaan marah besar karena dia ditugaskan menulis tentang kenyataan yang ada di Gaza, akan tetapi dengan seribu satu pantangan…Namun Sa’id tidak kehabisan akal, karena ia seorang wartawan cerdas. Tanpa melanggar perintah bosnya, ia menulis laporan utama terkait Gaza dan keesokan harinya ia serahkan hasil tulisannya itu kepada pimpinannya agar dikoreksi sebelum diturunkan. Isi tulisannya ialah :

Gaza adalah The Biggest Health Center and NO.1 di dunia. Penduduknya menghabiskan hari-hari mereka dengan sangat bahagia setelah memutuskan untuk mengikuti nasehat para ahli kesehatan moderen agar tidak mengkonsumsi makanan yang menyebabkan kolesterol tinggi, tekanan darah naik, dan kegemukan. Demikian pula, mereka berhasil menghindari faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan yang disebabkan bahan bakar minyak dan zat kimia lainnya. Untuk itu, mereka menerapkan olah raga berjalan kaki yang sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh dan akal, khususnya bagi para manula, orang cacat, orang sakit dan para wanita hamil.
Adapun rumah sakit dan tempat-tempat pelayanan kesehatan sudah ditutup, karena sudah terbukti dan tidak perlu diragukan bahwa obat-obat tradisional alias moderen adalah penyebab munculnya berbagai penyakit dan membunuh daya imunitas tubuh. Sebab itu, para penduduk Gaza kembali mengkonsumsi obat-obatan yang terbuat dari daun kayu dan rumput-rumputan atau apa yang disebut dengan alami atau herbal karena mengikuti petuah atau metode pengobatan kuno, atau konsep, back to nature.

Sebab itu, penduduk Gaza menjadi orang-orang yang kuat dan sehat sehingga mampu menggali terowonngan sepanjang belasan kilometer, pemberani, dan seakan tidak mempan senjata canggih, kendati dihujani dengan white phosphor lebih dari 1.5 juta kg. Karena itu pulalah semua penduduk Gaza, laki-laki, wanita dan anak-anak banyak mengucapkan terima kasih pada pemerintah yang ikut memblokade mereka. Boikot dan blokade itu telah menyebabkan mereka menemukan jalan hidup (life style) yang sehat wal afiat dan jauh dari godaan peradaban yang merusak kesehatan, baik fisik maupun akal.
Yang lebih utama, mereka meminta pada Allah agar Allah memberikan kesempatan pada para pemimpin negera yang ikut memblokade Gaza, isteri-isteri dan anak-anak mereka agar dapat kesempatan menerapkan pola hidup sehat seperti yang mereka lakukan sejak beberapa tahun belakangan.

Demikian juga, penduduk Gaza berterima kasih pada pemerintahan Israel yang dengan terpaksa menugaskan ribuan pasukannya untuk mengontrol dan meyakini tidak sampainya bantuan dan bahan-bahan yang berbahaya - seperti yang dijelaskan sebelumnya- ke Gaza. Semoga blokade itu mejadi faktor kebaikan yang banyak bagi Gaza dalam segala hal dan turunnya pertolongan dari Allah.
Amin yaa Robb.… (fj/zadalebad.com)

read more

Berapa Gaji Khalifah Islam?

0 komentar

Ketika diangkat sebagai khalifah, tepat sehari sesudahnya Abu Bakar r.a. terlihat berangkat ke pasar dengan barang dagangannya. Umar kebetulan bertemu dengannya di jalan dan mengingatkan bahwa di tangan Abu Bakar sekarang terpikul beban kenegaraan yang berat. “Mengapa kau masih saja pergi ke pasar untuk mengelola bisnis? Sedangkan negara mempunyai begitu banyak permasalahan yang harus dipecahkan…” sentil Umar.
Mendengar itu, Abu Bakar tersenyum. “Untuk mempertahankan hidup keluarga,” ujarnya singkat. “maka aku harus bekerja.”
Kejadian itu membuat Umar berpikir keras. Maka ia pun, bersama sahabat yang lain berkonsultasi dan menghitung pengeluaran rumah tangga khalifah sehari-hari. Tak lama, mereka menetapkan gaji tahunan 2,500 dirham untuk Abu Bakar, dan kemudian secara bertahap, belakangan ditingkatkan menjadi 500 dirham sebulan. Jika dikonversikan pada rupiah, maka gaji Khalifah Abu Bakar hanya sebebsar Rp. 72 juta dalam setahun, atau sekitar Rp 6 juta dalam sebulan. Sekadar informasi, nilai dirham tidak pernah berubah.
Meskipun gaji khalifah sebesar itu, Abu Bakar tidak pernah mengambil seluruhnya gajinya. Pada suatu hari istrinya berkata kepada Abu bakar, “Aku ingin membeli sedikit manisan.”
Abu Bakar menyahut, “Aku tidak memiliki uang yang cukup untuk membelinya.”
Istrinya berkata, “Jika engkau ijinkan, aku akan mencoba untuk menghemat uang belanja kita sehari-hari, sehingga aku dapat membeli manisan itu.”
Abu Bakar menyetujuinya.
Maka mulai saat itu istri Abu Bakar menabung sedikit demi sedikit, menyisihkan uang belanja mereka setiap hari. Beberapa hari kemudian uang itu pun terkumpul untuk membeli makanan yang diinginkan oleh istrinya. Setelah uang itu terkumpul, istrinya menyerahkan uang itu kepada suaminya untuk dibelikan bahan makanan tersebut.
Namun Abu Bakar berkata, “Nampaknya dari pengalaman ini, ternyata uang tunjangan yang kita peroleh dari Baitul Mal itu melebihi keperluan kita.” Lalu Abu bakar mengembalikan lagi uang yang sudah dikumpulkan oleh istrinya itu ke Baitul Mal. Dan sejak hari itu, uang tunjangan beliau telah dikurangi sejumlah uang yang dapat dihemat oleh istrinya.
Pada saat wafatnya, Abu Bakar hanya mempunyai sebuah sprei tua dan seekor unta, yang merupakan harta negara. Ini pun dikembalikannya kepada penggantinya, Umar bin Khattab. Umar pernah mengatakan, “Aku selalu saja tidak pernah bisa mengalahkan Abu Bakar dalam beramal shaleh.”(sa/berbagaisumber)

read more

Selasa, 02 Februari 2010

Enam Pertanyaan Imam Ghazali kepada Muridnya.

Selasa, 02 Februari 2010
0 komentar
Pada suatu hari 

IMAM Al-Ghazali berkumpul dengan murid-muridnya lalu beliau bertanya: “ Apakah yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini?” Masing-masing muridnya, menjawab: guru, teman, kaum kerabat, isteri atau suami. Imam Ghazali, berkata: ‘Semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling dekat dengan kita ialah mati. Sebab itu janji Allah, bahawa setiap yang bernyawa pasti akan mati (Surat Ali-Imran :185).


Imam Ghazali bertanya lagi: “Apa yang paling jauh dari kita di dunia ini? Masing-masing menjawab, bulan, bintang dan matahari. Imam Ghazali membenarkan semua jawaban itu lalu berkata: yang paling tepat ialah masa lalu. Dengan apapun kemudahan kita, manusia tidak bisa kembali kepada masa lalu. Sebab itu kita perlu menjaga dengan teliti hari ini, esok dan akan datang dengan perbuatan yang dituntut agama Islam.”
 
Bertanya lagi Imam Ghazali : “Apa yang paling besar di dunia ini?” Berbagai jawaban yang munasabah diterima daripada anak muridnya dan ia membenarkannya, namun berkata, jawaban paling tepat ialah hawa nafsu (Surah Al A’raf: 179). Maka kita harus hati-hati dengan nafsu kita, jangan sampai nafsu kita membawa ke neraka.”

Imam Ghazali bertanya lagi: “Apa yang paling berat di dunia ini?” Anak muridnya menjawab dan Imam Ghazali mengiyakan, namun berkata: “Perkara yang paling berat di dunia ialah memegang amanah (Surat Al-Azab : 72). Tumbuh-tumbuhan, gunung, dan malaikat semua tidak mampu ketika Allah SWT meminta mereka menjadi khalifah pemimpin di dunia ini. Tetapi manusia dengan sombongnya berebut-rebut menyanggupi permintaan Allah SWT sehingga banyak manusia masuk ke neraka kerana gagal memegang amanah.

Imam Ghazali bertanya: “Apakah perkara yang paling ringan di dunia ini?” Beliau menerima jawaban dan berkata: “Semua jawaban kamu itu benar, tetapi yang paling ringan sekali di dunia ini adalah meninggalkan sholat. Gara-gara pekerjaan kita atau urusan dunia, kita tinggalkan sholat.”

Imam Ghazali bertanya, “Apa yang paling tajam sekali di dunia ini?” Murid-Murid dengan serentak menjawab: “Pedang”. Imam Ghazali membenarkan jawaban itu, namun berkata: “Paling tajam ialah lidah manusia karena melalui lidah, manusia dengan mudahnya menyakiti hati dan melukakan perasaan orang lain.”
Itulah sejumlah pertanyaan dan jawaban yang di lontarkan Imam Ghazali kepada murid-muridnya, mudah-mudahan kita bisa memahami apa yang telah kita baca ini, dan membuat kita lebih baik lagi.


Silahkan selengkapnya berkunjung ke http://saga-islamicnet.blogspot.com/2010/07/pertanyaan-imam-ghazali-kepada-murid.html#ixzz142cU4tUH

read more

Khilafah : Ideologi Pembunuh ?

0 komentar


Ketika berbicara di televisi BBC, Perdana Menteri Inggris Gordon Brown menyerukan intervensi lebih besar dari Barat di Yaman dan menyerang tuntutan bagi kekhalifahan dunia di dunia Muslim sebagai sebuah “ideologi pembunuh” dan suatu “penyimpangan dari islam “.
Taji Mustafa, Perwakilan Media Hizbut Tahrir Inggris berkata: “Gordon Brown, seperti halnya Tony Blair yang memerintah sebelumnya, berbohong tentang Islam dan kekhalifahan, dengan berusaha menangkis keprihatinan atas kebijakan luar negeri Barat kepada pertanyaan tentang ‘radikalisasi ideologi’”.
“Ia tidak hanya mau mengakui dampak bencana intervensi Barat di kawasan itu dan bahwa orang-orang di dunia Muslim menginginkan suatu perubahan atas pendudukan dan pemerintahan yang didukung Barat dan dipulihkannya kekhalifahan di dunia Muslim.”
“Brown dan para pemimpin Barat lainnya mengisi dengan ketakutan akan terorisme untuk membenarkan campur tangan militer dan politik di dunia Muslim, dengan mengabaikan kemarahan dan frustrasi yang diakibatkannya, kemudian malah menyebut seruan alternatif atas pendudukan dan kolonialisme dengan berbagai istilah seperti ‘ekstrimisme’, ‘ideologi pembunuh’ , dan ‘ideologi jahat’. Dengan melakukan hal itu ia telah menghentikan secara bersamaan aspirasi politik Muslim dan menghina keyakinan satu miliar Muslim. ”
“Mereka tahu betul bahwa kekhalifahan adalah sebuah institusi pusat Islam – yang disebutkan dalam banyak pernyataan Nabi (saw), sesuatu yang diperlukan untuk melaksanakan keadilan Islam yang diinginkan kaum Muslim, dan untuk membawa kesatuan, keamanan dan stabilitas bagi dunia Muslim. Hal ini mencerminkan meningkatnya keinginan umat Islam di seluruh dunia untuk menyatukan dunia Islam di bawah satu kepemimpinan - seperti sebelum adanya kolonialisme Inggris kemudian membuatnya terpecah-pecah dan berada di bawah kekuasaan tirani. ”
“Adalah hal yang menipu dan tidak jujur ketika mengatakan mendukung orang suruhan pada saat ini - presiden Yaman Ali Abdullah Saleh yang hina itu- dan melakukan lebih banyak lagi serangan udara untuk membunuh penduduk Yaman yang tidak berdosa atas nama ‘memerangi terorisme’, dan bahwa bagaimanapun hal serangan itu akan mencegah peristiwa percobaan pengeboman pesawat di Detroit. ”

Sejak Perjanjian Sykes-Picot, yang disponsori Inggris untuk menghapus kekhalifahan pada tahun 1924 dan adanya perebutan kekuasaan atas Palestina oleh kekuatan Barat, dunia Islam telah menjadi kacau dan tidak stabil. Sebelumnya Kekhalifahan adalah suatu kekuatan untuk kebaikan di dunia. Namun, alih-alih belajar bahwa kebijakan yang mereka ciptakan adalah melanggengkan anarki ini, mereka malah melakukan apapun untuk memenuhi rasa lapar mereka yang senantiasa ingin mengontrol wilayah dunia yang paling strategis dan mempertahankan hegemoni mereka. Intervensi ini menimbulkan bencana di Irak dan Afghanistan yang menggoyang kestabilan di kedua wilayah di dunia Muslim.
Dengan memulai perang yang ketiga (dan Brown menyebutkan yang keempat di Somalia) maka hal itu sepertinya mereka telah memutuskan dan telah menyatakan bahwa seandainya umat Islam di Timur Tengah dan Asia Selatan tidak taat pada mereka, mereka akan merusak kawasan itu dan meninggalkannya dalam keadaan lemah dan tak terkendali. “
“Kebohongan Brown tidak akan pernah mengubah fakta bahwa Khilafah adalah suatu kewajiban dan bagian fundamental Islam; kebijakan kolonial Barat tidak akan bisa menekan tumbuhnya seruan bagi kemerdekaan dan masa depan Islam, yang bebas dari para dictator. Upaya untuk menodai orang-orang yang mengemban pesan ini sebagai kaum ‘ekstremis’ tidak akan melemahkan tekad kami untuk tetap menuntut bahwa campur tangan Barat di negeri-negeri Muslim harus diakhiri. ”
sumber

read more

Terorisme, Perang Melawan Siapa?

0 komentar
Istilah terorisme telah mengglobal dan dibicarakan oleh hampir seluruh kalangan. Bahkan istilah atau kata terorisme telah dipergunakan oleh Amerika sebagai instrumen kebijakan standar untuk memukul atau menindas lawan-lawannya dari kalangan Islam. Perang melawan terorisme telah menjadi teror baru bagi masyarakat, khususnya kaum Muslimin yang berdakwah dan bercita-cita menjalankan syariat secara kaaffah. Lalu apakah pengertian sebenarnya dari istilah terorisme ini? Siapakah teroris yang sebenarnya?
Definisi Terorisme
Masalah pertama dan utama dalam perdebatan seputar "terorisme" adalah masalah definisi. Tidak ada satu definisi pun yang disepakati oleh semua pihak. Terorisme akhirnya menjadi istilah multitafsir, setiap pihak memahaminya menurut definisi masing-masing, dan sebagai akibatnya aksi dan respon terhadap terorisme pun beragam.
Sebenarnya, istilah terorisme bukan suatu hal yang kompleks, bahkan secara bahasa istilah ini tidak mampu memberikan arti secara menyeluruh. Lalu kenapa orang lambat sekali dalam menempatkan definisi istilah ini?
Dari fakta yang ada, terdapat sebuah kedengkian di balik semua ini, karenanya dibutuhkan definisi yang menyeluruh termasuk variasi komponen-komponennya dan batasan-batasan yang diperlukan dari aspek yang berlawanan dengan komponen tersebut. Dalam fikiran banyak orang sekarang ini justru membutuhkan banyak kalangan untuk mendefinisikan istilah ini supaya tidak menjatuhkan hukuman pada orang yang tidak bersalah atas sejumlah tindak kejahatan dan sejumlah kebenaran yang disimpangkan.
Terorisme menurut Badan Intelijen Pertahanan Amerika Serikat adalah “Tindak kekerasan apapun atau tindakan paksaan oleh seseorang untuk tujuan apapun selain apa yang diperbolehkan dalam hukum perang yang meliputi penculikan, pembunuhan, peledakan pesawat, pembajakan pesawat, pelemparan bom ke pasar, toko, dan tempat-tempat hiburan atau yang sejenisnya, tanpa menghiraukan apa pun motivasi mereka.”
Oxford’s Advanced Learner’s Dictionary, 1995 mendefinisikan Terorisme adalah Penggunaan tindak kekerasan untuk tujuan politis atau untuk memaksa sebuah pemerintahan untuk melakukan sesuatu (yang mereka tuntut), khususnya untuk menciptakan ketakutan dalam sebuah masyarakat.
Badan intelejen Amerika CIA mendefinisikan Terorisme Internasional sebagai terorisme yang dilakukan dengan dukungan suatu pemerintahan atau organisasi asing dan atau diarahkan untuk melawan nasional, institusi, atau pemerintahan asing.
Dalam Oxford Dictionary disebutkan : Terrorist : noun person using esp organized violence to secure political ends. (perorangan tertentu yang mempergunakan kekerasan yang terorganisir dalam rangka meraih tujuan politis).
Dalam Encarta Dictionary disebutkan : Terrorism : Violence or the threat of violence carried out for political purposes. (Kekerasan atau ancaman kekerasan yang dilakukan demi tujuan politis).

Terrorist : Somebody using violence for political purposes : somebody who uses violence or the threat of violence, especially bombing, kidnapping, and assassanition, to intimidate, often for political purposes. (Seseorang yang menggunakan kekerasan untuk tujuan politis: seseorang yang menggunakan kekerasan, atau ancaman kekerasan, terkhusus lagi pengeboman, penculikan dan pembunuhan, biasanya untuk tujuan politis).
Dr. F. Budi Hardiman dalam artikel berjudul "Terorisme: Paradigma dan Definisi" menulis: "Teror adalah fenomena yang cukup tua dalam sejarah. Menakut-nakuti, mengancam, memberi kejutan, kekerasan, atau mem­bunuh dengan maksud menyebarkan rasa takut adalah taktik-taktik yang sudah melekat dalam perjuangan kekua­saan, jauh sebelum hal-hal itu dinamai “teror” atau “terorisme”.
Istilah “terorisme” sendiri pada 1970-an dikenakan pada beragam fenomena: dari bom yang meletus di tempat-tempat publik sampai dengan kemiskinan dan kelaparan. Beberapa pemerintah bahkan menstigma musuh-musuhnya sebagai “teroris” dan aksi-aksi mereka disebut “terorisme”. Istilah “terorisme” jelas berko­notasi peyoratif, seperti juga istilah “genosida” atau “tirani”. Karena itu istilah ini juga rentan dipolitisasi. Kekaburan definisi membuka peluang penyalahgunaan. Namun pendefinisian juga tak lepas dari keputusan politis."
Mengutip dari Juliet Lodge dalam The Threat of Terrorism (Westview Press, Colorado, 1988), “teror” itu sendiri sesungguhnya merupakan pengalaman subjektif, karena setiap orang memiliki “ambang ketakutannya” masing-masing. Ada orang yang bertahan, meski lama dianiaya. Ada yang cepat panik hanya karena ketidaktahuan. Di dalam dimensi subjektif inilah terdapat peluang untuk “kesewenangan” stigmatisasi atas pelaku terorisme.

Amerika Memanfaatkan Terorisme Untuk Melawan Islam
Noam Chomsky, ahli linguistik terkemuka dari Massachussetts Institute of Technology, AS, telah menyebutkan kebijakan Amerika dan Barat terhadap Dunia Islam dengan isu "terorisme" ini sudah begitu kuat terasa sejak awal 1990–an. Tahun 1991, ia menulis buku "Pirates and Emperor: International Terrorism in The Real World."
Dalam artikelnya yang dimuat oleh harian The Jakarta Post (3 Agustus 1993), dan dimuat ulang terjemahannya oleh harian Republika dengan judul "Amerika Memanfaatkan Terorisme Sebagai Instrumen Kebijakan", ia menulis bahwa Amerika memanfaatkan terorisme sebagai instrumen kebijakan standar untuk memukul atau menindas lawan-lawannya dari kalangan Islam.
Jadi, kebijakan Amerika dan Barat untuk memerangi dunia Islam dengan menggunakan isu "perang melawan terorisme internasional" sudah digulirkan sejak awal 1990-an, jauh sebelum kemunculan Taliban, apalagi Al-Qaeda, tragedi WTC maupun berbagai pemboman di sejumlah kawasan di dunia Islam.
Demikianlah, perang melawan terorisme yang digalang oleh Amerika, Barat dan antek-anteknya, sejatinya adalah perang malawan Islam dan kaum Muslimin. Targetnya adalah umat Islam, sampai kepada titik mengganti kurikulum pendidikan agama agar sesuai dengan nilai-nilai dan keinginan Barat. Upaya apapun untuk mengkaburkan hakekat ini, justru kontra produktif dan menguntungkan mereka-mereka yang membenci Islam.

Bagaimana Dengan Islam ?

Dalam Islam, istilah terorisme sendiri tidak pernah dikenal. Jikapun dicari padanan kata terorisme, maka yang dikenal adalah istilah Al Irhab, yang menurut Imam Ibnu Manzhur dalam ensiklopedi bahasanya mengatakan: Rohiba-Yarhabu-Rohbatan wa Ruhban wa Rohaban : Khoofa (takut). Rohiba al-Syai-a Rohban wa Rohbatan : Khoofahu (takut kepadanya).
Bisa difahami bahwa kata Al-Irhab (teror) berarti (menimbulkan) rasa takut. Irhabi (teroris) artinya orang yang membuat orang lain ketakutan, orang yang menakut-nakuti orang lain. Dus, setiap orang yang membuat orang yang ia inginkan berada dalam keadaan ketakutan adalah seorang teroris. Ia telah meneror mereka, dan sifat "teror" melekat pada dirinya, baik ia disebut sebagai seorang teroris maupun tidak; baik ia mengakui dirinya seorang teroris maupun tidak.
Dalam Islam, tidak diperbolehkan untuk melanggar kesucian kehidupan seseorang, baik secara lisan, fisik, maupun finansial, tanpa ijin atau hak dari Sang Pencipta, Allah SWT. Setiap Muslim memiliki kesucian jiwa, harta, dan kehormatan, sebagaimana Sabda Rasulullah SAW :
“Barangsiapa membantu orang untuk membunuh kaum Muslimin bahkan dengan sebuah ucapan atau kurma, maka dia kafir.”

Kalau demikian adanya, maka apa namanya ketika tentara Amerika datang dari jauh ke Irak untuk membunuh dan menawan kaum Muslimin, seraya mengklaim bahwa mereka memerangi teroris, yang diartikan (menurut) mereka dengan menghancurkan masjid-masjid, menawan para Muslimah, menginjak-injak Al-Qur’an sebagaimana mereka melakukannya juga di negeri-negeri kaum Muslimin lainnya ? Tindakan inilah yang merupakan akar permasalahan terorisme yang hingga saat ini terus berlanjut.
Amerika, The Real Terrorist

Ungkapan di atas adalah fakta yang tidak terbantahkan. Terlalu banyak dan panjang catatan peristiwa sejarah Amerika yang dapat membuktikan bahwa Amerika adalah teroris sejati. Amerika dengan dukungan sekutunya NATO, berhasil menekan PBB untuk mengembargo Irak, pasca Perang Teluk Kedua (1991). Kaum Muslimin menjadi korban, tidak kurang 1,5 juta orang meninggal. Belum lagi mereka yang cacat dibombardir tentara Multinasional dalam Perang Teluk Kedua ini.
Setelah lebih dari 12 tahun embargo, tahun 2003 Amerika dengan sekutu-sekutunya menginvasi Irak, menggulingkan pemerintahan, dan membentuk pemerintahan boneka. Dalam aksinya ini, Amerika telah membunuh ribuan kaum Muslimin, baik anak-anak, orang tua, maupun wanita. Semuanya demi kepentingan Amerika dan sekutunya. Apakah aksi-aksi brutal ini bukan sebuah bentuk teror, bahkan puncak dari teror ? Dus, Amerika dan sekutunya adalah teroris bahkan teroris sejati? Sayangnya media massa menyebut warga Irak yang mempertahankan negaranya dari agresi Amerika itulah yang teroris, fundamentalis, ataupun pemberontak.
Contoh serupa terjadi di negeri-negeri kaum Muslimin lainnya, seperti Afghanistan, dan Pakistan. Bahkan contoh kasus negeri Muslim Palestina yang dijajah sejak tahun 1948 oleh Israel atas restu Amerika dan sekutunya, lebih menunjukkan lagi bahwa Amerika benar-benar teroris sejati. Serangkaian teror yang dilakukan agresor Israel atas kaum Muslimin Palestina tidak pernah mendapatkan sanksi. Tentu saja karena Israel dibesarkan dan dibela oleh Amerika. Setiap tahun, Amerika memberikan bantuan ekonomi kepada Israel tak kurang dari 3 miliar dolar USA. Ini belum terhitung bantuan militer yang dipergunakan untuk melakukan politik terornya kepada bangsa muslim Palestina yang tak bersenjata.
Jadi, semuanya sangat tergantung kepada definisi teror dan terorisme yang saat ini didominasi oleh definisi yang dibuat Amerika dan sekutu-sekutunya. Seandainya mereka membuat definisi standar "teror dan terorisme" yang dapat diterima semua pihak, mereka (Amerika) adalah pihak pertama dan teratas yang menempati daftar teror dan terorisme.
Jika definisi teror adalah membunuh rakyat sipil yang tak berdosa; anak-anak, wanita dan orang tua, maka mereka adalah teroris paling pertama, teratas dan terjahat yang dikenal oleh sejarah umat manusia. Mereka telah membantai jutaan rakyat sipil tak berdosa di seluruh dunia; Jepang, Vietnam, Afghanistan, Iraq, Palestina, Chechnya, Indonesia dan banyak negara lainnya.
Jika definisi teror adalah membom tempat-tempat dan kepentingan-kepentingan umum, mereka adalah pihak yang pertama, teratas dan terjahat yang mengajarkan, memulai dan menekuni hal itu.
Jika definisi teror adalah menebarkan ketakutan demi meraih kepentingan politik, maka merekalah yang pertama, teratas dan terjahat yang melakukan hal itu di seluruh penjuru dunia.
Jika definisi teror adalah pembunuhan misterius terhadap lawan politik, maka mereka adalah pihak pertama, teratas dan terjahat yang melakukan hal itu.
Jika definisi mendukung teroris adalah membiayai, melatih dan memberi perlindungan kepada para pelaku kejahatan, maka mereka adalah pihak yang pertama, teratas dan terjahat yang melakukan hal itu. Mereka bisa berada di balik berbagai kudeta di seluruh penjuru dunia. Aliansi Utara di Afghanistan, John Garang di Sudan, Israel di bumi Islam Palestina, Serbia dan Kroasia di bekas negara Yugoslavia, dan banyak contoh lainnya merupakan bukti konkrit tak terbantahkan bahwa The Real Terrorist adalah Amerika dan sekutu-sekutunya!
Terorisme, Perang Melawan Siapa?

Kini menjadi jelas siapa sebenarnya teroris sejati. Amerika bersama sekutunya telah melakukan teror kepada Islam dan kaum Muslimin sejak lama, diketahui bahkan direstui oleh dunia internasional. Ini sungguh tidak adil. Dunia diam saja dengan jumlah korban yang mencapai ratusan ribu dari umat Islam, namun berteriak-teriak lantang dan dipublikasikan luas jika dari pihak Amerika dan sekutunya yang terbunuh.
Sekilas realita teror dan terorisme ini cukup memberi contoh bentuk teror yang hari ini wujud di pentas dunia. Perang terhadap terorisme yang dikampanyekan oleh dunia internasional hari ini, di bawah arahan Amerika, tanpa memberi definisi dan batasan yang jelas terhadap "teror dan terorisme" telah menjadi alat efektif kekuatan pembenci Islam, untuk memerangi Islam dan kaum Muslimin. Melalui kampanye media massa dan elektronik internasional, "teror dan terorisme" telah didistorsikan dan dikaburkan sedemikian rupa; definisi, batasan, substansi, tujuan dan bentuk kongkritnya.
Adapun jika definisi teror dan terorisme distandarisasi, maka mereka yang akan menjadi pihak yang paling pertama, teratas dan terjahat yang terkena definisi tersebut. Oleh karenanya, mereka enggan memberikan definisi teror dan terosrime. Satu-satunya hal yang bisa dipahami seluruh umat manusia di dunia saat ini, bahwa "teror dan terorisme" versi hukum internasional (PBB yang mewakili kepentingan Amerika dan negara-negara adidaya lainnya) adalah Islam dan umat Islam, terutama umat Islam yang ingin hidup di dunia ini dengan merdeka penuh, bertauhid dan membela orang bertauhid, serta  ingin menjalankan Islam secara kaafah.
Wallahu’alam bis Showab!.

read more

Manfaat Proxy

0 komentar

Ketika kita mengakses internet secara otomatis kita mempunyai IP, apa itu IP ? IP adalah Internet Protokol yang merupakan nomer induk setiap user/web yang terhubung dengan internet, jadi dari sekian milyar orang yang terhubung dengan internet tidak ada satupun IP yang sama, nah bagaimana kita tahu menggunakan IP ini itu. IP diberikan otomatis oleh provider yang mengatur dan anda tidak bisa memilih, karena ini berkaitan dengan log ( catatan ) ISP, misal anda melakukan browsing ke sekian web dan catatan anda akan berada di ISP, log dihapus apa tidak itu bukan urusan anda.
Seringkali jika online ke suatu situs, misalnya situs abu-abu seperti situs tidak bermoral, maka sering kali kita nggak merasa enak menggunakan IP asli. Nah untuk menyamarkan IP ini digunakanlah Proxy. Apa itu proxy ? proxy adalah adalah tukang suruh kita, artinya kita bisa menyuruh IP tertentu untuk mengakses web tertentu yang belum tentu bisa dibuka oleh IP lokal. Selain itu fungsi proxy bisa untuk mempercepat akses internet dan juga digunakan sebagai internet blocking kontent porno, jadi secara umum fungsi atau manfaat proxy banyak. Maka fungsi atau manfaat sebuah proxy bisa bermacam macam tergantung orang memakainya.
Proxy yang kita kenal adalah proxy number, yaitu proxy yang menggunakan nomer IP tertentu yang kita setting pada browser, di mana kita mencari nomer IP proxy tersebut ? nah untuk silakan gunakan google.com untuk mencari proxy dengan kata kunci proxy free number atau semacamnya, usahakan menggunakan proxy anonimus, sebagai contohnya bisa anda lihat pada salah satu proxy yang pernah saya pakai : http://www.proxy4free.com/page1.html
Dalam keterangan daftar proxy biasanya tertera IP proxy, asal proxy,type proxy dan port atau lubang/celah yang bisa dipakai untuk menjalankan proxy tersebut. Misalnya anda menggunakan IP proxy 208.78.125.18 port 80 type anonymus dan asal proxy Amerika Serikat. Sebelum anda memasang proxy lebih baik anda lakukan whois dulu terhadap IP anda, whois bisa anda lakukan dengan masuk ke web ini http://www.whatismyip.com/ , jika anda masuk kesana akan ketahuan nomer IP anda, Your IP Adress is : 144.120.125.77 ( contoh ), ini adalah IP Telkomsel. Lalu mulailah untuk mengatur porxy untuk Firefox anda bisa mensetting pada Tools – Option – Advanced-Network-Setting-Manual proxy configuration, isikan nomer proxy dan portnya pada kolom yang tersedia, setelah itu klik OK. Untuk Opera dapat anda temukan pada Tools-Preferences-Advanced-Network-Proxy Server dan isikan nomer IP proxy serta portnya dan klik OK. Setelah anda lakukan test lagi ke http://www.whatismyip.com/ dan lihat nomer IP anda yang telah berubah bukan IP dari Telkomsel lagi namun IP dari United States, jika tidak bisa mengakses bisa dipastikan proxy tersebut tidak dipakai lagi alias diblok atau dipakai orang. Jika berhasil maka proxy sudah bisa anda pakai, jika memang anda senang dengan proxy itu maka anda bisa bebas surfing tanpa anda diketahui oleh pemilik web setidaknya anda tidak terlacak, terkadang kita bloking oleh beberapa web, terutama jika kita melakukan download dan kita selalu merasa diabaikan karena berasal dari Indonesia. Nah di sini fungsi proxy adalah mengakali agar kita tidak menggunakan IP lokal. Paham ?
Kemudian kita mengenal proxy web, proxy web berbeda dengan proxy number, proxy web tidak perlu menggunakan nomer IP dan tidak butuh settingan tertentu, yang dibutuhkan adalah sebuah web yang berupa proxy, nah didalam web tersebut disediakan kolom untuk mengetikan alamat web kita sehingga kita bisa surfing menggunakan web proxy tersebut. Sebagai contoh bisa anda cari di google dengan kata kunci proxy web. Misalnya http://www.zendproxy.com/. Fungsinya juga sama sebagai pengalih namun menggunakan proxy ini lebih lamban karena kita mendirect sebuah web dengan cara menyuruh orang lain bekerja ; “Tolong dunk .. bukain web ini !”. Jadi kita menyuruh web membuka web lain.
Demikianlah sekilas tentang proxy yang perlu anda ketahui, para hacker dan cracker bekerja selalu menggunakan proxy karena tujuannya untuk menyamarkan IP agar tidak tertangkap, namun cara kerja mereka lebih rumit karena mereka tidak menggunakan satu IP proxy, namun beberapa sehingga jika dilacak akan terasa sangat susah, terkadang ada layanan proxy yang tidak mau membuka siapa yang memakai atau memang begitu selesai memakai proxy tersebut log akan dihapus secara otomatis.

read more

ETIKA DAKWAH DUNIA MAYA : ETIKA POSTING DAN BERSIKAP

0 komentar
Etika Posting dan Bersikap

Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa internet adalah termasuk media tercepat dan termurah untuk menyebarkan informasi. Dalam satu kali klik, seluruh indonesia dapat mengakses informasi yang kita berikan. Dan hal ini tentu saja menimbulkan dua kemungkinan, yaitu menjadi potensi yang sangat baik atau menjadi potensi yang sangat buruk. Oleh karena itu, ada beberapa rambu-rambu yang perlu diperhatikan dalam memanfaatkan internet sebagai sarana penyebaran informasi.


1. Hendaknya informasi yang kita kirimkan adalah yang benar, dibutuhkan dan untuk umum
Ada banyak informasi yang ada disekeliling kita, sebagian informasi tersebut ada yang benar, meragukan atau salah sama sekali. Seorang yang mendakwahkan Islam harusnya memberikan informasi ketika dia telah memastikan kebenaran informasi ini, dan tidak menyampaikan informasi yang belum jelas kebenarannya sehingga akan mengundang mudharat. Bila perlu, ia mencantumkan sumber dan link yang bisa dibuka untuk informasi-informasi yang sensitif. Sehingga dengan adanya hal seperti ini kita terhindar daripada fitnah dan menggunjing, serta merugikan orang/kelompok lain. Allah berfirman:



يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu (QS al-Hujuraat [49]: 6)

Setelah kita memastikan kebenaran berita itu, maka hal yang harus kita pikirkan adalah “apakah informasi ini dibutuhkan?”. Karena ada informasi yang tidak dibutuhkan tetapi terkadang tetap diposting dan disampaikan. Hal seperti ini akan membuang waktu dan bisa jadi menyulut masalah yang lain. Di facebook sering kita lihat sindrom semacam ini, seolah-olah update status menjadi sesuatu yang wajib.



“Lagi melihat matahari terbit..”, lalu 5 menit lagi “Tidur lagi ah..”, terus 1 jam berikutnya “saatnya pergi ke kampus”, 30 menit lagi “ada pengemis di jalan, kesian banget deh..”, nggak lama kemudian “BRB, pergi ke neraka dulu..”. Ada juga yang sibuk mengirimkan ucapan selamat, hug, smile, kiss, love yang nggak penting seperti “Please accept this smile — I got it just for you!”, atau “I got you a special ♥heart!” dan lain-lain



كَفَى بِالْمَرْءِ إِثْمًا أَنْ يُحَدِّثَ بِكُلِّ مَاسَمِعَ
Cukuplah bagi seseorang berbuat dosa dengan menceritakan setiap apa yang didengarnya (HR. Muslim)

Selanjutnya, kita juga harus membedakan informasi mana yang hanya menjadi konsumsi internal dan informasi mana yang boleh menjadi konsumsi publik. Kehati-hatian seharusnya menjadi asas seseorang dalam menyampaikan informasi. Karena apabila informasi yang seharusnya menjadi konsumsi internal ternyata bisa diakses juga oleh publik, maka ini menjadi sesuatu yang sangat merugikan, bahkan sampai kepada tingkatan haram untuk menyebarkan informasi yang seharusnya tidak boleh disebarkan.

Kisah Hatib bin Abi Balta’ah dapat kita jadikan contoh. Ketika Rasulullah memerintahkan kaum muslim untuk merahasiakan tentang rencana futuh makkah. Hatib yang tidak memiliki saudara yang dapat melindungi harta dan kerabatnya akhirnya tergoda untuk menuliskan surat (menyampaikan informasi) yang harusnya tidak disampaikannya. Walaupun akhirnya Allah dan Rasulullah memaafkan tindakan Hatib yang lalai, tetap saja rasulullah memerintahkan Ali bin Abi Thalib untuk mencegat perempuan yang membawa surat Hatib kepada penguasa makkah agar jangan sampai rahasia itu jatuh kepada orang yang tidak berhak mengetahuinya.

Rasulullah juga menyampaikan:
إِذَا حَدَّثَ الَّرجُلُ بِاْلحَدِيْثِ ثُمَّ اْلتَفَتَ فَهِيَ أَمَانَةٌ
“Bilamana seorang membicarakan sesuatu kemudian dia menoleh kepadanya maka itu adalah amanah (HR. Abu Dawud)

Dalam setiap gerakan dakwah, terdapat kerahasiaan dan kehati-hatian. Dan hal ini harus benar-benar dipahami oleh setiap orang yang berada di jalan dakwah. Maka setiap ummat muslim, khususnya pengemban dakwah harus membiasakan untuk menyampaikan informasi yang perlu-perlu saja. Hal-hal yang tidak perlu menjadi konsumsi publik tidak perlu di-posting. Dan segala sesuatu yang bersifat rahasia tetap harus dijaga. Karena kehati-hatian dan kewaspadaan lebih utama daripada terlanjur lalai.

2. Mengabarkan berita baik untuk berbagi kebahagiaan sah-sah saja tapi jangan berlebihan



Allah menyampaikan di dalam al-Qur’an:
وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ
Dan terhadap nikmat Tuhanmu maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur) (QS adh-Dhuhaa [93]: 11)

Artinya sah-sah saja seandainya kita mendapatkan nikmat atau kebahagiaan dari Allah lantas kita menyampaikannya dan menceritakannya dengan saudara-saudara kita dengan harapan mereka juga akan termotivasi dan bersyukur pada Allah atas nikmat-nikmat yang juga mereka terima.

Tapi kita harus mengingat, bahwa tidak semua nikmat yang kita rasakan dan kita dapatkan harus kita ceritakan dan pampang atau kita posting. Maksudnya adalah kita hanya mem-posting yang perlu-perlu saja. Tidak semua hal harus kita posting, berusahalah untuk memposting sesuatu yang akan menginspirasi-memotivasi dan membagikan semangat, jangan terlalu berlebihan.

وَإِنَّ أَبْغَضَكُمْ إِلَّي وَأَبْعَدَكُمْ مِنِّي مِجْلِسًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ الثَّرْثَارُوْنَ
“Dan sesungguhnya orang yang paling aku dibenci dari kalian dan paling jauh dariku di hari kiamat adalah orang yang banyak bicara (HR. Tirmidzi)

3. Menghindari menyebarkan berita yang mengundang mudharat


Yang paling banyak kita temukan dalam posting di dunia maya adalah orang dengan niat yang baik dalam memberikan informasi, namun dia tidak sadar bahwa perbuatannya itu malah mengundang mudharat. Misalnya dengan posting:

“Teman-teman sekalian, ada situs yang sangat menghina Islam disini: www.linknya-dipaste-lagi.com, kita harus mengambil langkah terhadap penghinaan ini!”.


atau yang begini:

“Jaman sekarang ancur banget, ada film yang judulnya –JUDULNYA DISEBUTIN LAGI- yang isinya banyak banget tentang pornografi dan pornoaksi. Ada adegan dewasa euy disitu. Dunia semakin parah deh”



Oklah, mungkin yang nge-pos berniat untuk memberikan informasi, tapi tanpa sadar informasi yang dia sampaikan malah termasuk menyebarkan fitnah itu sendiri, dan semakin banyak orang yang akhirnya mengakses situs tersebut, lalu menyebarkannya kembali dan seterusnya. Apa hasilnya?. Hasilnya sang pembuat situs tadi senang gembira melihat jumlah visitornya yang melangit, lengkap dengan cacian yang paling seram yang bisa dilakukan manusia disitu yang semakin membuatnya punya alasan untuk membenci Islam dan menyudutkan Islam.

Kita harus ingat bahwa memberitahu seseorang tentang sesuatu yang buruk bukan dengan mencontohkannya.

Masalahnya, banyak orang yang awalnya tidak mengetahui malah jadi mengetahui dan mengakses situs-situs yang harusnya tidak boleh diakses. Walaupun mungkin ada manfaat ketika kita menyebarkan informasi semacam ini, tapi tetap saja menolak mafsadat lebih utama dari mendapat manfaat. Sesuai kaidah yang berbunyi:

إَنَّ دَفْعَ الْمَفَاسِدِ مُقَدَّمٌ عَلَى جَلْبِ الْمَصَالِحِ
Sesungguhnya, menghindari kerusakan, harus didahulukan dibanding mengambil manfaat.”

Jadi, ketika kita menemukan situs penghinaan terhadap Islam, informasi yang mengundang mudharat atau semacamnya, lebih baik kita lansgung tutup dan jangan pernah kembali. Tidak perlu membesar-besarkan dan menyebarkannya. Karena justru itu yang diinginkan pembuatnya. Toh hal yang semacam ini akan terus ada kapapnpun internet ada.

Kalau anda memiliki kekuasaan ataupun koneksi kepada orang yang bisa menghentikan, maka cukuplah informasi ini diberikan padanya saja dan tidak selain dia. Semua ini untuk menjaga agar fitnah tidak tersebar kemana-mana.

4. Tidak berlebih-lebihan dalam memberikan informasi


Seringkali kita menemukan banyak sekali hamilud dakwah yang justru ‘tebar pesona’ di setiap posting atau informasi yang dia berikan. Membuat postingnya seolah-olah terlihat ‘keren’, atau sesuatu yang diluar atau bukan kapasitasnya agar banyak comment yang mampir dan mengaguminya.

إن من أحبكم إلي وأقربكم مني مجلسا يوم القيامة أحاسنكم أخلاقا , وإن أبغضكم إلي وأبعدكم مني مجلسا يوم القيامة الثرثارون والمتشدقون والمتفيهقون
Diantara orang yang aku cintai dan paling dekat tempat duduknya denganku di hari kiamat adalah orang yang baik akhlaknya. Dan sesungguhnya orang yang paling aku benci dan paling jauh dariku di hari kiamat adalah ats-Tsartsarun (orang yang memaksakan diri untuk memperbanyak perkataan), al-Mutasyaddiqun (orang yang bicaranya kesana-kemari tanpa kehati-hatian) dan al-Mutafayqihun (orang yang sengaja memperluas cakupan pembicaraan dan membuka mulut mereka dalam pembicaraan tersebut serta memfasih-fasihkan/membagus-baguskan bahasanya dalam pembicaraan). (Muttafaq‘alaih)

Maka usahakan dalam setiap posting dan informasi yang kita berikan kita selalu berserah kepada Allah. Sama sekali tidak membuat-buat, atau membesar-besarkan perkataan, atau membuat sesuatu yang dibagus-baguskan. Kalaupun kita ingin memposting sesuatu yang menyemangati dan memprovokasi semangat, maka lakukan dengan hati-hati.

5. Tidak bersikap lemah, membuka aib diri sendiri ataupun orang lain dalam menyampaikan informasi
Saya rasa tulisan menyangkut masalah ini sudah banyak dibuat, begitu banyak tulisan yang bernada lebay, melo (melankolis) yang tidak seharusnya ditampilkan di posting. Ataupun posting yang membuka aib pribadi dan hal-hal privat yang harusnya tidak ada di ruang publik. Sehingga hal itu bisa mengundang fitnah kepadanya.



“sedang menunggu bidadari…”, “Malem jum’at enaknya ngapain ya?”, “aku menanti kedatangan dirinya..”, “siapakah dia yang selama ini aku rindukan..”, “aku tak mengerti siapakah aku saat ini”, “sedang mencoba merengkuh bulan”, “Cuma kamu yang terbaik buat aku..terima kasih kamu sudah sayang ama aku selama ini.. Mamah”, “Sudahlah…”, “Terimakasih Cinta….”, “Semua telah berakhir…” (terus terang saya suka ngakak lalu nangis kalo baca posting/status yang beginian)

Sedangkan Rasul telah memperingatkan kita untuk menjauhi fitnah:

إن السعيد لمن جنب الفتن
Sesungguhnya kebahagiaan bagi siapa saja yang menjauhi fitnah (HR. Abu Dawud)

Walhasil, atas semuanya itu kita dapat mengambil kesimpulan bahwa posisi kita sebagai hamilud dakwha telah membawa kita pada suatu kedudukan dan tanggung jawab yang lebih besar dan berat dibandingkan yang belum berkomitmen dalam dakwah. Setiap kata-kata, posting, informasi yang kita keluarkan akan diawasi dan dimonitor oleh semua pihak, baik yang suka ataupun yang tidak suka. Karena itu lebih berhati-hatilah dalam memilih informasi mana yang akan kita bagikan.

Dakwah memang sulit dan sudah sulit, jangan dibuat lebih sulit lagi. Refreshing boleh, bercanda boleh, asal jangan berlebihan dalam memanfaatkan dunia maya. Gunakan dunia maya sebagai wasilah untuk memperluas jangkauan dakwah. Bagikan semangat Anda pada yang lain dengan kontribusi apapun. Insya Allah semua yang kita lakukan di dunia maya termasuk kebaikan yang akan dicatat oleh Allah.



Wallahu a’lam bi ash-shawab

Akhukum Fillah,
Felix Siauw

read more

Senin, 01 Februari 2010

Kebohongan Bantuan Kemanusiaan Barat

Senin, 01 Februari 2010
0 komentar
Mengapa negara-negara Barat begitu bersemangat pergi ke negeri-negeri yang sedang tertimpa bencana? Apakah kepergiannya untuk memberikan pertolongan atau untuk tujuan lain? Apakah negara-negara kapitalis punya kepedulian terhadap rasa kemanusiaan sehingga mereka sampai bersaing melakukan “penyelamata” atas orang-orang miskin dan terlantar di antara umat manusia?! Ataukah mereka menyembunyikan belati beracun di balik jubah bantuan kemanusiaan ini?! Apakah asas ideologi kapitalisme mengenal nilai kemanusiaan sehingga mereka harus memobilisasi pasukannya, pesawat terbangnya, dan kapal lautnya untuk melakukan “penyelamatan” atas umat manusia yang sedang tertimpa bencana?!
Di Haiti, Amerika memobilisasi pasukan militernya, dan menyatakan bahwa misinya mengambil peran prioritas, mengendalikan bandara, dan mulai mengontrol setiap pergerakan pesawat. Dan terlihat jelas sekali bagi semua pengamat bahwa tujuan Amerika dan juga negara-negara Eropa tidak untuk menyelamatkan para korban dan membantu para pengungsi, melainkan perang untuk berebut pengaruh, kekuasaan dan kepentingan. Tampak di Haiti sejauh mana dekadensi moral yang berhasil dicapai oleh kaum kapitalis ketika bocor laporan penyelundupan anak-anak yatim Haiti untuk mereka perbudak, atau mereka gunakan sebagai suku cadang manusia, seperti yang terjadi sebelumnya oleh Perancis ketika mencuri anak-anak kaum Muslim di Darfur dari Chad.
Di London diadakan konferensi untuk “bantuan” dan “dukungan” kepada Yaman; dan di London juga diadakan konferensi untuk “rekonstruksi” Afghanistan. Sebelumnya diadakan konferensi di Paris untuk “bantuan keuangan” bagi warga Palestina. Begitu juga di Palestina ada bantuan keuangan bagi warga Palestina yang menjadi korban dari Perwakilan Amerika untuk Pembangunan, atau dari bantuan Uni Eropa yang di atasnya ditulis “pemberian” atau “hadiah” dari rakyat Amerika atau Uni Eropa untuk “kehidupan”!
Begitu juga konferensi “rekonstruksi” Irak di Madrid, konferensi “rekonstruksi” Gaza, konferensi Somalia, dan banyak lagi konferensi lainnya. Apakah negara-negara Barat kapitalis yang begitu sibuknya mengurusi persoalan Yaman, Afghanistan, Irak, Somalia, dan Palestina; begitu pedulinya mereka terhadap kaum miskin; serta begitu kasih sayangnya mereka kepada anak-anak yatim dan orang-orang terlantar?! Sehingga mereka meninggalkan urusan dalam negeri mereka dan krisis keuangan yang menimpanya?!
Apakah negara-negara kapitalis akan menghabiskan dananya untuk membantu manusia (rakyat) di negara-negara lain, dan membiarkan rakyatnya sendiri terlantar tanpa tempat tinggal, pendapatan, dan tidak memiliki pekerjaan?! Atau bahwa masalah ini adalah urusan dalam negerinya, sehingga ia harus mengurusi kepentingannya; atau semua itu merupakan wilayah jajahannya, dan perluasan pengaruhnya?!
Sesungguhnya, ideologi kapitalisme ini tidak mengenal nilai kemanusiaan (al-qîmah al-insâniyyah), bahka ia berlepas diri darinya. Sementara satu-satunya ukuran baginya adalah nilai materi (al-qîmah al-mâdiyyah). Begitu juga, bahwa kapitalisme ini menganggap penjajahan sebagai bagian penting dan mendasar, dimana penjajahan dijadikan sebaga metode penyebaran ideologinya. Jadi, sangat dangkal sekali jika seseorang berpikir bahwa bantuan yang diberikan oleh negara-negara Barat terhadap kaum Muslim, atau terhadap umat manusia lain yang sedang tertimpa musibah sebagai wujud rasa kemanusiaannya. Dan juga sangat tidak masuk akal jika kita melihat tangan mereka tampak putih, bersih dari tipu daya, kotoran, dan kelicikan, padahal tangan mereka berlumuran dengan darah.
Baca selengkapnya di sini

read more
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 

Follow me in the Fb

Followers

Page Range

Mutiara Kata

“Kita asyik dengan pertarungan militer, sukses menempa hati ikhlas, berhasil menciptakan cinta mati syahid. Tetapi, kita lalai memikirkan kekuasaan (politik). Kita tak sepenuh hati menggelutinya. Kita masih memandang bahwa politik adalah barang najis. Akhirnya, kita sukses mengubah arah angin; kemenangan dengan pengorbanan yang mahal bisa kita raih. Tetapi, menjelang babak akhir, saat kemenangan siap dipetik, musuh-musuh melepaskan tembakan ‘rahmat’ untuk menjinakkan kita.” (Tokoh Jihad Afghan-Arab)